Part 2

11.3K 713 6
                                    

Typo! Ck
~penyakit gw tuhh, warning aj sihh. Nanti kepeleset lgi!
So...becareful!

~Happy reading~

********************

Cukup lama iris legam dan Hazel itu bersibaku, masing masing menatap penuh puja pada dua Netra berbeda itu. tak ada tanda - tanda tuk menyudahi kegiatan yang begitu menyenangkan tersebut, atau sekedar mengurai pekukan memabukan itu. Ali dan Prilly seakan tenggelam dalam pesona dan ketertarikan yang kentara.

Sedetik kemudian.

"Maaf"Pria atletis itu berucap maaf, dengan begitu lembut ia membantu tubuh ramping gadis manis tersebut untuk berdiri tegak.

Lagi lagi Prilly dibuat terpaku oleh seuntai kata menggetarkan jiwanya yang Kingnya Utarakan. Wajah putihnya merah padam karna malu yang sangat berlapis.

'Maaf' empat huruf bermakna itu begitu jarang menjurus langka untuk Kingnya jabarkan. Namun kali ini? Ah! Bolehkah Prilly bermimpi?, Bahwa king mulai tertarik padanya!. Netra legam Ali lagi - lagi menjerat bola Netra Hazel terang itu. Yang entah kapan membuat Ali seakan ingin memandangnya terus menerus.

Pacaran itu tidak dapat dibohongi! Ada rasa kagum dan terpesona tersendiri untuk silawan jenis didepan mereka kini.

Pria ahli pianis ini mengerjab beberapa kali, kali ini ia mulai menyadari sikap ketertarikan yang kentara didirinya. Hatinya menolak keras apa itu cinta dan ketertarikan tak berarti. Baginya hanya semu dan kerugian belaka.

Tak butuh waktu lama untuk Ali beranjak menjauh dari hadapan Prilly. Ia tanpa sepatah kata berjalan melewati sigadis yang tengah sibuk pada rona dan detak jantung kian menggila.

Berbeda dengan Ali, Prilly masih berusaha untuk menormalkan detak jantungnya, yang bila di ibaratkan akan segera meloncat dari tempatnya .

Ia terkejut ketika tidak mendapati Kingnya dihadapannya lagi. Prilly sontak berbalik kala pendengarannya menangkap derap Kaki yang tepat dibalik tubuh mungilnya.

Belum sampai hitungan lima langkah, kaki Ali berjalan namun dengan begitu lantang Prilly meberhentikan laju Kingnya.

"Prilly.... Nama ku Prilly, king!" pekiknya nyaring, lorong yang sunyi mau tak mau membuat pekikan itu menggema keberbagai sudut. Prilly reflex, tak ada niat yang terbesit untuk meneriaki. Hanya hatinya yang menginginkan sang pujaan mengetahui Nama wanita yang begitu mencintainya ini.

Ali berhenti melangkah ketika letinganya menagkap pekikan nyaring tersebut, Dahinya bertabuk lipatan. Ia merasa bingung!. Baginya gadis itu aneh. Namanya Ali! Dan seingatnya tak ada bagian kata dari nama dirinya yang terbuat 'King'.

" Ali nama ku Ali, bukan king!". Ali menjawab, pria itu mengenalkan namanya balik. Dan seakan memberi Pringatan, bahwa namanya bukan King!. Ataupun sejenisnya.

Setelahnya kali ini Ali beranjak pergi, diberjalan tanpa menoleh. Dan Prillypun tak ada niat untung menghentikannya kembali. Baginya ini sudah lebih dari cukup.

Mencintai selama hampir Lima tahun bukan lah sebuah perkara mudah. Mengikuti kemana pun sang pujaan hati pergi! Dan melangkah. Memendamnya sampai menumpuk hingga sulit untuk diruntuh.

Selalu setia bermimpi akan berdiri disamping kingnya, mengenggam tangan besar itu seorang diri saja. Membuat ia menjadi imam serta panutan dirinya yang berselimut dosa ini.

Prilly selalu tak bisa mengontro senyum bila berdekatan dengan kingnya itu, sangat tak mampu menetralkan degup bahagia yang selalu membuncah ketika didekat Priannya.

Bukan pertama kali bertemu memang!, namun ini yang begitu istimewa dan akan selalu membekas direlung ulu hatinya.

Gadis manis itu tersenyum dengan begitu lembut yang dilingkupi kebahagian. Netrannya masih setia memandang punggung tegap yang selalu didambanya itu beranjak mengecil karna sang empu yang berjalan menjauh.

KINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang