05 - Choice

1.1K 361 185
                                    

"Cantik-cantik kok mainnya di kuburan sambil ketawa tawa lagi." seketika Crisyella berhenti tertawa. Ah lebih tepatnya menertawai dirinya.

Betapa terkejutnya Crisyella melihat orang itu ada di sini. Di sini bersama, berdua dengan dirinya di tempat yang begitu sakral. Seakan dunia ini benar-benar sempit. Mungkin ini yang dibilang jodoh atau hanya sekedar kebetulan?

Tapi, kenapa harus dia? Masih banyak orang di dunia ini selain cowok itu. Tapi kenapa harus dia yang bertemunya di saat dia sedang terlihat lemah seperti ini.

Bukan Crisyella tak mau terlihat lemah di hadapan cowok ini. Namun setidaknya tidak sekarang.

Tuhan. Permainan apalagi ini? Good! Sepertinya hidup Crisyella penuh akan permainan yang entah kapan berakhir atau takkan pernah berakhir?

Crisyella bangkit kemudian menatap tajam orang itu.

"Lo ngapain di sini? Nangis-nangis terus ketawa-tawa sendiri. Gila ya lo?" tanya Regar dengan nada becandanya.

Yap. Orang itu Regar.

Tak suka! Crisyella tak menyukai tingkah laku Regar. Sejak awal dia melihat Regar dia sudah tak menyukainya. Menurutnya Regar itu sama seperti sekumpulan cowok most wanted yang mengejar-ngejarnya di sekolah.

Sok kecakepan. Ya itu menurut Crisyella.

Atau mungkin dia mempunyai maksud terselubung mendekatinya, contohnya karena dia anak dari pemilik yayasan mungkin? Seperti yang biasa Crisyella dapati yaitu, teman-temannya yang mendekatinya hanya karena embel-embel 'dia anak pemilik sekolah' oleh karena itu, Crisyella membatasi pertemanannya.

Tapi sepertinya tak mungkin. Diakan anak baru mana mungkin dia tau soal itu. Entahlah intinya dia tak menyukai Regar. Lebih tepatnya tingkah regar.

"Bukan urusan lo!" serunya dengan penekanan disetiap katanya kemudian berlalu pergi dari hadapan Regar.

"Lo kenapa sih jutek banget perasaan kalo sama gue?" tanya Regar sambil mengejar Crisyella yang lebih dulu berada di depannya beberapa langkah.

"Makanya jangan pake perasaan," sahut Crisyella.

"Gue gak nyangka ternyata seorang Crisyella bisa becanda juga ya." ejek Regar yang tepat berada di samping kiri Crisyella.

Bagai angin lalu Crisyella tak menanggapi sedikitpun perkataan Regar yang terdapat kata-kata sindiran di dalamnya. Bagi Crisyella, hidupnya adalah perjalanan dirinya sendiri bukan orang lain. Jadi, jika ada seseorang yang mengomentari akan dirinya dia tak peduli dan takkan pernah peduli. Toh dia tak pernah mengganggu hidup orang lain, kenapa mereka pada suka mengganggu hidupnya?

Crisyella terus berjalan sampai kakinya tiba di depan gerbang pemakaman. Menunggu kendaraan umum yang bisa ia naikin untuk sekarang dan membawanya pergi dari hadapan laki-laki itu.

Sementara Regar, dia dengan santainya berdiri di sebelah Crisyella seraya memperhatikan gerak-gerik gadis itu yang menurutnya sangat menggemaskan.

"Pulang bareng gue aja La, jam segini lo nungguin kendaraan umum gak bakal ada yang lewat inikan udah mau malem." Regar menarik tangan mungil Crisyella menuju mobilnya.

Baiklah. Untuk kali ini mungkin Crisyella akan mengikuti kemauan Regar, daripada dia harus menunggu di sana sampai mendapatkan kendaraan umum dan menolak ajakan Regar demi mengikuti egonya dan berakhir mengenaskan di pemakaman itu.

Perjalanan mereka diselimuti oleh keheningan.

Sejujurnya, Regar bukanlah orang yang pendiam seperti ini. Percayalah mulutnya sejak tadi sudah gatal ingin mengoceh ria. Tapi mau bagaimana lagi, lawan bicaranya aja sudah seperti mayat hidup, wujudnya doang yang ada.

CellaGarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang