11 - Jealous

545 90 25
                                    

Seperti biasa, suasana kelas sangatlah ramai dan berisik apalagi para curut penghuni kelas mereka.

"Hai bebep," sapa Victor saat kedua gadis itu memasuki kelas.

"Punya gue, Tor, jangan diganggu." Regar memperingati Victor dengan kekehan diakhir kalimat.

"Yang mana nih, Gar? Yang cakep apa yang jelek?" tanya Victor sambil menatap Gracia saat mengucapkan kata 'jelek'.

Gracia melotot, "lo ngatain gue jelek?" semprotnya sambil menaikan suara.

"Kenapa? Lo ngerasa?" Victor tersenyum miring seraya menaikan sebelah alisnya.

"Tapi pas lo ngomong jelek, lo tuh ngeliatnya ke gue!" ucap Gracia tak mau kalah masih dengan suara tingginya.

"Mata-mata gue, suka-suka guelah mau liat ke mana!" Victor menahan tawanya saat melihat muka Gracia yang sudah merah padam akibat kesal.

"Dasar orang gila!" seru Gracia kesal kemudian melewati Victor dengan sengaja menyenggol bahunya keras.

Dan saat itu juga tawa Victor meledak bersama kedua sahabatnya. Crisyella? Jangan ditanya, dia sudah lebih dulu duduk ke bangkunya bahkan di saat Victor dan Gracia beradu argumen.

Gracia semakin jengkel mendengar tawa mengejek dari mulut Victor, dan tak henti-hentinya dia menggerutu kesal.

"Gak usah didengerin, Ci. Orang gila kaya mereka jangan diladenin kalo lo ladenin mereka malah makin jadi." Crisyella berucap dengan nada menyindir.

Gracia mendengus, "gue juga punya kuping, Cel! Otomatis gue dengerlah!" seru Gracia dengan suara sedikit tinggi.

"Kok lo jadi nyolot sama gue?!" tanya Crisyella yang tidak suka mendapat amuk dari Gracia.

"Lagian lo mancing emosi gue!"

"Gue 'kan cuma ngasih saran! Kalo lo gak mau ngikutin saran gue juga gapapa! Gak usah marah-marah sama gue!" seru Crisyella kesal.

Lagi dan lagi mereka bertengkar. Entah sudah berapa kali mereka bertengkar seperti ini.

Mereka berdua saling duduk membelakangi, Crisyella mulai menyibukan diri dengan bukunya. Sedangkan Gracia menyibukkan dirinya dengan ponsel.

Sementara ketiga cowok itu sudah berhenti tertawa ketika mendengar kedua gadis itu beradu argumen.

"Tanggung jawab lo, Tor." celetuk Ramol ketika melihat kedua gadis itu kini saling mendiami satu sama lain.

"Kok gue? Emang gue ngehamilin siapa?" ucap Victor dengan polos.

Pletakk.

Regar memukul kepala Victor dengan buku entah milik siapa. "Emang kalo tanggung jawab harus ngehamilin anak orang dulu?" sentak Regar.

Victor hanya cengengesan tidak jelas seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Tuh liat." tunjuk Regar ke arah bangku di depannya. "Gara-gara lo mereka jadi berantem." lanjutnya.

"Kenapa gue? Perasaan gue engga ngapa-ngapain." tanya Victor sambil mengangkat sebelah alisnya.

Pletakk.

Lagi, buku itu mendarat dengan mulus di kepala Victor membuat sang empu mengaduh kesakitan.

"Kenapa sih lo seneng banget mukul kepala gue? Ngefans lo sama kepala gue? " tanyanya mulai kesal seraya mengusap kepalanya.

Regar memutar bola mata malas, "ingatan lo tuh rendah banget ya. Pantes nilai biologi lo rendah."

"Lo gak nyadar apa gimana? Mereka itu berantem gara-gara lo. Coba kalo lo gak ngisengin Gracia, mereka pasti gak bakal diem-dieman gitu." ucap Ramol kemudian.

CellaGarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang