S.M.I.L.E

922 44 20
                                    

JKT48

Warning: AU, OOC, Typo(s) dan banyak kekurangan lainnya

Pairing :
DEVI KINAL PUTRI
X
SINKA JULIANI

Happy Reading!

.

.

"Kau kenapa?"

Tak ada jawaban. Gadis itu masih saja bergeming. Kepalanya tertunduk, tersembunyi di antara lututnya yang menyatu. Bahunya berguncang pelan―menangis.

"Sinka…."

Sang pemilik nama masih juga tidak memedulikan gadis itu. Dan kini gadis itu mulai kebingungan. Dia tidak pernah menangani orang yang menangis sebelumnya. Dia tidak mengerti harus bagaimana agar gadis itu berhenti menangis.

"Kau kenapa, sih?"

Tangannya menyentuh bahu gadis itu―tapi langsung ditepis seketika. Membuatnya terdiam dan seketika menarik napas dalam-dalam.

Apa yang harus dia lakukan?

"Kau jelek kalau menangis."

"A-aku ta-tahu. Ti-tidak menangis pun a-aku je-jelek, 'kan?"

Apa sinka baru saja menyahut perkataannya?

Dan apa-apaan kalimat itu?

"Ya. Kau memang jelek bagaimanapun keadaanmu."

Kali ini, gadis itu menatapnya. Matanya merah. Jejak air mata masih ada di sana, tercetak dengan jelas.

"A-a-apa?"

"Kau jelek. Hey!―"

Dan kini kinal diserang habis-habisan oleh gadis itu dengan pukulan-pukulan kecil di bahunya. Bukan pukulan yang menyakitinya, tapi sepertinya berpura-pura kesakitan pun tidak akan merugikan.

"Ki-kinal jahat dasar paus!"

Sinka berhenti memukuli kinal. Dia menghapus jejak air mata di pipinya dengan susah payah.

"Hn."

.

.

"Jadi, hanya itu masalahnya?"

Sinka mengangguk. Pipinya masih merah. Karena dia baru menangis, dan karena malu dengan apa yang baru saja dia utarakan.

"Bodoh!"

Gadis itu menekuk bibirnya kali ini. Kinal benar-benar tidak peka!

"Hal seperti itu sama sekali tidak penting, kau tahu?"

"A-a-artinya, kinal me-menganggapku ti-tidak pe-penting?"

"Aku menganggap Valentine tidak penting. Bukan kau."

Sinka menggeleng. "Sa-sama sa-saja! Ka-kau ha-harusnya menunjukkan kasih sayangmu ha-hari ini."

Kinal menatap sinka datar. Dia menaikkan bahu. Lalu berdiri―hendak pergi.

"Aku selalu menyayangimu tiap hari. Tidak perlu valentine."

Dan dia melangkah pergi. Lenyap dari pandangan sinka yang merona.

.

.

"NAOMI BODOH!"

Teriakan itu menyambut sinka saat dia melangkah memasuki kelas. Gadis itu sudah membasuh wajahnya di toilet tadi, dan berharap tidak ada yang menyadari kalau dia baru saja menangis.

Just StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang