Terinspirasi dari buku "Rindu Yang Tergesa-gesa", tentang Hidup adalah serangkaian kebetulan.
Aku membenarkan kalimat tersebut kepada diriku sendiri. Bahwa segala yang selama ini telah terjadi sebenar-benarnya adalah di luar rencanaku.
Mengenalmu, bertemu denganmu, mencintaimu, adalah rangkaian kebetulan yang tidak pernah terencanakan sebelumnya.
Kita masih saling mengingat, saat pertama kali kita saling berlempar kata di media ini, yang sebenarnya masih belum kupercayai akan memiliki cerita selanjutnya yang panjang dan berjalan sampai sejauh ini.
Bertemu denganmu adalah salah satu kejutan termanis yang Tuhan hadiahkan kepada hidupku. Dan dapat dicintai olehmu adalah bonus yang tak habis-habisnya kusyukuri.
Mencintaimu pun tidak pernah masuk ke dalam rencanaku, semua atas kinerja hati dan otak yang menolak terkalahkan oleh ke-Tidak-Boleh-an.
Tuhan memang senang sekali memberi kejutan.
Dulu, aku jatuh cinta sendirian, tapi kini perasaan itu telah terbalaskan. Rupanya tidak ada yang bisa menolak cinta, memang.
Sekarang, akan kujadikan kebetulan itu menjadi tujuanku. Mencintaimu sebaik yang aku bisa, membahagiakanmu lebih bahagia lagi, dan saling bersama hingga waktunya tiba.
Terima kasih, kepada manusia yang selalu membuatku ingin mengecup sudut bibir kirinya. Yang cantiknya tidak terdeskripsikan, yang bayangannya paling betah tinggal di dalam kepala, yang paling aku sayangi, yang paling dan akan selalu aku rindukan.
I love you.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pluviophile
PoesiaBukan sajak, apalagi puisi. Ini hanya hasil dari pemikiran seorang perempuan bodoh.