Sejak hari dimana Lana mengucapkan terima kasih pada Alan dan mendapat gertakan dari pacar Alan, Lana tidak pernah lagi bertegur sapa dengan kakak kelasnya itu.
Sudah terhitung 12 hari sejak kejadian itu, ada sesuatu dalam diri Lana yang tidak terima ketika mengetahui fakta bahwa Alan telah memiliki pacar dan dia tidak boleh berdekatan dengan Alan.
"Lan, jalan yuk!! Kemana gitu, bosen gue di rumah." Ucap Vie dengan memainkan ponselnya.
Tak mendapat sautan dari Lana, Vie pun menolehkan pandangannya ke arah Lana yang sedang melamun.
"LAN" panggil Vie dengan suara yang di keraskan dan tangannya menepuk bahu Lana sedikit kencang.
"Oh eh apa?" Tanya Lana kaget.
"Lo kok hobi banget sih ngelamun. Ngelamunin apaan sih?" Tanya Vie jengkel.
"Siapa sih yang ngelamun? Gue nggak ngelamun kok." Ucap Lana membela diri.
"Nggak ngelamun kok ditanya nggak jawab - jawab. Lo ngelamunin apaan sih Lan? Kak Alan? Masih keinget kejadian waktu itu." Ucap Vie yang waktu itu melihat Lana mendapat gertakan dari Keira, pacar Alan.
Waktu itu Vie mendapatkan tugas piket membersihkan kelas bersama beberapa temannya dan ketika selesai piket, ia keluar dari kelas berniat pulang ke rumah, namun saat melewati koridor kelas 11 di lantai 1, Vie melihat Lana mengobrol bersama Alan. Vie ingin menghampiri Alan dan Lana, tetapi baru berjalan tiga langkah, Vie melihat seorang cewek yang diketahuinya juga kelas 11 datang menghampiri Alan Lana dan langsung merangkul lengan Alan. Tak lama kemudian, Vie melihat cewek tadi memarah - marahi Lana.
"Nggak kok." Jawab Lana.
"Yaudah daripada lo ngelamun, mending kita nge-Mall yuk sekalian gue mau ke salon." Ajak Vie pada Lana.
"Males ah. Capek gue." Ucap Lana sambil membaringkan tubuhnya di kasur empuknya.
"Capek apaan? Orang lo juga nggak ngapa - ngapain." Ucap Vie jengkel.
"Capek hati Vi" ucap Lana dalam hati.
"Gue semalem habis ngerjain banyak tugas tau." Ucap Lana.
"Kayaknya seminggu kemarin kita cuma punya 2 tugas doang deh. Itu juga cuma 15 sama 5 soal doang deh nggak banyak - banyak amat." Ucap Vie menyebutkan tugas mereka.
"Ya... tapi kan.."
"Udah ah nggak pake tapi - tapian langsung aja kita berangkat. Lo tinggal ganti baju doang. Cepet!! Gue tunggu 15 menit, kelamaan gue bilang ke kak Alan kalo lo suka sama dia." Ancam Vie ketika mendengar Lana akan membantah.
"Gue nggak suka sama dia Vi." Ucap Lana jengkel.
"Gue nggak mau tau. BURUAN!!!" Perintah Vie pada Lana.
++++++++++
"Beib, kita jalan - jalan yuk. Aku bosen nih di sini. Kamu dari tadi diem mulu." Ucap Keira manja.
"Beib"
"Lan"
"AIDAN ALANO ARGANI ACHMAD" teriak Keira karena dari tadi orang yang dia panggil - panggil tidak menyahutinya.
"Apaan sih Kei? Nggak usah teriak - teriak." Ucap Alan sebal.
"Habis kamu aku panggil - panggil dari tadi nggak nyaut - nyaut sih. Kita jalan yuk Lan." Ucap Keira kembali dengan nada manjanya.
"Males Kei." Kata Alan singkat.
"Aku marah kalo kamu nggak mau." Ancam Keira.
"Yaudah ayo cepet." Pasrah Alan.
++++++++++
"Kita nyalon yuk Lan. Gue udah lama nih nggak nyalon." Ajak Vie ketika dia dan Lana telah sampai di Mall.
"Males. Mending lo ke salonnya sendiri, gue mau ke cafe." Ucap Lana.
"Lo mah nggak asik Lan. Yaudah deh tapi lo harus nunggu gue nyampe kelar. Oke?" Ucap Vie.
"Iya. Bye."
Lana dan Vie berpisah. Lana menuju ke Cafe di Mall tersebut dan Vie berjalan menuju Salon.
Sesampainya di Cafe, Lana langsung duduk di tempat duduk yang berada sedikit pojok. Tak lama pelayan datang dan Lana memesan makanan dan minuman.
Lana melihat sekeliling. Saat matanya menatap pintu masuk, ia melihat dua orang yang dia kenal. Salah satu dari keduanya merupakan penyebab jantungnya berdetak lebih cepat dari normal. Dan satunya lagi merupakan pacar dari orang pertama. Alan dan Keira.
Matanya mengikuti kemana Alan dan Keira berjalan. Tak jauh dari tempat duduknya, Alan dan Keira duduk.
"Hai Lan." Sapa seorang cowok yang memakai jaket merah.
"Eh. Hai Zi." Lana balas menyapa.
"Gue duduk sini ya Lan." Pinta Zio, cowok berjaket merah.
"Iya."
"Lan, lo bisa nggak nanti nemenin gue bentar. Gue mau nyari kado buat adik gue." Kata Zio.
Lana sedang memandangi Alan dan Keira, tak sengaja matanya dan mata Alan bertemu karena posisi Alan yang menghadap ke arah Keira dan Keiea yang memunggungi Lana, walaupun hanya beberapa detik.
"Lan, Lana" panggil Zio dengan mengibas - ngibaskan tangannya di depan muka Lana.
"Apaan Zi?" Tanya Lana.
"Lo kenapa? Sakit?" Tanya Zio.
"Nggak kok. Lo tadi ngomong apaan?" Tanya Lana.
"Lo bisa nggak nemenin gue nyariin kado buat adik gue?"
"Bisa kok kapan?" Tanya Lana.
"Nanti kok. Lo habisin dulu makan lo" jawab Zio.
"Iya."
Lana kembali mengamati Alan dan Keira. Kini Lana melihat Keira tengah menyuapi Alan dan kemudian bergantian.
"Sekarang aja Zi gue udah kenyang." Ucap Lana dengan menarik tangan Zio karena melihat adegan tadi.
Lana meninggalkan 2 lembar uang berwarna biru di mejanya dan kemudian keluar bersama Zio menuju beberapa toko untuk mencari kado adik Zio.
Setelah menemukan beberapa kado yang telah dibungkuskan, Lana diantar pulang oleh Zio. Ia lupa jika tadi ia berangkat bersama Vie dan diminta untuk menunggunya. Itu semua karena kekesalannya pada Alan dan Keira.
Bersambung
23 Januari 2017
*ada Zio di MulmedGimana ceritanya? Makin absurd ya?
Makin banyak typo? Maklumin ya masih belajar.
Jangan lupa Vote Comentnya!!! Ditunggu bangetttttttt
Capek tau ngetik. Di hp lagi. *curhat*
KAMU SEDANG MEMBACA
Not the Same
Teen FictionSatu detik. Satu menit. Satu jam. Satu hari. Nggak ada yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, kecuali Sang Maha Tahu. Akan ada perubahan yang terjadi dalam setiap kehidupan makhluk-Nya termasuk juga... perasaan? Hati? Sakit? Sedih? Tentu semua...