"Mba Hana...minta menunya dong!"
"Mba Hana...pesan teh manis dong!"
"Mba Hana...pesan mba yang manis dong...hahaha.."
"Mba Hana...godain kita dong!"
Hana berjalan cepat kearah para pelanggan tetap yang selalu menggodanya. Para pelanggan yang belakangan ini telah mencuri seluruh perhatiannya dan membuatnya melupakan sejenak semua masalah yang tengah dia alami.
Hana terkekeh pelan saat dirinya sudah berada tepat didepan gerombolan remaja putih abu-abu yang berkelamin jantan.
"Mba Hana makin cakep aja deh..." seru salah seorang diantara para bocah puber itu.
"Kali ini jangan pake hutang yah. Jajan kalian terlalu banyak...seharusnya pulang sekolah jangan nongkrong disini tapi belajar dirumah!" Hana berpura-pura marah namun sayang wajah cemberutnya hanya membuat keimutannya semakin terpancar keluar.
"UNYUUUUU....!!!!" seru para remaja itu serentak.
Hana langsung kelabakan saat tingkah bocah-bocah nakal itu menarik perhatian setengah pengunjung warung bakmi milik Bibi Yi.
"Ssssttt!!! Kalian jangan berisik!" Hana dengan cepat menutup mulut pemuda terdekat dengan serbet ditangannya.
"Kalian iniii...."
Sontak keenam pemuda yang tadinya masih cengengesan langsung terdiam dengan muka pucat saat mendengar suara penuh amarah Bibi Yi yang perlahan mendekat.
"Sudah tukang ngutang, berisik pula sekarang malah berani godain Hana. Seharusnya anak sekolah seperti kalian jam segini sudah duduk manis belajar dirumah. Bukannya malah godain Hana. Kalian sadar kan kalo Hana jauh lebih tua dari kalian. Sopanlah sedikit!" cecar Bibi Yi yang langsung membuat para daun muda itu mengkerut.
Namun bukan Jali namanya jika tidak membantah perkataan Bibi Yi. "Kami kan jenius, Bi. Jadi ga apa-apa lah ga belajar dirumah..."
"YOHAAAA...." seru temannya mendukung.
Pletak!
"Aduuuh..." jitakan Bibi Yi sukses mencium kepala pelontos si Jali.
"Bantah sekali lagi! Bibi buat bolong kepalamu itu!"
"YOHAAAA..." seru rekan Jali mendukung Bibi Yi dan mengkhianati teman mereka sendiri. Jali hanya bisa meringis dan melemparkan tatapan kesal pada kumpulan kelompok bodohnya itu. "Awas kalian!"
Lagi lagi Hana tertawa melihat tingkah anak-anak nakal ini.
Melihat tawa itu sungguh Bibi Yi tidak menyesal mengajak Hana bekerja diwarung bakminya dan tanpa direncana bertemu dengan genk bodoh ini. Jika mereka tidak ada, mungkin Hana masih akan murung hingga sekarang."Mba Hanaaaa....tatiiiit~" suara manja Jali sukses membuat muntah rekan-rekannya.
Dasar Hana yang memang dari sananya baik hati, mengusap kepala botak Jali dengan lembut. Perlakuan itu langsung saja meneriakkan demo protes tingkat tinggi dari teman-teman genk si Jali. Dan lagi-lagi Bibi Yi kembali berteriak menyuruh mereka diam.
Setelah bocah-bocah itu berhasil diusir dengan jurus sapu halilintarnya Bibi Yi akhirnya mereka bisa mendesah lega.
Bagaimana tidak jika dalam seminggu penuh mulai jam 4 sampai jam 7 hidupmu akan selalu digentayangi oleh setan-setan puber itu.
Semenjak Hana bekerja disini, pelanggan warung Bibi Yi selalu ramai. Selain memang karena lezatnya bakmi Bibi Yi, keramahan Hana yang tulus sangat menarik perhatian orang-orang disekitar mereka. Bahkan Hana belajar membuat kue dari buku-buku resep yang ada diwarung dan menjadikan para pelanggan sebagai kelinci percobaannya. Yang sejauh ini selalu menuai pujian.
KAMU SEDANG MEMBACA
L.O.V.E (Why You Hurt Me So Much)
Любовные романыBersama mereka Menyayangi kedua nya dan mungkin jatuh cinta pada keduanya Tapi yang tidak aku tahu Mereka berdualah yang menghancurkan masa depanku Kedua pria itulah yang mengelapkan masa laluku Dan kedua pria itu pula yang telah merenggut kehormata...