part 17

2.6K 230 20
                                    

Kecepetan Up nih gw!, elah.

Note!; siapkan ember, kantong kresek, panci, baskom dan sebagainya. Buat muntah! Karna part 17 ini sungguh!. Aarrrgghh Sangat sangat (Najis)!!!.
______________________________
______________________________

Disana, diseberang sana lebih tepatnya. Ali berdiri gagah dengan tangannya yang ia selipkan dikantong celana sma. Netra legamnya memandang lurus Hazel Prilly yang mulai bergetar Hatinya, ditatap sedemikian rupa oleh kingnya.

Laki laki itu mendekat perlahan. Lagi lagi mereka dipertemukan dengan tak sengaja. Ali yang telah selesai bermain piano dan Prilly yang mungkin berjanji dengan teman diruang tari.

"Kenapa tangannya?" Pemuda itu mengambil tangan kanan Prilly yang berbalut perban.

Gadis itu tertegun sejenak, hatinya berdesir hebat atas sentuhan Hangat Alinya ditangannya. "Tergores kaca"

"Bagaimana bisa sampai tergores kaca?" Ali membolak balikkan tangan mungil itu perlahan. Sembari terus bertanya tanya akibat dari luka yang diderita empunya.

Prilly mengigit bibir bawahnya gemas. Ali kepo!.

"Tak sengaja menyenggol gelas, dan terluka saat ingin membersihkan serpihannya" tak mungkin Prilly berkata jujur bahwa ia menonjok kaca sampai membut garisan panjang ditangannya.

"Apa sampai separah ini?" Ali mimincing mata curiga. Tidak percaya alasan tak masuk akal gadis didepannya ini.

Perempuan itu mengantupkan bibirnya rapat rapat, sangking sibuknya menetralkan detak jantung malah membuat dirinya memberi alasan tak logis.

"Y-ya ke-kebetulan gelasnya cukup besar"

Ali terkekeh kecil "benarkah?. Kau tidak berbohongkan?. Ini lebih pantas luka karna menonjok kaca dari pada tergores serpihan gelas"

Berulang kali Prilly mengerjabkan matanya. Alinya tertawa, terkekeh kecil maksudnya. Demi dewa!, pria didepannya ini begitu tampan saat bibir merah itu melengkung sempurna. Oh tuhan Pipi Prilly memanas rasanya.

Ali mengehentikan kekehannya "kau kenapa Prill?. Wajahmu memerah, apa kau sakait?" Ntah sadar atau tidak Ali bertanya begitu panik dan khawatir. Ia tepuk pelan pipi merah Prilly yang bengong menatapnya.

Tolong kepalaku pening!

Oh tuhan, Aku akan pingsan.

Bugh!

"PRILLY?!"

*****

Prilly melenguh pelan. Penciumannya sedikit terganggu karna minyak kayu putih yang berjarak terlalu dekat indra berlobang dua itu.

"Akhirnyaa, kau sadar juga"

"Hah? King?" belum reda pening dikepalanya Ali malah menambahnya sakit itu dengan wajah hanya berjarak lima centi dari hidungnya.

Ali mengerutkan dahinya bingung "King?. Aku Ali, A L I" Ia menekan perkataannya. Demi apapun Ali tak suka Prilly memanggilnya King!. Apabila ingin panggilan sayang, Sweety kan bisa knpa jadi king?. Tidak nyambung sekali.

Prilly tergagap seketika. Lalu tersenyum yang menjurus meringis. "Oh ya. Bagaimana aku bisa sampai di-disini?"

Ck!

Ali berdecak jengah. Mengalihkan pembicaraan.

"Kau tidak ingat?. Tadi kau pingsan lalu aku gendong kau sampai kesinih, dan inih aku belikan roti"

Prilly kembali merasa pening dan panas dipipinya. Otaknya seakan berputar serupa gasing kala membayangkan Ali menggendongnya dari lorong ruang musik sampai keUks. Sungguh, Musik dan Uks itu jauh!. Oh tuhan apakah lucu bila Prilly kembali pingsan.

"Hey, hey Wajah mu kembali memerah?. Sebenarnya apa yang terjadi?, kau sakit?. Baiklah baiklah. Kau makan dulu roti ini setelah minum obat ini" Ali berujar panik dan terkesan cerewet. Sembari menyodorkan sebuah roti isi pada Gadis dengan wajah merah didepannya itu.

Prilly merem melek melihat roti yang disodorkan King. Kepalanya semakin berputar cepat. Tangannya sudah begitu dingin menahan debaran jantungnya.

Jangan Pingsan Prilly, jangan Pingsan.

Sekali, dua kali, tiga kali. Prilly menghela nafas panjang. Sesekali ia meremas dadanya yang membuncah hebat atas perhatian sederhana yang Alinya tunjukan padanya.

Sedangkan Laki laki itu mengangkat Alis tebalnya tinggi tinggi. Kenapa Prilly ini?, asmakah?. Batinnya bertannya tanya. Gadis itu selalu memerah dalam sekejap. Berkeringat dingin dalam hitungan detik, penyakit apa sebenarnya. Ah Ali jadi prihatin pada gadis itu. Masih berusia muda malah menderita penyakit mematikan. Lihat saja gadis yang bernama Prillybie itu, ia terus menghela nafas berkali kali. Dengan keringat dingin bercucuran sedari tadi.

"Apa kau baik baik saja, Prilly?" Ali bertanya lembut kembali, ia tempelkan punggung tangannya didahi Prilly yang basah keringat.

Sedikit panas. Mungkin demam?. Tapi seperti ini kah gejalanya?. Kalo begitu E- ini gejala demam yang kelewat berlebihann.

Oke baiklah ini tidak lucu. Sungguh Ali panik melihat wajah Prilly yang benar benar merah padam. Keringatnya semakin banyak. Tangannya meremas seprai putih matras yang didudukinya.

"A-aku t-tak apa, aku tak apa su-sungguh" Prilly berusaha meyakinkan Ali dengan tampang memelasnya. Tak ada maksud apa apa. Ia hanya ingin Ali duduk diam dan bila perlu jangan berbicara sepatah katapun. Sesak nafas dan peningnya itu disebabkan oleh Ali sendiri. Tak sanggup rasanya Prilly menerima segala perhatian dari Ali. Jangtungnya tak tahan. Prilly takut jantungnya kenapa kenapa karna pria yang dicintainya itu. Akan ada perang bila Nadia tahu dirinya hampir meregang nyawa karna Ali. Wanita pemarah itu pasti tak akan segan segan memukul kepala Ali dengan besbol.

Ok, ini berlebihan!.

"Baiklah Prilly, tarik nafas buang, tarik nafas buang. Tenangkan dirimu" walau terdengar konyol tapi Prilly tetap memperagakan apa yang Ali intruksikan.

Prilly terus melakukannya berulang ulang, Dengan menyugesti dalam hati agar tetap tenang dan terkesan elegan didepan Kingnya.

Ali menatap jenaka pada gadis yang tengah menarik dan membuang nafas itu. Tak habis pikir dirinya pada Prilly. Tanpa ada alasan yang jelas. Malah sesak nafas. Haha benar benar lucu!.

"Sudah baikan?"

"Y-ya s-sedikit"

Sudah sesak nafas, kini gagap pula?. Oh God!.

"Ini makanlah" Ali menyodorkan roti isi.

"Te-terima k-kasih" Susah payah Prilly membuat tangannya agar tidak bergetar kala mengambil Roti pemberian king.

Hahhaha

Eh?

Mati aku!

Sudah tamat sudah Prilly gadis itu terpaku menatap Tawa menggelegar Ali yang begitu lepas kedengarannya. Dapat Prilly bayangkan bagaimana posisi yang pas saat tubuh mungilnya Kembali limbung.

"Kau begitu lucu Prilly" Ali mengacak gemas rambut lebat gadis yang menatapnya itu. Lelaki itu tak berbohong Prilly begitu menggemaskan kala dilihat dari dekat. Terlebih manik hazel terang itu Ah ingin sekali Ali mengecupnya.

Tanpa Ali sadari sifat Aslinya mulai tampak kembali pada gadis bernama Prilly ini. Ia mulai berbicara banyak, mulai menghawatirkan seseorang, dan mulai merasa getaran getaran aneh dihatinya.

Tuhan tolong aku, aku akan pingsan lagi sekarang.

Dugh!

"Eh Prilly, kok pingsan lagi?"

*****

~Tbc

cepet kan?. Sangking cepetnya sampe jadi terlalu cepat,

ck!. Sumpahhh, ini part alay bgtttt!!!

Aduhh gw mau muntah rasanyaa...

Banjarmasin, kalimantan selatan.
10/7/17.
Nanad ❤❤.

KINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang