Because I love you

887 58 1
                                    

JKT48

PAIRING :
MELODY NURRAMDHANI L
X
Lidya Maulida Djuhanda

Warning ! : typo , ooc, dll

DONT LIKE , DONT READ !

happy reading :)
.
.
.
.
.

"Iie! Tasku masih tertinggal di kelas!"

Tepat ketika selesai mengatakan itu, melody langsung berlari kembali ke kelas. Begitu bodohnya ia sampai melupakan barang yang seharusnya tidak dilupakan.

Brak! Melody mendorong pintu kelas kesamping dengan keras saking buru-burunya. Tidak lama kemudian, kedua matanya membesar ketika melihat siapa yang ada didalam ruangan itu.

"Lidya?"

"Hn, melody" Lidya. seorang yang ada didalam ruangan itu hanya menyapa singkat.

"Sedang apa kau disini?" tanya melody.

Lidya mengangkat kedua bahunya, kedua mata dengan iris berwarna hitam tersebut menatap kosong kertas karton yang berada dihadapannya. "Seperti yang kamu lihat."

"Tugas mading, ya…" gumam melody, kemudian berjalan menuju tempat duduknya yang ada disamping jendela, dua baris dari depan dan mengambil tasnya yang tertinggal.

"Kamu masih ceroboh seperti biasa." Lidya berkata pelan. Namun karena ruangan itu sepi, suaranya terdengar jelas.

"Urusai."

Melody membalikkan badannya, ingin segera pulang. Dia tidak mau berlama-lama disini, terlebih bersama lidya. Ia berjalan keluar kelas, dan lagi-lagi suara itu menghentikan langkahnya.

"Hei mel."

"Ya?" sahut melody tanpa menoleh.

"Iie, daijoubu."

Kemudian, tanpa menoleh sekalipun, melody kembali berjalan.

-X-

"Aduh… terkunci." Melody beberapa kali mengedor pintu utama sekolah, tapi tidak bisa dibuka. Langit memang sudah gelap, memang sudah seharusnya sekolah ditutup. Ia menyesali perihal tasnya yang tadi tertinggal, dan membuatnya mengulur-ulurkan waktu.

"Bagaimana aku bisa pulang…" gumamnya kepada diri sendiri. "Kalau aku tidak bisa pulang, berarti lidya juga…"

Melody tersentak, kemudian gadis itu segera berlari kecil kembali ke kelas. Ia memang tidak menyukai lidya tetapi lebih baik terkunci bersama-sama di sekolah daripada sendirian.

Napasnya terengah ketika sampai didepan pintu kelas. Maklum, kelasnya memang berada dilantai dua. Ia membuka pintunya, kali ini tidak sekeras tadi. Ruangan itu masih terang, lidya juga masih ada didalam. Melody merasa lega karena itu.

"Ada apa?" tanya lidya.

"Ka-kau tidak pulang?" Melody malah bertanya balik. Bodoh.

Lidya memasukkan barangnya yang terakhir kedalam tas, kemudian menjawab, "Tentu saja. Ini baru selesai kubereskan."

"Tapi pintu utama sudah terkunci." Melody berkata lirih.

Just StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang