Jangan lupa vote & coment!!!
Sebuah motor sport yang sedang dikendarai Vito dengan membonceng Lisa melaju santai sambil sesekali mengobrol menuju rumah Lisa yang berbeda arah dengan arah rumahnya.
Lisa menunjuk sebuah rumah yang didominasi cat abu - abu dan meminta Vito untuk memberhentikan motornya disana.
"Mau mampir nggak Vit?" Lisa bermaksud berbasa - basi juga sebagai ucapan terima kasihnya pada Vito karena telah mengantarnya pulang.
"Nggak usah, nanti ngerepotin." Tolak Vito secara halus.
"Justru gue yang ngerepotin lo kali, ayo masuk dulu sebentar." Tawar Lisa lagi pada Vito.
"Nganterin doang mah nggak ngerepotin kok, ya sudah lo masuk gue tungguin."
"Ngapain nungguin gue masuk, lo pulang aja udah sore loh." Ucap Lisa sambil menggaruk tengkuknya, malu.
"Udah, buruan."
"Makasih ya, take care, Vit." Ucap Lisa setelah itu iapun membuka gerbang rumahnya, namun saat baru saja membuka gerbang, seseorang dari dalam rumahnya keluar.
"Mana pak Budi? Kenapa malah pulang sama cowok. Kamu tinggalin pak Budi dan malah pacaran gitu? Dasar nggak tahu terima kasih, udah dijemput malah ditinggal pacaran." Serbu seseorang yang baru saja keluar dari rumah Lisa.
"Nggak bu, Lisa nggak pacaran. Tadi kata pak Budi mobilnya mogok di jalan, aku mau nungguin takut kesorean. La.." ucap Lisa membela diri tetapi belum selesai berbicara, ibunya menyelanya.
"Alasan saja kamu. Bilang aja mau pacaran. Siapa sih yang nyuruh kamu pacaran, saya tidak mengijinkan." Serbu ibu Lisa, lagi.
"Maaf tante, ini salah saya. Tadi saya yang menawarkan Lisa untuk mengantarnya pulang. Saya minta maaf." Vito yang mendengar sedikit keributan antara Lisa dan ibunya pun memutuskan untuk menengahinya.
"Siapa kamu? Kamu tidak usah ikut campur. Ini urusan saya dengan Lisa, bukan dengan kamu." Ucap ibu Lisa meninggi begitu mendengar ada seseorang yang membela Lisa yang menurutnya salah.
"Udah, bu. Jangan marahin teman Lisa." Lisa menatap ibunya dengan tatapan memelas. "Vit, mending kamu pulang. Makasih ya, maaf juga." Lisa mendorong Vito pelan memintanya untuk pulang dan meninggalkannya bersama ibunya.
"Saya permisi, tante." Pamit Vito dengan sopan.
"Masuk kamu!"
¤¤¤¤¤
Seorang gadis yang akrab disapa Lana tengah berjalan menuju toilet untuk mengganti seragam putih abu - abunya dengan kaos putih dan celana training yang merupakan pakaian yang biasa dikenakannya untuk berlatih baris - baris sebagai anggota ekstra pasukan pengibar bendera.
"Lana!" Seru seseorang ketika Lana melewati kelas 10-3.
"Ya. Lo nanti latihan kan, Lis?" Lana menengok begitu mendengar seseorang menyerukan namanya.
"Latihan kok. Lo juga kan?" Tanya Lisa balik.
"Iya lah. Mau ganti baju kan? Barengan yuk!" Ucap Lana.
"Ayo deh!"
Lana melanjutkan jalannya menuju toilet -yang tadi tertunda- bersama Lisa.
"Gimana kemarin lo dianter Vito?" Tanya Lana dengan antusias.
"Gimana?" Dahi Lisa sedikit berkerut tidak mengerti maksud pertanyaan yang dilontarkan Lana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not the Same
Teen FictionSatu detik. Satu menit. Satu jam. Satu hari. Nggak ada yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, kecuali Sang Maha Tahu. Akan ada perubahan yang terjadi dalam setiap kehidupan makhluk-Nya termasuk juga... perasaan? Hati? Sakit? Sedih? Tentu semua...