Saat Bersama mu

907 56 9
                                    

Sumarry : Yang aku pinta satu hal darimu adalah aku ingin kau melihatku. Aku ingin kau menganggapku setara dengan veranda. Memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatmu. / AU / OOC/RnR please? /.

JKT48

pairing
SHANIA JUNIANATHA
X
SHINTA NAOMI


[Shania pov]
"Veranda belum datang shan?" Kau memasuki restoran dan menuju mejaku. Dan hal pertama yang kau tanyakan adalah ve. Veranda. Lagi-lagi kau menanyakan ve. Memang tidak aneh. Kuhembuskan nafas perlahan, meresapi sakitnya hatiku mengingat fakta bahwa kau sangat menyukainya. Tapi aku menyukaimu naomi. Sangat menyukaimu dari awal kita bertemu. Saat itu aku sedang mengerjakan tugas kelompok bersama sinka di rumahmu dan sinka. Pertama kali kulihat kau sedang mengambil pensilmu dikamar sinka. Dan aku langsung terpesona padamu. Mataku terhipnotis olehmu. Tapi kau yang sedang kutatap malah melihat ke arah lain. Arah ve berada. Mulai saat itu aku tahu kau tidak akan memalingkan wajahmu dari ve. Ya, aku tahu kau takkan pernah melihatku. Aku tahu aku tak berarti bagimu. Aku sangat tahu semua itu.

"Apakah aku sudah cantik shan?" Kau merapikan rambutmu didepanku. Sejujurnya tanpa kau berdandanpun kau sudah sangat cantik. Itu menurutku. Dan orang lain pun aku yakin akan mengatakan hal yang sama.

"Sudah berapa kali aku bilang naomi, kau sudah sangat cantik. Kecantikanmu bahkan melebihi bidadari," aku tersenyum kepadamu. Kurapikan poni didahimu, dan kaupun tersipu malu. Aku tidak peduli walau di keramaian restoran seperti ini, walau dipandangi orang sekalipun, aku tetap memberikanmu pandangan mendamba seperti ini. Mungkin orang-orang berpikir kita adalah sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta, padahal bukan. Tapi aku tetap mengarapkannya, melupakan fakta bahwa kita adalah teman. Hanya sebatas teman, tidak lebih.

"Dasar tukang gombal!" Kau menyingkirkan tanganku dari rambutmu, mungkin untuk menghilangkan rasa malumu. Aku hanya tersenyum melihat sikapmu, yang kurasa sangat lucu. Ah, andaikan saja aku ada di posisi ve, aku pasti akan sangat bahagia. Cintaku tidak akan bertepuk sebelah tangan lagi. Cintaku akan terbalaskan. Aku selalu berkhayal kalau aku jadi ve, aku dan naomi selalu ke sekolah bersama-sama, menghabiskan waktu istirahat bersama dengan memakan bento yang dibawa naomi. Pasti semua hari akan sangat menyenangkan. Tidak akan hari yang ingin dilewatkan.

"Aku tidak bohong naomi, itu memang kenyataan," aku membalas perkataanya. Kau hanya cemberut, dan kupikir aku tahu 1 hal lagi tentangmu, wajahmu ketika cemberut seperti anak kecil dan aku menyukainya, sangat menyukainya.

"Iya, iya aku percaya padamu. Eh, tapi bukankah hari ini hari ulang tahunmu? Apa tidak apa-apa melewatkan ulang tahunmu demi mempertemukan aku dengan ve?" Kau bertanya padaku tentang ulang tahunku. Aku sangat bahagia ketika tahu bahwa kau ingat tentang hari ulang tahunku. Hm, sebenarnya aku ingin merayakannya denganmu. Hanya berdua. Kau dan aku. Tapi itu tidak akan pernah terjadi, 'kan?

"Hn, tidak apa-apa. Lain kali aku juga bisa merayakannya," aku hanya tersenyum pahit mengatakannya. Ha ha ha, aku sangat bodoh sekarang, mengharapkanmu sementara kau mengharapkannya. Aku tidak akan menyalahkan Kami-sama yang menciptakan seseorang sesempurna seperti dirimu. Salahkan dirimu yang telah membuatku jatuh cinta padamu. Salahkan dirimu yang sangat mempesona bagiku.

"Sebagai gantinya... Tadaa!" Kau mengeluarakan kue tart kecil dari samping kursimu. Hei, kenapa aku tidak melihat kue itu tadi? Kue itu berbentuk hati dengan krim warna putih dan strawberry di sekeliling kuenya. Diatas kue terdapat lilin dengan angka 19. Sangat indah.

"Ini untuk merayakan ulang tahunmu, dan juga aku mempunyai hadiah untukmu," kau menyalakan api di atas lilin. Kemudian kau meyodorkan kue itu didepanku dan menyuruhku untuk meniup lilinnya.

"Jangan lupa untuk make a wish," kau menambahkan. Aku sekarang mengerti, dibalik sebuah kesabaran pasti Tuha n akan membalasnya.

'Aku berharap semoga naomi dapat melihatku dan melupakan ve' aku menggumamkan do'a dalam hati dengan bersungguh-sungguh. Kutiup lilin dengan sekali hembusan. Dan naomi tertawa. Ia menyanyikan lagu Happy Birthday To You untukku dan bertepuk tangan. Ia menyuruhku untuk memotong kuenya. Kuambil pisau disamping piring dan memotongnya menjadi dua. Kupindahkan setengah bagian dari kue itu ke piring naomi.

"Kenapa kau memberiku setengah dari kue ini? Ini sangat banyak shan, aku bisa gemuk nanti," kau menunjuk kue dipiringmu dan berniat memotongnya menjadi setengah atau seperempat bagian dari kue yang utuh.

"Tidak usah dipotong lagi mi, bagianmu memang setengah. Tapi jangan khawatir, hatiku sepenuhnya untukmu kok," aku menghentikan gerakan tangannya yang ingin memotong kue tersebut. Kutatap dia dengan pandangan tulusku. Sejenak ia terdiam. Tetapi kemudian ia segera melepaskan tanganku dari tangannya.

"Tuh kan gombal lagi," dan ia cemberut lagi. Tapi kali ini ada yang berbeda. Wajahnya memerah. Dan kenapa tangannya gemetar? Apakah ia mulai...

...melihatku?

"Haha, kena kau!" Aku menutup mulutku agar tidak tertawa terlalu keras. Sejenak aku merasa sejuk. Entah mengapa aku merasa benih-benih cinta mulai tumbuh dihatinya.

"Huh, shan kamu menyebalkan," ia memalingkan muka ke belakang dan mengambil sesuatu dari tasnya. "Ini hadiahmu. Aku baik 'kan, walaupun kau sangat menyebalkan aku tetap memberimu kado," kau memberiku kado berbentuk kubus dengan ukuran sisi sekitar 10cm. Dengan dihiasi pita cantik berwarna lavender dan kertas kado berwarna putih dengan motif hati membuat kado itu terasa indah.

"Terima kasih. Ini benar untukku 'kan? Bukan untuk ve?"

"Tentu saja itu khusus untukmu shania,"

"Baiklah aku percaya. Boleh kubuka disini?"

"Emm, bagaimana ya. Terserah kamu saja,"

Perlahan kubuka kado darimu. Aku menebak-nebak apa isinya. Jam? Kalung? Atau cincin?. Tetapi aku tidak peduli. Apa yang kau berikan padaku pasti akan kujaga dan kurawat dengan baik. Itu janjiku kepadamu. Dan ketika kulihat isinya...

"Gantungan HP? Ini kau sendiri yang membuat?" Tanyaku penasaran. Aku akan sangat bahagia bila kau sendiri yang membuatnya. Gantungan HP itu berbentuk beruang dan terlihat lucu.

"Iya. Itu buatanku sendiri. Aku sudah lama belajar menjahit dari Ibuku. Bagaimana hasilnya? Tidak terlalu buruk 'kan?"

"Yah, menurutku tidak terlalu buruk," aku mengomentari hasil karyanya. Kusentuh jahitan tangannya, sungguh rapi.

"Seharusnya kau bilang bagus. Itu salah satu cara untuk menyanjung perempuan agar mereka merasa dihargai," dan lagi-lagi kau memasang muka cemberutmu lagi. Dan aku sangat ingin mencubit pipimu yang gembul itu. Dan belum sempat aku membalas perkataanmu ve datang membawa coklat dan bunga di tangannya. Jangan bilang kalau semua itu untukmu?

"Hai omi!" Ve melambaikan tangannya. Aku hanya mengangguk malas menanggapinya. Kulihat naomi hanya tersenyum. Kuambil semua barang-barangku dari atas meja, berniat meninggalkan mereka berdua.

"Aku ada urusan setelah ini. Kau tidak apa-apa jika kutinggal 'kan mi?"

"Tapi Shan-"

"Sudah tenang saja, ve tidak jahat kok. Ve, aku titip naomi,"

"Baik, tenang saja, naomi aman bersamaku," kulihat ve merangkul pundak naomi. Cih, seharusnya aku yang melakukannya, bukan ve. Perlahan langkah panjangku mengantarku ke dinding dibalik ve dan naomi berada. Kusandarkan punggungku, kututup mataku menggunakan lenganku. Berat nafas kuhembuskan. Kami-sama, bagaimana mungkin aku bisa bertahan diantara mereka? Mungkin saat ini bukan waktu yang tempat untukku. Kali ini aku mengalah. Tapi suatu saat nanti, pasti akan kugantikan posisi ve di hatimu, naomiku..
.
.
.

.
.
FIN

Lah napa jadi sad ending gini yak wkwkwkwk :v tapi yasudaah aku harap readers puas sama ceritanya dam siapa tau baper kan ? :v

Sipp sesuai janji author udah update 2 cerita sekaligus hehehe

Jangan lupa vote dan comment yaaa :) vote dan comment kalian sangat berharga

Next pair ? Kita kembali ke pair utama kita dulu ya yaitu veomi soalnya author udah kangen buat cerita veomi hehehe

Yosh tetap yang mau request silahkan isi di kolom comment :)

JUST STORY
part 17
"Saat bersamamu"
TAMAT

Just StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang