Part 9 - Sadness You

15 4 0
                                    

Mulmed : Anggi A. And Edo J.

Vomment inget ya :))

=+=

Edo mengusap bahu Angga dengan pelan, ia mencoba menabahkan hati sahabatnya itu. Kelegaan dirasakan oleh Edo ketika palu sang hakim sudah di pukul dan menyatakan bahwa Angga dan Camilla resmi bercerai.

Setelah sidang itu selesai, Nampak Camilla yang masih nangis sengungukan, seakan tidak terima ia diceraikan begitu saja.

Angga pun mengangkat pantatnya dari kursi sidang disusul oleh Edo.

"Nanti malem gue tidur sendiri". Gumam Angga sayu.

"Eleh. Loe pisah atau gak sama dia sama aja loe gak pernah tidur bareng belakangan ini". Seru Edo lalu membawa sahabat nya itu kedalam mobil.

"Gak ada lagi yang buatin gue sarapan".

"Loe mulai sinting ya ngga? Loe emang belum pisah juga gak pernah dimasakin sarapan kalik". Geram Edo lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Sementara itu Angga menghela nafas berat, "Pasti dia seneng sekarang".

Edo tertawa renyah, "Ya iyalah! Dia malah seneng banget Anggaaa. Soalnya dia udah hidup bebas dengan selingkuhannya".

Angga tidak menjawab, ia memilih diam.

"Gue beberapa hari ini mau nginep dirumah loe aja dulu ngga. Gue takut loe kenapa-kenapa cuma karena pisah sama belatung itu". Ujar Edo.

Angga mengangguk pelan.

"Anggi udah loe kasik tau? Gue yakin dia bakal biasa aja setelah lihat loe cere sama Camilla".

Angga menggeleng.

Melihat respon Angga yang seadanya membuat Edo mendengus kesal.

Tak terasa akhirnya mereka pun sampai di Rumah Angga. Angga pun membukakan pintu lalu mereka berdua masuk kedalam bangunan itu.

"Apa sebaiknya gue jual rumah ini?". Tanya Angga sekenanya.

Edo heran, "Musti emang baru cere langsung jual Rumah?".

"Loe soalnya gak tau Do".

"Gak tau apa gue tentang Loe? Gue tau hampir semuanya. Loe mau jual ni rumah karena loe pingin gak teringat kenangan sama Si Belatung kan?! Yang loe mesti lakukan sebenarnya adalah Loe harus terlatih terbiasa tanpa dia". Ujar Edo dengan nada tegas.

Edo kemudian melaju kearah kulkas Angga dan membuka kulkas tersebut, "Mumpung ada telur sama sayur, gue masakin nasi goreng ya?".

Angga mengangguk pasrah.

Edo menatapnya iba, Edo sudah pasti sangat mengerti dengan kondisi dan situasi Hati Angga saat ini. Namun bagi Edo, Gak layak kan kalau misalnya mengingat orang yang terus saja menyakiti kita? Itu sama saja seperti menyiksa diri.

Edo dengan cekatan membuatkan Angga nasi goreng. Gak seenak masakan emaknya sih, setidaknya perut Angga tidak keroncongan dan bisa mengakibatkan keamukan dari diri Angga.

"Ambilin gue samsak Do". Pinta Angga dengan nada marah yang tertahan.

Dengan cepat Edo mengambil Samsak yang ada di halaman belakang rumah Angga.

Angga pun menatap Samsak itu dengan tajam lalu memukulnya bertubi-tubi. Edo memang sudah sedia jika Angga meminta Samsak, itu artinya Angga akan menuangkan semua emosinya pada Samsak itu.

BUGH!

BUGH!

BUGH!

Ün Simple [WAITING 300 READERS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang