Part 24

2.3K 222 39
                                    

___________________________
___________________________

Ali mengendarai motor gedenya dengan perasaan tak karuan, Bukannya tak percaya pada Prilly yang membawa Hana pergi, tapi entahlah Ali merasa resah memikirkannya. Hatinya terasa tak enak, Juga setitik Rasa takut terselip didalamnya.

Ali menggeram marah, seharusnya Ali biasa saja, Hana bukanlah wanita spesial dihidupnya, dan Prilly bukanlah wanita jahat yang harus ditakuti. Tapi kekalutan dihatinya ini tak bisa dibohongi, Bahwa..

Ali Takut Hana terluka!.

Ali mematikan motornya ketika sudah sampai dipekarangan rumah, menaruh helm ditempatnya dan melempar tas selempang sembarang, Ali menghela nafas berat, ia sedikit berat melangkah memasuki rumahnya itu.

"Ali, tumben pulang lambat?" Ali memaksakan tersenyum lebar "iya, Ada tugas tadi, Bu" Asih mengeleng kepala, Ai adalah Ibu Asuh Ali ketika pria itu masih sebesar genggaman, Asih menjagannya dan melimpahi kasih sayang, ekspresi dan suasana hati Ali sudah terhapal diluar kepala.

"Ada masalah, nak?" Asih mengelus punggung tegap Ali yang merabahkan kepalanya dibahu ringkih Asih. Ia peluk sayang juga tubuhnya

"Ali jatuh cinta"

Asih tersenyum simpul, sudah ia duga Alinya terlihat lesu karna cinta.

"Boleh ibu tau siapa dia?"

Ali terdiam, iya tak yakin ingin menyebut Prilly, sedangkan Pikirannya tak jarang tertuju pada Hana. "Prilly.... dan Hana" Ali ragu saat mengucapnya.

"Duan wanita?" Ali mengangguk mengiyakan

"Ibu boleh mengatakan Ali seperti, Playboy" Ali menegakan tubuhnya dari pelukan Asih.

"Sudah Ali jadikan kekasih?"

"Belum, bu"

Asih tersenyum simpul sebelum berkata "Ibu yakin, Ali tidak akan menyakiti hati perempuan, sebab Ibu dan Mama Ali juga perempuan. Kami akan ikut terluka apabila Ali sampai menyakiti hati mereka"

"Maaf" lirih Ali penuh sesal

Asih menggeleng tak suka, ia tempelkan telunjuknya dibibir Ali "Sstt, Ali tidak salah. Hanya sifat Labil remaja yang Ali miliki, sangat menganggu hati juga pikiran Ali untuk memilih"

"Tentukan Pilihan Ali, nak. Dan bawa wanita yang menerobos Hati anak Ibu ini kehadapan ibu" Lanjut Asih, Air mata menggenang dipelupuknya, rasa haru menyelimuti hati kecilnya. Alinya sudah tumbuh besar tanpa terasa.

"Kenapa menangis, bu?, Ali tidak suka!" Cepat cepat Ali menyapu lelehan Air mata yang telah menganak sungai dipipi Asih.

"Air mata bahagia, nak."

"Apa Ali sudah menemukan pilihan?" Asih mengalihkan pembicaraan.

Ali terkekeh miris "bagaimana bisa menentukan Pilihan, sedangkan Ali tidak tahu bagaimana cara menentukannya!"

Asih tertawa kecil "Lucu sekali, Nak."

Ali merengut tak suka

"Baiklah, maafkan ibu"

"Coba pikirkan, wanita mana yang sering bersama Ali?, Hati Ali merasa menghangat saat bersamanya walau dengan segala kekurangannya?, Ali merasa marah juga langsung menjadi sedih Hanya karna dia?, Coba cari dan gali lebih dalam Hati Ali yang tengah kebingungan mencari jalan itu" ujar Asih panjang lebar, ia tersenyum tipis melihat Ali tertegun mendengar ucapannya.

PRILLY

Tiba tiba terlintas sebuah nama dibenaknya, hanya namanya saja Ali sudah berdebar memikirkannya.

KINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang