Cahaya matahari membuat Soon Deok terbangun dari tidurnya. Ia meregangkan otot tubuhnya yang terasa kaku.
Diliriknya Eun yang masih tertidur pulas di atas kasur.
Aigoo... wajah Eun terlihat sangat tampan bahkan saat ia tertidur.
Soon Deok tersenyum lebar memperhatikan setiap inci wajah Eun yang sedang tertidur itu.Soon Deok menjauh saat ia merasakan jika Eun mulai bangun dari tidurnya. Bagaimana pun ia tidak boleh tertangkap basah memandangi wajah suaminya itu.
Eun mengerjapkan kedua matanya.
Dilihatnya Soon Deok yang sudah berpakaian seperti pelayan di depannya. Bahkan Soon Deok tetap terlihat manis memakai pakaian itu."Yang Mulia, kau sudah bangun rupanya." Ucap Soon Deok membuat Eun bangun dari lamunan nya.
Ia menggaruk kepala belakangnya."Ye, apa kau akan pergi setelah ini?"
Tanya Eun mengalihkan pembicaraan. Ia tidak mau jika dirinya ketahuan menatap istrinya sendiri seperti itu."Ya, aku akan mencoba meminta bantuan kepada seseorang." Jawab Soon Deok yang sudah selesai mengikat rambutnya mengunakan pita. Ia kemudian pergi menuju lemari dan mengambil baju Eun disana.
"Mandilah, Yang Mulia. Ini masih pagi, sehingga kau tidak ada yang mengetahui keberadaan mu disini." Soon Deok memberikan baju itu kepada Eun.
"Kau tidak akan menemani ku?" Gumam Eun tiba-tiba. Menyadari ucapan nya ia menjadi gelagapan.
"Apa yang kau k-katakan? Tentu s-saja kau mandi sendiri." Ucap Soon Deok gugup dan menunduk malu.
Eun menepuk jidatnya merutuki kebodohannya.
"B-bukan begitu. Ya sudah kau pergilah." Sergah Eun sama-sama gugup. Ia terus saja merutuki mulutnya yang asal bicara itu.
"Ye, aku akan pergi. Nanti aku akan mencoba membawakan mu makanan, Yang Mulia." Ujar Soon Deok dan pergi dari ruangan itu. Meninggalkan Eun yang sekarang berjalan malas ke pemandian.
"Kau sangat bodoh, Eun." Gumam Eun kembali memaki dirinya.
.
.
.
.
.
."Ini makanlah makanan ini, Yang Mulia." Soon Deok datang dengan sepiring makanan yang ia dapatkan secara diam-diam.
"Hm, kelihatannya sangat enak. Terimakasih." Ucap Eun tulus dan kemudian memakan makanan nya dengan lahap. Soon Deok yang melihat itu hanya tersenyum kecil.
Tiba-tiba Eun menghentikan makannya dan menatap Soon Deok dengan tatapan menyelidik.
"Apa kau sudah makan?" Tanya Eun curiga. Ia menangkap gelagat Soon Deok yang sangat mencurigai itu.
Tidak mungkinkan, jika Soon Deok mendapatkan makanan ini dengan mudah. Pasti ia mendapatkan jatah makanan dari istana dan memberikannya kepada Eun."Aku belum makan. Tapi, Yang Mulia makanlah dulu. Aku tau jika kau sangat kelaparan." Ujar Soon deok. Ia tetap tidak bisa berbohong kepada Eun seberapa keras ia mencobanya. Salahkan mulutnya yang tidak bisa berbohong walaupun untuk masalah kecil.
"Ayo makan bersama. Aku tau jika ini hanya cukup untuk satu orang saja. Tapi, aku kasihan melihat keadaan mu nanti. Kajja." Eun menepuk tempat disampingnya mengisyaratkan Soon Deok agar duduk di sampingnya.
Tapi, Soon Deok menggeleng.
"Tidak. Kau makanlah, Yang Mulia. Aku masih ingin mencari parang yang mau membantu kita."
"Baiklah. Aku akan ikut dengan mu." Eun bersiap berdiri tapi Soon Deok menahannya.
"Tidak, itu berbahaya. Aku yang akan keluar dan meminta bantuan. Kau tetaplah disini, Yang Mulia." Soon Deok berusaha meyakinkan Eun agar tidak ikut bersamanya.
"Aku akan tetap ikut. Aku mau meminta bantuan kepada Hae Soo."
Ucap Eun bersikeras ikut. Ia berdiri dan menarik tangan Soon Deok agar mengikutinya.
Padahal makanan yang ia bawa tadi belum sepenuhnya habis."Apa kau yakin?" Tanya Soon Deok ragu. Mereka masih berjalan dengan cepat di lorong Damiwon. Dan di perempatan mereka melihat Hae Soo yang tampak sedih itu.
Soon Deok berdiri dihadapan Hae Soo membuat sang Empu terkejut melihat kehadiran orang yang sedang menjadi buronan itu. Ia kembali terkejut melihat Soon Deok pergi bersama Eun menemuinya.
"Soo-ya, ini aku." Ucap Eun membuyarkan keterkejutan Hae Soo.
"Kenapa kalian disini?" Tanya Hae Soo panik dan mengedarkan pandangannya ke segala arah.
"Aku ingin berbicara pada mu, Soo-ya"
"Aku juga. Ayo kita bertiga menuju kamar ku. Kita akan aman jika berbicara disana." Dengan cepat mereka menuju kamar Hae Soo yang terletak tak jauh dari tempat itu.
Sesampainya disana, Eun duduk ditepian kasur dan menghela nafas lega.Hae Soo dan Soon Deok menutup pintu dan jendela.
"Raja yang baru tidak akan tau jika kita bersembunyi disini. Yang Mulia, mengatakan jika kita bisa mempercayai mu. Tapi Jangan salah paham. Kau...akan mati jika begitu."
Ujar Soon Deok dengan nada mengancam."Hentikan sudah." Eun melerai agar tidak akan ada masalah yang terjadi. Ia tau jika Soon Deok tidak menyukai Hae Soo.
"Lagi pula... Soo jangan khawatir. Kami akan pergi dari sini menggunakan perahu." Lanjut Eun.
"Kemana kalian akan pergi?" Tanya Hae Soo cepat.
"Kami akan ke-"
"Kau tidak perlu tau itu. Kau hanya perlu memastikan kami tidak tertangkap saja." Dengan cepat Soon Deok memotong perkataan Eun agar tempat tujuan mereka tidak bocor.
Ia masih tidak bisa mempercayai Hae Soo."Ye, aku akan pastikan sangat berhati-hati." Ucap Hae Soo.
"Bukankah lebih baik meminta bantuan dari saudara? Seperti Wook? Atau Jung dan Baek Ah? Bahkan So hyung ada saat ulang tahun ku." Ujar Eun tapi dengan cepat Hae Soo menggelengkan kepalanya.
"Tidak. Karena...Pangeran ke-4 sedang mencari kalian saat ini." Jelas Hae Soo singkat.
Ya, Pangeran So sudah di perintahkan oleh raja untuk menangkap Eun dan Soon Deok. Maka dari itu Hae Soo tidak mau mengambil resiko.
Terdengar helahan nafas dari Eun.
"Kita tidak bisa memberi tau siapa pun. Bagaimana jika rencana kita bocor?
Jika kita membuat satu gerakan yang salah. Semuanya akan berakhir!" Ujar Soon Deok khawatir."Aku paham. Oh ya, Soo-ya?" Panggil Eun kepada wanita yang di hadapannya.
"Ya?"
"Bagaimana keadaan ibu dan keluarga ku? Apa mereka semua selamat?" Tanya Eun dengan raut muka yang penasaran dan cemas.
"Aku tidak tau hal yang terjadi di luar Damiwon. Maafkan aku." Jawab Hae Soo menunduk sedih.
Eun seketika melemas mendengar jawaban Hae Soo.
"Aku terganggu oleh fakta, bahwa aku tidak bisa membawa mereka bersamaku. Aku harap mereka baik-baik saja." Ucap Eun menunduk sedih.
Hae Soo dan Soon Deok saling menatap satu sama lain.
Dan mereka terdiam merasa turut berduka untuk pangeran Eun.
'Mereka tidak baik-baik saja, Yang Mulia. Mereka semua sudah mati karena di eksekusi oleh raja. Maafkan aku karenanya tidak memberi tau mu. Tapi, aku melakukan ini agar kau tidak bersedih, Yang Mulia. Aku akan terus melindungi mu yang mulia. Aku janji.' - Soon Deok.
.
.
.
.
.
.
Next?Gimana reader?
Bagus? Atau jelek?
Maaf ya aku cuma bisa buat sependek ini. Karena hari udah malam jadi aku ngantuk.
Dan jangan lupa untuk Vote dan Komentar cerita ini. Tolong berikan aku saran atau masukkan.
Gamsahamnida.
By:
Baekhyunxoxo04Tanggal 20 desember 2016.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wang Eun & Soon Deok #MS2
RomanceWarning! cerita ini bukan bermaksud untuk mengubah sejarah atau budaya mana pun. Ini hanya cerita fiksi semata. Untuk menghibur pembaca. *BEBERAPA PART DI PRIVATE JADI HARAP UNTUK MEMFOLLOW SAYA DULU UNTUK MEMBACA KESELURUHAN CERITA* _______________...