Rasanya sulit berlari dengan kostumku ini, tapi aku sudah sangat terlambat. Aah, seandainya saja aku tadi tak usah mampir ke rumah Shela, pasti aku tak akan setelat ini. Terlebih ternyata dia berangkat duluan dan meninggalkanku tanpa kabar. Masa Orientasi Siswa adalah bagian paling ku benci dari semua rangkaian ritual yang harus ku hadapi sebagai seorang siswa. Belum lagi tugas-tugas aneh yang diberikan. I hate that kind of thing so much. Aku beruntung karena ada kenalan ayahku tak sengaja melintas dan melihatku berjalan cepat dengan berbagai barang aneh yang ku bawa.
“Nduk, kok baru berangkat? Dina baru saja ku antar, katanya sudah telat.”
“Iya Pak, saya telat, gara-gara 10 kepangan rambut ini, duh,” keluhku.
“Yo wis ayo tak anter Nduk, ayo naik,” ajaknya.
“Beneran Pak? Baiklah, terimakasih ya Pak.”Aku selamat dari hukuman tidak masuk akal untuk peserta MOS yang telat, karena di detik-detik terakhir waktunya masuk kelas aku datang. Banyak hal yang sangat tidak ku sukai dari MOS ini, dan lebih aku harus menjalaninya selama 4 hari.
Aku bukannya mempersuasi kalian untuk berpikir buruk tentang MOS, kegiatan ini memang punya sisi positif juga sih, tapi tetap saja dibalik kepositifan itu tetap saja ada beberapa niat menebalkan dari kakak kelas, mungkin tidak semua ya, but I’m pretty sure it is still exist.
Saat kegiatan dalam kelas yang entah apa inti dari materi itu sedang diterangkan oleh kakak pendamping kelas, aku terus saja asik dengan pemikiranku tentang MOS. MOS itu semacam ritual yang berulang, dilaksanakan setiap tahun. Suara hati mereka seakan menulis surat buat adik-adik kelasnya
Dear adik-adik kelas tercinta…
Kami nggak bermaksud ngerjain kalian, kami cuma melakukan yang terbaik buat kalian. Kalau tugas-tugas yang kita kasih itu menyulitkan, itu semata-mata untuk kalian supaya lebih siap menghadapi masa depan kelak.
With Love
Panitia MOSMungkin surat versi positifnya gitu ya, tapi kalau versi yang agak kurang ajar mungkin seperti ini:
Buat adik-adik kelas yang lagi frustasi…
Kami sudah pernah melakukan tugas-tugas aneh itu. Beneran kok tujuannya buat kalian supaya lebih siap menghadapi masa depan. Tapi tujuan utamanya sih MOS itu moment yang tepat dan asik banget buat ngerjain kalian. Berasa lega banget melihat kalian melakukan hal-hal aneh itu. Semacam ada kepuasan batin deh. Tahun ini kalian yang merasa kalau kegiatan ini menyebalkan, tahun lalu kami juga ngerasa gitu. Tahun ini kami para kakak kelas yang bahagia melihat kalian, tahun depan kalian juga bakal bahagia liat adik kelas kita. Sabar aja, tunggu aja.
Salam
Golongan Pelaksana Ritual MOSTapi mau bagaimana lagi, ini udah rute nya buat belajar dan jadi siswa itu kayak gitu. Belum lagi kalau bertemu kakak kelas yang caper dan sok cool, ini adalah salah satu moment penuh penderitaan buatku. Mending yang biasa aja, kalau emang keren pasti bakal keliatan keren, gak usah dibuat-buat.
Satu hal lagi dibalik ritual MOS adalah banyaknya mereka yang cari gebetan. Meskipun pada akhirnya belum tentu benar-benar dating, tapi kegiatan satu ini tidak sepi peminat. Tapi entah kenapa hal ini benar-benar tidak menarik buatku. Kalau aku harus dating, ya harus sama orang yang aku udah benar-benar tahu dong, nggak bisa sembarangan.
Tiba-tiba suara pintu yang dibuka membuyarkan fokusku dengan pikiranku. Baiklah, salah satu moment mendebarkan iyalah saat panitia ketertiban datang sowan ke kelas-kelas. Mencari-cari kira-kira apa yang salah dan kurang dari peserta MOS. Salah satu dari mereka ada panitia berjilbab, berperawakan kecil dengan kulit kuning langsat, memiliki tahi lalat tepat diatas bibir sebelah kirinya. Gossip-gosipnya sih dia itu ketua tim tata tertib. Tak seperti perawakannya yang mungil, dia punya suara yang besar. Kalimat-kalimat yang diucapkannya tajam, seperti pisau yang rutin diasah setiap pagi dan sore selama sebulan. Saat itu muncul sebuah julukan dariku untuknya, Miss Tatib.
YOU ARE READING
SOLITUDE BREAKER
Genç KurguTak ada salahnya menyembunyikan luka, benci, cinta, marah dan emosi-emosi yang berbaur dalam hatimu. Lebih baik begitu, kamu tak akan melukai siapapun. Yang perlu kamu lakukan hanyalah menjalani harimu dengan bahagia. Ya, kamu berhak bahagia. Saat m...