Aozora Kataomoi

1.2K 81 13
                                    

JKT48

PAIRING
JESSICA VERANDA
X
SHINTA NAOMI

Rating T

Friendship-Romance

Summary: Shinta Naomi dan jessica Veranda bertemu dibawah langit senja. Mereka berpisah dibawah langit senja. Selama ini langit senja selalu dijadikan tempat mereka menggantungkan harapan. Apakah mereka memiliki jalan yang sama dibawah langit senja?

===============================

Anak perempuan itu kembali bersembunyi dibalik pohon saat seseorang disisi yang lainnya bergerak gelisah. Tangannya memainkan ujung bajunya –yang entah sejak kapan sudah kusut. Saat dia yakin anak perempuan itu kembali lelap, dia mulai melangkahkan kakinya mendekat. Dia meraba lehernya dengan gelisah, setengah terburu. Hanya syal putih yang dia punya. Dengan gerakan perlahan, dia singkirkan syal itu dari lehernya. Sedikit kedinginan tak apa, pikirnya. Tapi dia tidak akan memaafkan dirinya sendiri, jika anak perempuan yang ada dihadapannya ini nantinya sakit.

"Semoga mimpimu indah," lirihnya. Sebelum bayangannya hilang diujung jalan, dia menyempatkan dirinya untuk menoleh sejenak. Beberapa saat kemudian, bayangan anak perempuan itu hilang.

Mimpiku adalah kamu

Saat itu kita mengaitkan jari kelingking

Selamanya bersama, janjimu

Benarkah?

Anak perempuan itu bangun, kemudian menggenggam syal yang menyelimuti sebagian tubuhnya. Wajahnya terlihat cerah saat mencoba mencari anak perempuan yang aneh –menurutnya. Anak perempuan yang selalu mengintip dari ujung gang, walaupun terkadang begitu berani bersembunyi dibalik pohon yang sama dengannya. Anak perempuan itu selalu datang dengan mengendap. Sudah satu bulan. Dan mereka berdua belum berani menyapa.

Veranda, akan berpura-pura tidur. Dan anak perempuan itu, akan berpura-pura tidak mengetahui apa yang ve lakukan. Dalam satu bulan, hanya itu yang mereka lakukan. Ve menggelengkan kepalanya sambil terkekeh geli. Matanya menangkap benang-benang dengan warna yang kontras ditepi syal dengan wangi lavender itu.

"Shinta Naomi. Nama yang cukup indah."

Ve berdiri, kemudian melangkahkan kakinya. Baru beberapa langkah, dia berhenti. Matanya melebar melihat kaki mungil seseorang yang sudah dihafalnya –tanpa dia sadari. Anak perempuan itu juga melakukan hal yang sama. Mereka berdua hanya membatu, tak ada yang berani bergerak dan berbicara.

Ve tersenyum. Mungkin ini akhirnya. Mungkin mereka memang ditakdirkan untuk bertemu dan menjadi dekat. Atau, karena ini mereka ditakdirkan untuk menjauh. Entah apapun yang dikatakan takdir nanti, ve melangkahkan kakinya mendekat. Anak perempuan itu nampak panik, dia membalikkan tubuhnya dan siap untuk melangkah. Namun, tangan ve menghentikannya. Suasana diantara mereka berdua entah mengapa terasa aneh. Anak perempuan itu mencoba melihat kearah ve. Manik mata mereka bertemu.

"Jessica veranda, Salam kenal."

Waktu tidak bergerak terlalu cepat, dia hanya tidak berhenti. Ve selalu mempercayai hal itu. Matanya melirik kearah naomi yang baru saja tiba. Naomi tersenyum salah tingkah saat ve melihat jam tangannya dengan wajah kesal –bercanda.

"Maaf aku terlambat."

"Seribu tahunpun, aku tetap menunggu."

"Gombal!"

Just StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang