Tiga orang remaja berseragam putih abu-abu terlihat memasuki sebuah mall. Dengan gaya mereka yang amat sangat keren, mampu membuat mereka menjadi pusat perhatian.
Mereka saling bercakap, larut dengan obrolan masing-masing tanpa menyadari tatapan demi tatapan yang dilakukan para pengunjung mall lainnya.
Sudah biasa menurut mereka. Di mana ada mereka, di situ pula mereka yang menjadi artis-nya.
"Pokoknya kalian harus traktir gue sampe puas hari ini! Titik gak pake koma." Victor terus saja mengusap kalimat itu untuk yang kesekian kalinya.
"Iya iya, santai aja kali. Udah tau kita tuh tipikal cowok gantle yang selalu menepati janji." dengan pedenya Regar berkata seperti itu dan mendapat tatapan aneh dari kedua sahabatnya.
"Halah bullshit! Lo lupa Gar? Dulu waktu SMP tuh lo kaya gimana?" sanggah Ramol dengan nada bercandanya.
"Lah gue mah dari dulu emang selalu menepati janji kali." bela Regar meski dia tau dia tak akan menang melawan kedua sahabatnya.
"Oh ya?" Victor memasang ekspresi kagetnya.
"Gue mau nanya deh Gar. Dulu waktu SMP diantara kita bertiga yang sering didatengin cewek-cewek sambil nangis siapa ya?" tanya Ramol sambil menyeringai.
"Gue, emang kenapa?"
"Yang suka minta bantuan sama kita kalo lagi dikeroyok cewek siapa?" tanya Ramol lagi.
"Gue?" jawab Regar, namun terkesan seperti sedang bertanya.
"Terus yang sering ditereakin cewek sambil bilang 'kamu jahat banget Gar! Kemaren kamu udah janji gak bakal ninggalin aku, tapi sekarang apa?' haha yang kaya gitu lo bilang nepatin janji?" ucap Victor sembari meniru suara perempuan.
"Hahaha.. Regar Regar." lanjutnya dengan tawa yang sudah menggema.
Sedangkan muka Regar sudah berwarna kemerahan akibat malu. Ditambah sekarang kedua sahabatnya yang belum berhenti menertawakan dirinya. Tak luput tatapan pengunjung mall lainnya yang menatap mereka aneh.
"Pojokin gue aja terus sampe puas." Regar berucap dramatis.
"Gak level ah maennya di pojokan," sahut Victor dan seketika tawa ketiganya pecah.
Mereka bertiga tak hentinya tertawa, entah menertawakan Regar atau menertawakan ucapan Victor yang mengundang tawa mereka bertiga. Memang begitulah sifat Victor yang sering berkata seenak jidat dan terkesan lucu.
Mereka tertawa lepas tanpa menyadari keadaan sekitar, seakan dunia hanya milik mereka. Ah sudahlah! Namanya juga remaja.
Di lawan arah terlihat dua orang gadis berpakaian sama seperti mereka sedang berjalan dengan berbagai paper bag di tangan masing-masing.
Sama hal-nya dengan Regar, Victor, Ramol, kedua gadis itu asik dengan dunia sendiri sehingga perhatian mereka hanya tertumpu pada apa yang sedang mereka bicarakan.
Bugh..
"Shitt!" suara benda jatuh serta umpatan itu terdengar cukup kencang, sehingga membuat mereka bertiga menoleh serempak.
Di sana, tak jauh dari tempat mereka berdiri. Terlihat seorang gadis jatuh terduduk dengan berbagai paper bag yang sudah berantakan di lantai.
"Loh? Itu bukannya si Crisyella sama Cia ya?" celetuk Victor saat matanya tak sengaja menatap sosok yang ia kenal.
"Yang mana?" tanya Regar.
"Itu tuh yang lagi duduk cantik di lantai," jawab Victor.
"Itu bukan duduk bego! Dia jatoh!" Ramol memukul kepala Victor pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CellaGar
Teen FictionKlise. Tentang kisah percintaan remaja yang penuh drama dan keegoisan. Tentang kisah masa lalu yang menjadi bayang-bayang keseharian dan menghancurkan masa depan. Tentang keegoisan seseorang yang tidak dapat menerima kenyataan yang begitu menyaki...