Hampir Setiap hari selalu ku saksikan..
Senja juga fajar berlomba beradu keindahan..
Seolah ingin menjadi yang terbaik untuk menjadi pasangan langit yang entah ke berapa setelah sang surya dan sabit rembulan..Bukan.. aku bukan sedang ingin menceritakan kisah semesta..
Tapi lagi-lagi ini mengenai kamu..
Segala hal menyangkut kepergianmu..
Kehilangan yang harus aku rayakan lagi bersama kesedihan..Tepat di desember kedua kita..
Dimana langit tak pernah menampakkan hujannya..
Membuat kegelisahanku tak pernah menemukan penawarnya..
Memaksa diri untuk bergegas,
mengepak berlembar-lembar kenangan yang berserakan di seluruh sudut kehidupanku..
Tentu saja, demi menyambut kehilanganmu..
Mengurangi kesedihanku..
Mempermudah diri untuk melepaskannya, juga..Aku tidak takut sekarat karna kesedihan atas ini..
Tapi yg paling menyiksa adalah rasa bersalah ku sendiri..
Membuatku Memaki hatiku sendiri di sunyi nya keheningan..
Menyedihkan bukan?! Bahkan logika menertawakanku sekarang..Dalam dekapan kesedihan ku menanyakan jalan pulang..
Setidaknya agar hatiku berada di rumahnya sendiri..
Menjamu rasa sakit yang datang bertamu...
Kemudian menikmati apa yg di suguhkan kehilangan...
Tak apa, aku takan mengusir mereka...
Setidaknya aku ada teman bicara, dia adalah kebodohanku sendiri..Jangan berfikir aku menjadi gila karna kamu pergi..
Merayakan kepergianmu dengan rasa sakit dan kesedihan sudah aku persiapkan jauh sebelum ku dengar aku mencintaimu dari bibir itu..Jadi, pastikan ini adalah kepergianmu yang paling pergi agar aku tak merayakan kehilanganmu lagi..
Walau aku benci mengatakan ini, tapi melepaskan memang benar-benar yang terbaik daripada menunggu seseorang yang tidak pernah ingin kembali..Maafkan karna aku sudah egois..
Kamu minta maaflah padaku juga karna sudah meninggalkan, padahal sudah aku minta untuk tetap tinggal..Tapi rasanya sungguh tidak adil..
Aku yang menyakitimu tapi kenapa aku yang paling terluka oleh keputusanmu...
Banyak sekali yg ingin aku perbaiki, jika hatimu mengijinkan..
Terlebih ketentuan tuhan, yang dengan tegasnya melarang kita untuk bersama..Kamu tau?
Pada Desember kedua ini,
Tampaknya hujan enggan menyapaku..
Barangkali langit sedang bahagia..
Atau hanya bosan menemaniku,
Berbagi luka..Tak apa, biar ku nikmati lukaku sendiri...
Untukmu, yang pergi..
Selamat karna kamu telah meninggalkan..
Semoga kamu tak temukan jalan untuk kembali lagi kesini..
Tersesatlah di dalam keputusanmu sendiri...
Untuk diriku, Selamat merayakan kehilangan..
Semoga apa yang di semogakan ada yang sudi mengaminkan...
☺
For you,
Thanks for make me happy every moment..Gadis bodoh♡

KAMU SEDANG MEMBACA
Pluviophile
PoezjaBukan sajak, apalagi puisi. Ini hanya hasil dari pemikiran seorang perempuan bodoh.