part 11

4.5K 353 26
                                    

Gimana sama part 10?.... Dpt gk sihh feelnya,  sumpah yaaa bikin adegan pembunuhan itu susahhh bgtt!!!, klo menurut aku sihh part 10 itu biasa aj. Gk bikin deg deg gan gituh. Pdhl aku udh bela belain baca baca creepy pasta and urban legend...😢😢 tapi ya sudahlah....

⚠⚠⚠Typo merajalela!!! Washpadalh!. Washpadalah!. Washpadalah

~Happy reading~

********************

Isak tangis saling sahut menyahut mengiringi tahap demi tahap persemayaman terkhir korban pembunuhan laki laki berusia 20 tahunan yang tewas mengenaskan dirumahnya sendiri. Sang ibunda. Anita begitu tak kuasa membendung air matanya. Untuk tidak jatuh, namun apa daya putra satu satunya yang wanita itu miliki, begitu cepat meninggalkan ia dan sang suami dengan cara teragis seperti ini. Tubuh wanita beranak satu ini. Pada akhirnya tumbang, dengan sigap sang suami membopongnya. Dengan keadaan tak beda jauh dari sang istri, begitu Kacau.

Para pelayat hanya mampu terdiam sambil menatap iba pada sepasang suami istri yang tengah saling menguatkan diri masing masing, mereka baru saja kehilangan sang putra semata wayang. Jadi Tak perlu heran melihat mereka begitu rapuh.

Ali menatap sendu pusara tanah merah nan basah sang sahabat yang diselimuti kembang tujuh rupa, tengah menonjol tepat dihadapannya. Kemeja hitamnya kotor diberbagai tempat. Akibat ia yang turun tangan sendiri membantu sahabat untuk keperistirahatan terakhirnya. Ali tak setega itu hanya duduk diam menyaksikan kawan dikubur. Tanpa membantu. Ali mengedarkan pendangan disekelilingnya. Matanya kembali memanas. Melihat banyak orang yang rela menjatuhkan air mata untuk sang kawan.

Ali tak pernah menampik setiap prilaku berutal Iky kepada orang orang. Namun Ali tak ingin menampik pula. Bahwa seorang Iky adalah lelaki yang berhati lembut pada sesama, Dan pastinya tidak menganggu ketenangan Iky tersendiri. Yang bisa Ali lakukan hanya mendoakan sang sahabat supaya ditempatkan disisi maha kuasa dan untuknya supaya semoga bisa kembali menata hidupnya yang akan semakin sepi setelah ditinggal Iky.

Begitu banyak pertanyaan yang pemuda lajang ini ingin jabarkan. Sebenarnya Siapa yang tega merenggut nyawa Iky dengan begitu keji?. Apa tujuannya?. Dan kenapa pula Para aparat kepolisian seolah begitu bodoh dan menutup nutupi titik terang dari sang pelaku?. Benar benar begitu aneh. Lirih Ali dalam hati.

Mentari perlahan mulai beranjak kembali keperaduannya. Para pelayat sedikit demi sedikit meninggalkan Tpu umum dijakarta pusat ini. Sang sahabat dari sikorban pembunuhan pun hanya tersisa Yuda yang tengah berjongkok sedih sembari tangannya menyentuh nisan sahabat seperjuangan. Isak tangis samar samar masih setia terdengar dari Yuda. Tak lama ia mengusap wajahnya kasar. Lalu bangkit. Setelahnya laki laki itu, Menepuk bahu tegap Ali. Sontak Ali memfokuskan dengan penuh pandangannya pada Yuda.

Sebelum memulai percakapan, terlebih dahulu Yuda menghela nafas berat. "Ini sudah yang ketiga kali setelah kedua orang tuamu...bukan hanya kau yang terluka... Namun kami juga!, dan berharaplah semoga tidak ada yang selanjutnya" setelah berhasil menjabarkan rentetan kata. Yuda langsung berbalik dan pergi dari pemakaman dan meninggalkan Ali sendiri dengan kebingungan serta kegundahan hati yang melandanya.

Ali menunduk dalam. Perkataan Yuda seolah menghantamnya telak, bahwa sudah banyak orang orang disekitarnya tewas dengan mengerikan. Tapi Ali berani bersumpah, bahwasannya laki laki itu tidak memiliki musuh!, jangankan musuh teman pun dapat dihitung dengan jari!. Dalam keadaan menunduk, Ali kemudian berjongkok menyamakan tinggi dengan nisan kayu yang bertahta nama Muhammad Rizkiy. Sungguh nama yang indah bukan?.

"Kau yang ketiga... Entah siapa yang keempat!, apa kau tahu?. Aku lelah dengan ini!, aku tidak memiliki musuh bukan?. Tapi kenapa mereka merebut kalian?." Ali berucap pilu. Sesekali tangannya terangkat guna mengusap wajahnya yang sudah pasti kembali basah Air mata. Hening sesaat. Tak lama Ali menghela nafas berat, lagi.

KINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang