Akhirnya setelah beberapa jam menaiki perahu, Soon Deok dan Eun sampai di Tamra dengan selamat.
Tamra adalah sebuah tempat yang sangat indah dan damai. Bahkan warganya sangat ramah menyambut Soon Deok dan Eun yang merupakan penghuni baru di wilayah itu.
Salah satu kakek bahkan menawari sebuah rumah untuk mereka tempati.
Awalnya kakek itu menolak untuk dibayar oleh Eun. Tapi, karena Eun memaksa nya untuk menerima sejumlah uang yang Eun berikan kepada kakek itu dengan alasan jika ia tidak bisa tinggal di tempat seseorang tanpa membayar kebaikan kakek itu. Bagaimana pun ia seorang Pangeran. Ia tidak bisa menumpang hidup kepada seseorang yang bahkan lebih tua darinya.Dan setelah Eun memaksa kakek itu akhirnya kakek itu dengan berat hati menerima uang yang Eun berikan kepadanya.
Kakek itu membawa Eun dan Soon Deok ke sebuah rumah yang bisa dibilang cukup besar ia tempati bersama nantinya.
Kakek itu tidak memiliki siapa-siapa.
Maka dari itu dengan senang hati kakek itu mau menerima Eun dan Soon Deok di rumahnya itu."Anggap lah seperti rumah kalian sendiri. Oh ya, dilihat dari pakaian kalian sepertinya kalian berasal dari kerajaan." Kakek itu membuka pembicaraan diantara mereka. Eun kebingungan mencari alasan. Tidak mungkinkan jika ia memberi tau bahwa ia seorang pangeran, 'kan?
"Ituu... kami sebenarnya adalah pelayan istana. Kami berhenti bekerja disana dan menetap ke Tamra." Jelas Eun sedikit gugup. Ternyata kakek itu merasakan ada yang tidak beres dengan kedua orang di hadapannya ini. Ia menatap mereka berdua dengan tatapan menyelidik.
"Aku tidak yakin atas jawaban mu. Jangan-jangan kau adalah seorang pangeran?" Tuduh kakek itu tapi benar. Tepat sekali. Seperti nya kakek itu memiliki keahlian meramal.
"A-ani, kami bukan-"
"Dari logat cara kalian mengatakan nya aku bisa menebaknya. Katakan saja dengan jujur." Kakek itu menyela Eun yang ingin membantah. Kemudian Eun menatap Soon Deok dengan tatapan meminta persetujuan.
"Apa kau Pangeran Wang Eun dan istri mu Park Soon Deok? Apa kah itu benar?" Kakek itu memberikan banyak pertanyaan kepada keduanya.
"B-benar. Tapi, jangan beri tau jika kami menetap disini." Jawab Eun gelagapan. Mata kakek itu membola saat mendengar jawaban Eun.
"Untung saja kalian pergi dari istana itu. Semua warga di wilayah Tamra sudah mengetahui tentang kalian yang sedang di buru oleh Raja baru itu. Tenang saja kami semua mendukung mu, Yang Mulia." Jelas Kakek itu sambil menunduk hormat.
Ia tidak menyangka jika reaksi yang diberikan kakek itu melenceng jauh dari perkiraannya.Kakek itu mendongak menatap pasangan itu.
"Anggap saja aku seperti kakek kalian sendiri. Nama ku Go Manjung. Kalian bisa memanggilku Kakek Goman karena semua warga memanggil ku sepeti itu. Dan suatu kehormatan bisa bertemu dengan anda, Yang Mulia."
Jelas Kakek itu lagi sambil memperkenalkan diri. Eun tersenyum menanggapinya."Jadi, apakah kami boleh tinggal disini, Kakek Goman?" Tanya Eun disertai senyuman nya.
"Tentu saja, Yang Mulia Pangeran."
Jawab Kakek Goman."Jangan panggil aku seperti itu, Kakek. Karena kami sekarang sudah seperti cucu mu sendiri. Panggil saja kami dengan nama kami." Ujar Eun tegas. Ia sudah mendapatkan tepat tinggal dan juga perlindungan. Apa yang ia butuhkan lagi?
"Baiklah. Aku akan memanggil mu dengan Eun dan istri mu Deok. Arrachi?"
"Itu lebih baik."
0o0o0
KAMU SEDANG MEMBACA
Wang Eun & Soon Deok #MS2
RomansaWarning! cerita ini bukan bermaksud untuk mengubah sejarah atau budaya mana pun. Ini hanya cerita fiksi semata. Untuk menghibur pembaca. *BEBERAPA PART DI PRIVATE JADI HARAP UNTUK MEMFOLLOW SAYA DULU UNTUK MEMBACA KESELURUHAN CERITA* _______________...