Crisyella pulang dengan keadaan baju yang sebagian besar basah serta rambut yang terlihat lepek. Sama halnya dengan Crisyella, Gracia pun sama namun lebih parahan Crisyella.
"Mandi dulu gih sana kalian, bau keringet gitu." ucap Laurent saat melihat putrinya memasuki rumah bersama Gracia.
"Siap tante." Gracia langsung melesat begitu saja menuju kamar Crisyella.
"Sana mandi, kenapa malah diem di sini?" tanya Laurent kepada putrinya.
"Cella kangen, Mama." Crisyella memeluk Laurent erat yang membuat sang Mama terkekeh.
"Kamu bau jangan peluk-peluk Mama." Laurent melerai pelukan mereka sehingga Crisyella memayunkan bibirnya.
"Mama gak kangen Cella emangnya?" tanya Crisyella.
"Ck. Mama juga kangen kamu kok." ucapan Laurent selanjutnya membuat Crisyella tersenyum dan bersiap akan memeluk mamanya lagi namun tak jadi karena Laurent mundur beberapa langkah.
"Kamu bau, jangan peluk-peluk Mama." kekeh Laurent.
"Mama gak asik." Crisyella pergi meninggalkan Laurent yang masih terkekeh di lantai bawah.
Laurent mengulas senyum seraya memandangi tubuh putri kecilnya. Senang rasanya melihat Crisyella kembali tersenyum, tak seperti beberapa tahun yang lalu.
Dan Laurent hanya bisa berharap semoga senyum itu akan selalu menghiasi wajah putrinya setiap saat tanpa perlu lagi adanya air mata kesedihan.
"Mama sayang kamu, Crisyella."
***
Regar sudah rapih dengan kemeja yang membungkus badannya sebagai lapisan luar dari kaos hitam polos yang dikenakannya, serta celana putih pendek selutut yang terlihat sangat pas dipakai seorang Regar.
Ia menyemprotkan minyak wangi begitu banyak di tubuh kekarnya membuat aroma sekitar berbau maskulin.
"Ganteng juga gue ternyata." gumam Regar saat melihat pentulan dirinya dicermin seraya menaik turunkan kedua alisnya yang tebal.
Setelah dirasanya cukup rapih, ia keluar dari kamar yang ia tempati dari semalam di rumah perkumpulan.
"Weseeeettt. Mau ke mana lau?" tanya Victor saat berpapasan dengan Regar di meja makan."Kepo lau," sahut Regar.
"Kau ini macam mana, ditanya malah bilang kepo." ucap Victor dengan logat batak acak-acakan.
"Memangnya ente sopo nanya-nanya urang rek kamana?"
"Koe iku lama-lama tak pites yo."
"Gak nyambung ah. "
"Eta terangkanlah." timpal Ramol tiba-tiba entah dari mana.
"Tung tang tung." ucap Victor kemudian berjoget-joget ria.
Merasa asik sendiri dengan jogetannya, Victor berhenti joget dan melihat kedua temannya yang diam menatapi dengan wajah datar.
"Gila!" seru Regar kemudian berlalu ke luar rumah.
"Sarap!" seru Ramol.
"Lha? Mereka kenapa?" gumam Victor.
***
Mobil Regar berhenti tepat di depan rumah Crisyella. Ia berdiri di depan pintu rumah Crisyella bimbang. Antara ingin mengetuk pintu atau menunggu saja sampai Crisyella keluar dengan sendirinya.
"Ketuk gak ya?" tanyanya pada diri sendiri.
"Gak usah deh tungguin sampe keluar aja." gumamnya, "tapi sampe kapan kalo nungguin Crisyella keluar sendiri."

KAMU SEDANG MEMBACA
CellaGar
Teen FictionKlise. Tentang kisah percintaan remaja yang penuh drama dan keegoisan. Tentang kisah masa lalu yang menjadi bayang-bayang keseharian dan menghancurkan masa depan. Tentang keegoisan seseorang yang tidak dapat menerima kenyataan yang begitu menyaki...