Alphabet : A up to I are Us

744 74 5
                                    


Holla Author lama engga share OS nih ,gimana pada kangen gg ? hehehehe

Oke buat pembukaan author kasi kumpulan drabble veomi dari A sampai I ,seperti deret alphabet yang urut :D


semoga sukaaaa ,review sama vote di tunggu yaaa


[Ayam]

Naomi kecil pernah tak sengaja melihat sekelompok bocah berandal memainkan seekor anak ayam di pinggir sungai. Mereka melempar-lempar anak ayam tersebut, sambil di putar-putar layaknya gasing. Naomi kecil yang jiwa pahlawannya masih berkobar, segera melemparkan tasnya asal dan berlari beringas menghampiri kumpulan bocah nakal itu.

Tanpa sepatah kata pun, ia pukul mereka dan merebut paksa anak ayam itu. Matanya yang tajam cukup mewakilkan betapa marahnya ia dengan anak-anak itu.

Sayang sekali, tiga banding satu bukanlah pertandingan yang cukup fair. Disaat itulah, Ve dan kakaknya yang baru saja pulang sekolah, tak sengaja melihat Naomi yang dipukuli. Tanpa tendeng alih, Ve meminta Deva untuk membantu Naomi dan mereka pun mendekat.

Naomi tidak tahu, bahwa takdir membawanya bertemu pada Veranda kecil saat itu. Untuk yang pertama kali.

oOo

[Biru]

Pipi kanan Naomi lebam, cukup parah. Rupanya Melody agak terlambat untuk datang dan melerai adik-adik kelasnya dari perseteruan.

Setelah puas menjitaki kepala mereka satu-persatu dan memberi wejangan singkat dengan nada tegas, ketiga anak yang memukuli Naomi pun pergi kemudian. Melody menoleh pada Naomi setelahnya, dan bertanya tentang sebab perkelahian mereka. dengan cuek Naomi tunjukkan anak ayam yang ada di tangannya.

Melody 'mengeras ditempat', tidak habis pikir dengan alasan yang Naomi ucapkan selanjutnya. Terlalu—naif. Hanya Ve yang tersenyum lebar dan menyebutnya sosok baik nan penyayang. Yang kemudian gadis itu mengaduk-aduk isi tas kotaknya dan mengeluarkan sebuah hansaplas untuk menutupi luka Naomi yang warnanya kebiruan di pipi.

"Ini tidak berguna—sebenarnya. Tapi terimakasih."

Untung saja Naomi menerimanya.

oOo

[Ceri]

Naomi kecil dan ve kecil kini menjadi teman sepermainan. Hampir setiap hari ve dibawa pergi oleh Naomi kecil—bahkan hanya dia seorang saja—kerumahnya. Masih hangat di ingatan mereka ketika pertamakali Ve diajak main ke kediaman keluarga Prasetya. Nyonya Prasetya langsung menyambutnya dengan hangat dan memberinya sepotong black forest yang baru saja dibeli di toko 24 jam tadi malam.

Dengan sopannya, Ve  mengucapkan terimakasih, walau lidahnya agak-agak susah untuk bertutur layaknya bocah cadel.

Namun saat ia hendak menusuk kue pertamanya di rumah Prasetya, sang pemilik rumah—Naomi lebih spesifiknya—justru mengambil ceri di atas kue Ve dan memakannya tanpa dosa. Nyonya Prasetya langsung bertindak ceriwis, menanggapi sikap anaknya yang kelewat cuek, namun dengan santainya Naomi jawab.

"Habis, aku suka ceri."

"Tapi itu punya temanmu, Naomi!"

"...Tidak apa-apa, tante."

Ve hanya balas tersenyum. Sementara pikirannya berkutat pada satu hal. Naomi suka ceri manis?

[Datang]

Jam istirahat di sekolah, Ve membuka kotak bekalnya di pojok kelas. Si cilik Jessica yang satu ini bukanlah sosok yang mencolok—tidak seperti adiknya Shani yang kharismatik—karena itulah posisi duduk di pinggir dekat jendela adalah yang paling strategis baginya. Setidaknya, jika teman-teman sekelasnya asyik berbincang satu sama lain, Ve bisa dengan nyaman—menyendiri—menikmati bekalnya sambil memandang awan.

Just StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang