part 4

7.2K 573 9
                                    

Typo!, Ck.
~penyakit gw tuhh
So... Becareful guys

~Happy reading~

********************

Seorang wanita semampai terlihat tangah brjalan dilorong koridor. Banyak pasang mata yang memperhatikannya, banyan nyinyiran tentang gaya angkuhnya. Gadis itu melangkah anggun is taking mempermasalahkan berbagai tatapan Yang mengarah padanya.

ia gadis cantik dengan tubuh damping Dan semampainya. hidungnya mancung disertai bibir tipis merah menggoda. tak dipungkiri wajahnya di balut dengan make up yg cukup tebal disetiap sisinya. Seorang murid pindahan karma kasus kenakalannya sendiri. Anak pejabat setempat. Ia gadis Yang sombong selalu menilai seseorang sebelah Mata Dan take sederajat dengannya.

"Siapa tuh"

"Tau, murid baru kali!"

"Songong banget kayanya kesel gue!"

"Semoga aj gak sekelas sma gue..."

"Tapi cantik ueyy"

Desas - desus terdengar mengiringi langkah angkuh kaki jenjang itu, terkadang ia menggeram marah kala beberapa siswi disini dengan terang terangan mengatainya. Namun juga tak sedikit Yang memuji kecantikannya Dan itu cukup membuatnya mengangkat dagu sombong.

********************

"Selamat pagi anak - anak" Ibu Gusti menyapa riang Penghuni 12IPa 2. Kelasnya.

"Pagiii" seperti hukum Alam para murid akan dengan senang hati setia menjawab malas disertai nada mengalun panjang itu yang sudah menjadi tradisi kala semasa Sd.

"Kalian akan kedatangan murid baru!" guru paruh baya itu kembali berucap riang. Kali ini anak didiknya tidak menampilkan wajah malas mereka. Sebaliknya mereka tengah bahagia luar biasa.

"Cewe apa cowo bu?" siswa bertanya dengan gaya tengilnya.

"Cewe!" kaum adam seketika bersorak gembira, terancang rapi dibenak mereka bagaimana menggoda atau mengajak makan siang simurid baru. Lain hal dengan kaum hawa mimik wajahnya seketika berubah sinis. Bagi mereka ini adalah bencana. Bila ia cantik mereka akan tersaingi, bila ia baik mereka Akan tidak lagi digoda oleh para lelaki dikelas.

Seorang gadis berparas menawan terlihat memasuki kelas itu, ia masih setia mengangkat dagunya. tak perlu susah tuk menebak bagaimana orangnya. Yang pasti ia terlihat sudah dinilai buruk oleh segelintir orang dengan sikap sombong dan sok berkuasanya itu. Namun bagi para pria buaya darat. Apa peduli mereka?, asalkan cantik dan pantas dipamerkan pada teman segeng, itu sudah cukup. Tak perlu sikap wanita mesjid yang mereka butuhkan.

"Silahkn, Perkenalkan dirimu!" guru itu memperkenankan gadis disampingnya ini untuk pase perkenalan. Pertama tama Gadis itu menganggukan kepala mengerti. "Laras Atmajaya, gue pindahan dari new york!" Singkat dan padat ia berucap. Seutas senyum ia siratkan. Bukan senyum simpul seperti pada umumnya melainkan senyuman miring seperti meremehkan. Dri ubun ubun terlihat asap mengepul dan wajah memerah menahan amarah dari para siswi yang seperti merasa diremehkan. Padahal sudah jelas. Belum tentu yang dimaksud Laras adalah mereka. Tapi yang namanya wanita?. Selalu menilai sebelah mata.

"Baiklah kmu boleh duduk di__"

Ucapan Ibu Gusti terpotong kala netranya menangkap Prilly yang santai melongos melewati ia dan Laras. Ia mengehela nafas kasar. Baginya ini biasa, tak perlu emosi anggap saja ini ujian tak tertulis yang diadakan pihak sekolah. Terlambat!, terlambat!, dan terlambat lagi. Sudah lebih dari biasa. Menemui sang pujaan hati dan mengabaikan pelajaran. Sungguh ia bosan.

Prilly melangkah tegas kebangkunya, pojok pling belakang, ia seakan buta dengan berbagai pasang mata yang memperhatikannya. Ulah Prilly tersebut tidak luput dari pandangan Laras yang memandang heran atas kelakuan Prilly tersebut, ia begitu heran dengan wanita berambut panjang itu. Dirinya begitu acuh dengan sekitar bahkan gurupun ia lewati. Laras akui dirinya nakal dan bandung tapi tak separanh Prilly!.

KINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang