Part 19

45 9 0
                                    

"Lan." Panggil seorang cowok pada Lana yang baru saja keluar dari kelasnya.

"Iya Zi." Sahut Lana setelah melihat orang yang memanggilnya.

"Lo balik sama siapa?" Seorang cowok berjalan menghampiri Lana.

"Gue balik sama Vie sama Vito."

"Bareng gue aja gimana?"

"Ngapain lo ngajakin Lana balik bareng lo?" Vito berjalan menghampiri Lana, Vie dan Zio -seorang cowok yang tadi menghampiri Lana dan Vie-.

"Terserah gue lah. Apa urusannya sama lo?" Ucap Zio nyolot

"Sans lah Vit, Zi. Jangan pada nyolot gitu." ucap Vie mencegah pertengkaran.

"Teman lo tuh yang nyolot. Ngiri ngomong. Lan, lo inget ibu - ibu yang lo tolongin kemarin nggak?" tanya Zio pada Lana.

"Ngapain juga ngiri sama lo. Nggak berfaedah banget." Sahut Vito jengkel.

"Sstt. Udah lah. Kok lo tau, gue kemarin nolongin ibu - ibu?"

"Palingan juga kemarin dia ngintilin lo." ucap Vito dengan nada mengejek.

"Apa sih lo. Rusuh banget." Sahut Zio.

"Udah deh. Emang kenapa Zi?" ucap Lana.

"Hai guys. Apa kabar? Pada nungguin gue nih ya?" tiba - tiba seorang cowok dengan tampilan yang acak - acakan datang menghampiri mereka. Aji.

"Sok asik lo." Sahut Vie.

"Lah gue nggak sok asik tuh. Ayu ting - ting baru asik. Sik asik sik asik kenal dirimu, sik asik.." balas Aji dengan candaannya.

"Berisik lo." Sela Lana.

"Oh iya Lan yang lo tolong Itu mama gue. Dia bilang kemarin di keserempet motor terus ada cewek yang nolongin dan waktu lo udah pulang, dia baru inget kalo lo itu temen gue dan pernah dateng ke rumah gue. Hari ini dia minta gue ajak lo ke rumah sebagai ucapan terima kasih. Lo mau nggak?" ucap Zio menjelaskan.

"Ya ampun, itu nyokap lo? Sumpah gue lupa banget. Ini bocah nih yang nyerempet mama lo dan nggak mau tanggung jawab." Lana menunjuk pada Aji.

"Hehehe. Sorry bro gue nggak sengaja." Ucap Aji cengengesan sambil menunjukkan jari telunjuk dan tengahnya membentuk huruf V.

"Santai aja."

"Terbaik lah lo, nggak kayak nih cewek  tukang palak, marah - marahin gue melulu pakai malak lagi." Gerutu Aji.

"Ya gimana nggak marah? Ibu - ibu lo tabrak dan main mau kabur aja. Dan, gue nggak malak lo ya. Itu duit buat beli obat merah sama ongkos mamanya Zio. Dasar cowok nggak bertanggung jawab. Sono - sono lo pulang, hush hush!!" Ucap Lana panjang lebar.

"Ya udah nggak apa. Gimana Lan, lo mau nggak ke rumah gue dulu?" Sekali lagi Zio menawari Lana.

"Emm, gimana ya?" Lana tampak berfikir, ia merasa tidak enak pada Vie dan Vito karena tadi mereka sudah menunggu Lana yang sedang piket. "Vi, Vit, sorry ya gue nggak bisa balik bareng kalian. Gue nggak enak sama mamanya Zio." Ucap Lana tidak enak.

"Nggak enak kasih kucing aja kali Lan. Palingan juga itu modusnya tuh orang." Ucap Vito dengan memutar bola matanya.

"Lo kayaknya dendam banget sih sama gue."

"Kalo iya kenapa?"

"Eit, udah - udah bro jangan pada narik otot gitu dong. Sabar, kalo sabar nanti ganteng loh kayak gue." Sela Aji dengan candaannya.

"Apaan sih lo garing banget." sahut Vie.

"Ya jangan lama - lama gorengnya biar nggak garing." Ucap Aji santai.

Not the SameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang