Part 20

2.8K 210 21
                                    

______________________________
______________________________

"Oh Astaga Hana, kamu kemana saja?" Tsuma bertanya terengah engah, dari pintu masuk Basemant dan sampai dipertengahannya rata rata ia habiskan dengan berlari. Ketakutan Hana akan tersesat adalah alasannya mengingat anaknya itu sangat jarang kembali pulang kenegara kelahirannya.

"Ah Kaa-chan, Gomennasai aku terlalu terburu buru tadi" Hana memelas pada Ibunya. Tsuma hanya mengangguk ringan sebagai balasan. lalu ia menoleh pada sepasang muda mudi yang baru disadarinya tangah memperhatikan interaksi mereka.

"Kalian siapa?"

"Tadi aku tidak sengaja menabrak mereka Kaa-chan" Jelas Hana.

Tsuma menggeleng "kau masih saja cereboh, nee" Hana meringis menyadari Tsuma tengah menyindirnya.

Ali dan Prilly terdiam melihat interaksi hangat ibu dan anak didepan mereka, setetes rasa Iri masih bisa Ali Prilly rasakan.

Tsuma menatap Ali yang diam diam curi curi pandang dengan anak gadisnya, lalu ia tersenyum penuh arti pada lelaki kearab araban itu. "E-etto, hhnn Go-gomennasai Nii-san" terbata Hana meminta maaf.

Ali merinyit. "Apa?, maaf A-aku tidak mengerti, bisa kau ulangi?" sedari tadi Ali memang tak mengerti bahasa bahasa aneh yang gadis itu ucapkan. Terkadang berbahasa indonesia dan terkadang pula bahasa yang belum pernah didengarnya.

Plak!.

Hana menepuk jidatnya, bagaimana bisa ia lupa. Bahwa sekarang dirinya ada diindonesia, bukalah Okinawa. "Gomenn Gomen, maksudku aku meminta maaf  karna telah menabrakmu tadi." Jelas Hana. Yang masih saja memakai logat jepangnya.

"Apa itu Gomenn?" tanya Ali penasaran.

"Artinya Maaf, nak... Hn watashi wa desu ka?" Tsuma menjawab tidak beda jauh dari Hana.

Ingin sekali rasanya Ali membenturkan kepalanya ketanah...

"Tolong, gunakan Bahasa Indonesia!" Tegas Prilly Datar yang sedari tadi terdiam, ia cukup terusik dengan bahasa campur aduk sepasang ibu Anak didepannya itu.

Tsuma dan Hana serempak menggigit bibir bawah, merasa bersalah karna terus menerus berbicara bahasa jepang, yang jarang dimengerti orang orang indonesia. Seperti Ali dan Prilly.

"Maafkan kami" Hana dan Tsuma serempak ber-ojigi.

Ali meneguk ludah, matanya mengerjap tak percaya melihat Ibu dan anak itu membungkuk 90° derajat didepan mereka. Dan dari bungkukkan 90° itu Ali baru tahu bahwa Hana dan Tsuma berasal dari negara jepang yang bisa bahasa indonesia?.

"A, A.. Tidak papa jangan seperti ini ku mohon, anda lebih tua dari saya.." Ali menyentuh bahu kiri Hana dan bahu kanan Tsuma yang sudah kembali berdiri tegak didepannya. Ia merasa tak enak dengan bungkukkan kedua wanita itu.

Hana mengulum senyum "ini kebiasaan orang Jepang, Nii-san"

"Apa itu Nii-san?" Tanya Ali lagi.

"Kakak" jawab Hana manis.

Ali terkekek kecil, "ku rasa umur kita sepantaran.. Jadi tidak perlu memanggil kakak, ohya siapa namamu?"

"Himeka Hana" gadis bersurai panjang itu kembali ber-ojigi singkat.

Ali mengulum senyum. "Kau manis sekali..."

Blush!.

Pipi Hana memerah seketika, ia dipuji bukan sekali, tapi untuk yang kali ini hatinya dibuat berdebar hangat untuk pertama kalinya. Oleh orang asing yang baru pertama kali ditemuinya.

KINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang