Keesokan harinya, Soon Deok dan Eun beserta beberapa warga membangun toko yang akan menjadi usaha bagi Eun. Toko ini merupakan mimpi Eun sejak kecil. Maka dari itu beberapa warga ikut membantu membangunnya.
Semua warga juga sudah mengetahui jika Eun adalah seorang pangeran yang sedang melarikan diri dari istana. Warga pun dengan wajah bahagia menerima dan berjanji akan melindungi Eun dan Soon Deok dari ancaman raja Yo yang sedang mengincar mereka berdua.
Toko itu dibangun diatas tanah disamping rumah Kakek Goman yang dengan senang hati memberikan sebagian tanahnya untuk menjadi tempat Toko barang Eun.
Mengingat di wilayah Tamra tidak ada yang menjual barang-barang.
Maka dari itu para warga bergotong royong membangun toko barang tersebut.Tak butuh waktu lama. Seminggu kemudian Toko itu sudah selesai dibangun. Eun dan Soon Deok memesan barang-barang yang dibutuhkan nantinya ke kota besar dengan bantuan dari seorang pemuda bernama Taeyong yang berbaik hati membantu Eun.
Dan jadilah, Kini toko barang Eun sudah dapat memperjual beli kan barang dagangannya. Banyak warga yang datang dan membeli barang-barang di toko itu.
Sedangkan Soon Deok mengajarkan anak-anak di Tamra seni bela diri untuk melindungi diri mereka sendiri.
"Anak-anak. Kalian lakukan seperti yang aku tunjukan tadi. Itu adalah gerakan untuk menendang seseorang.
Lakukan lah dengan benar atau kaki kalian bisa sakit nantinya." Jelas Soon Deok setelah mempraktekkan beberapa gerakan."Baiklah Ssaem." Kemudian anak-anak itu menirukan gerakan yang soon Deok tujukan tadi dengan sangat tepat. Soon Deok senang jika anak-anak didikannya bisa cepat belajar.
Ia tersenyum bahagia melihat anak-anak itu."Bagus. Kalian memang sangat pintar.
Sudah, latihan kita sampai disini saja.
Kalian pulang lah ke rumah sebelum hari gelap, Arrachi?" Ujar Soon Deok menatap anak-anak itu satu persatu."Ya Ssaem. Kalau begitu kami pulang dulu." Lalu Anak-anak itu pergi meninggalkan Soon Deok seorang diri. Dia mengambil handuk yang ia letakkan di dahan pohon dan mengelap keringat yang membanjiri wajahnya.
"Deok-Agasshi? Apa yang kau lakukan disini?" Tanya seseorang kepada Soon Deok. Pria itu menghampiri Soon Deok yang duduk di batang pohon yang sudah tumbang dan ikut duduk disana.
"Oh, Taeyong-ah? Kau mengagetkan ku saja." Ucap Soon Deok sambil mengelus dadanya karena terkejut.
Taeyong memperhatikan Soon Deok dari samping dengan lekat. Kini mereka berdua hanya terdiam saja.
Soon Deok bingung harus mengatakan apa."Ada apa kau kesini Taeyong-ah?" Tanya Soon Deok tanpa menatap Taeyong. Taeyong yang ditanya hanya tersenyum melihat kecanggungan mereka.
"Hm... bukan apa-apa." Jawab Taeyong masih tersenyum membuat Soon Deok sedikit merasa aneh dengan pria disamping nya.
Soon Deok yang merasa tidak ada urusan penting yang ingin dibicarakan mulai berdiri dan berniat pergi dari sana, tapi lengan Soon Deok ditarik oleh Taeyong sehingga Soon Deok yang tidak siap akan terjatuh.
Ternyata dengan cepat Taeyong menahan tubuh Soon Deok yang terjatuh. Mata mereka saling menatap beberapa menit hingga suara seseorang membuyarkan aksi tatap-tatapan mereka berdua."Ekhem..." Dehaman seseorang itu berhasil menyadarkan kedua orang itu dari posisi mereka berdua.
Orang itu, Eun menatap Taeyong dengan pandangan ketidak sukaanya.
Ia segera menarik Soon Deok agar menjauh dari Taeyong."Ayo kita pulang!" Ucap Eun segera menarik Soon Deok pergi dari tempat itu meninggalkan Taeyong yang masih berdiri mematung. Sepeninggalan Eun dan Soon Deok ia meletakkan telapak tangannya di depan dadanya.
"Kenapa jantungku berdetak kencang begini? Apa aku menyukai Soon Deok? Tidak, aku tidak boleh menyukai nya. Dia sudah menikah."
Gumam Taeyong masih dilanda kebingungan.Sementara itu Eun dan Soon Deok memasuki rumah dengan cepat.
Eun terus saja menarik tangan Soon Deok erat membuat tangan Soon Deok terasa sakit. Akhirnya mereka duduk di kamar diatas tempat tidur.
Keduanya tidak mau membuka pembicaraan sehingga suasana menjadi sedikit mencengkam.Soon Deok merasakan jika ada hawa mengerikan yang keluar dari Eun.
Ia melirik Eun di ujung matanya dan terkejut saat melihat Eun juga menatapnya dengan tajam."Kenapa kalian bisa disana bersama?
Kau itu isteriku! Kenapa kau malah berduaan dengan pria itu! Kau tau aku sangat tidak menyukainya!" Bentak Eun tiba-tiba membuat Soon Deok sedikit terkejut mendengar nada bicara Eun yang terdengar sangat marah itu."Dia tiba-tiba datang, Yang Mulia. Aku tidak berduaan dengannya. Tadi, aku berniat meninggalkan nya, tapi dia menahanku sehingga aku hampir saja terjatuh. Untung saja ia segera menangkap ku." Bela Soon Deok tidak terima dituduh seperti itu. Apa yang ia katakan benar apa adanya.
"Cih, tetap saja aku tidak menyukai nya! Jangan pernah bertemu dengannya lagi! Aku melarang mu!" Ucap Eun tegas tidak bisa dibantah.
"Apa kau cemburu, Yang Mulia?" Tanya Soon Deok cepat. Ia penasaran apa yang membuat Suaminya itu sangat marah seperti ini.
"Ya, aku Cemburu! Aku tidak suka melihat mu dekat dengan orang lain karena aku-" Eun yang menyadari kata-kata selanjutnya segera menghentikan perkataan nya. Ia terlihat gelagapan sekarang mencari alasan yang tepat.
"Pokoknya aku tidak suka! Itu saja!" Sanggah Eun kemudian. Ia berdiri berniat keluar dari kamar itu tapi Soon Deok menahan tangannya.
Dan mendudukan Eun lagi di tempat tidur itu disamping nya.Ia menatap Eun dengan lurus dan dalam.
"Aku mencintaimu, Yang Mulia. Hanya kau." Ucap Soon Deok lirih dengan senyuman diwajahnya. Wajah Eun tampak terkejut mendengarnya.
Eun merasakan jika jantungnya berdetak kencang saat ini.Untuk kedua kalinya Soon Deok kembali mencium Eun tepat di bibirnya. Mereka menikmati ciuman itu. Eun yang tadinya terdiam mulai berani melumat bibir Soon Deok.
Ciuman itu berlangsung lama, hingga mereka melepaskan diri dengan nafas terengah-engah."Apa kau... benar-benar mencintai ku, Soon Deok-ah?" Tanya Eun ragu.
Ia berharap apa yang ia dengar tadi bukanlah suatu kebohongan.
Ia merasa lega saat Soon Deok mengangguk membenarkan pertanyaan Eun tadi.Ia tanpa sadar kembali mencium Soon Deok dengan lembut.
Entah kenapa bibir Soon Deok menjadi candu baginya."Terima kasih. Aku... juga sangat mencintai mu. Maksud ku aku-"
"Ssstt... aku mengerti, Yang Mulia.
Aku juga senang saat mendengar jika kau juga mencintai ku." Potong Soon Deok memotong perkataan Eun yang sedang gugup itu.Mereka saling berpelukan sekarang.
"Jangan pergi dariku. Tetaplah disamping ku, hidup bersamaku dan selalu mencintai ku, Deok-ah." Ujar Eun tulus. Ia kemudian menggenggam tangan Soon Deok dan mengelus punggung tangan Soon Deok dengan penuh rasa cinta.
"Aku tidak akan meninggalkan mu, Yang Mulia. Mari kita mulai semuanya dari awal."
"Hm. Aku mencintaimu Deok-ah."
"Nado. Aku juga sangat sangat mencintaimu, Yang Mulia."
Malam itu mereka habis kan dengan saling berpelukan menumpahkan segala perasaan mereka lewat pelukan. Mereka berbicara tentang masa depan hingga mereka sendiri tidak menyadari jika hari sudah malam. Kemudian mereka tertidur dengan posisi saling berpelukan.
.
.
.
.
.
.
Next?Halo reader!
Aku kembali dengan part baru nih.
Disini akhirnya mereka menyatakan perasaan mereka satu ama lain.
Mengingat di drama gak ada, ya udah aku terpikir buat ide ini.Sebentar lagi kayaknya mau End ya?
Jangan sedih...
Author janji part selanjutnya pasti keren dan lumayan panjang.Jadi jangan lupa ya untuk Vote dan Komentar.
Bye bye
By:
Baekhyunxoxo04
KAMU SEDANG MEMBACA
Wang Eun & Soon Deok #MS2
RomansaWarning! cerita ini bukan bermaksud untuk mengubah sejarah atau budaya mana pun. Ini hanya cerita fiksi semata. Untuk menghibur pembaca. *BEBERAPA PART DI PRIVATE JADI HARAP UNTUK MEMFOLLOW SAYA DULU UNTUK MEMBACA KESELURUHAN CERITA* _______________...