16

1.8K 177 39
                                    

Lama lagi...
Ngapain aja sih buk
Udah cerita yang lain juga ga kelar-kelar
Kita bantai aja si author ini ya...
Bug...bug...bug...ciaaaat!!!!!

----------------------------

"Masuk."

Perlahan pintu itu langsung terbuka. Pria yang masuk seperti sudah paham tabiat dari bos nya ini.
Aryo terus menatap berkas dan layar laptopnya tanpa menoleh kearah pria yang sudah berjalan mendekati mejanya.

"Saya dapat petunjuk, Pak."

Dan kalimat itu langsung menarik atensi Aryo dan lenyap sudah keinginannya untuk memenangkan tender besar yang begitu menggiurkan. Ada hal yang jauh lebih penting dari apapun didunia ini, bagi dirinya.

Tanpa berkata apa-apa Aryo langsung mengambil berkas yang sudah diletakkan bawahannya dimeja.

Dengan cepat jemarinya membolak-balik mencari yang dia inginkan.

Keningnya berkerut saat menemukan sesuatu yang menarik...tanpa sadar pria itu terkekeh.

"Pandeglang...dan aku mencarimu sampai keseberang pulau. Ternyata kau sedekat ini...dan.." Aryo tertawa semakin kencang. Dia senang.

"Maaf, Pak. Hanya itu informasi yang bisa saya dapatkan. Itu data imunisasi massal yang diikuti putrinya dan sayangnya itu data tahun lalu."

Aryo menggeleng. Dia terlalu bahagia untuk merasa kesal karena informasi yang dia dapat belum sepenuhnya pasti. Bisa saja Hana sudah pindah. Tapi ini sudah cukup, dia mampu melacak dimanapun Hana berada jika sudah mendapatkan ekornya. Dan...Hana punya seorang putri...anaknya kah?

Sekali lagi Aryo tertawa.

"Aku pergi, kau lanjutkan data untuk tender besok."

Supir sekaligus asistennya itu mengangguk.

Aryo mengambil jasnya yang tergantung, merampas ponsel dan kunci mobilnya dengan terburu-buru. Senyum lebar tak lepas dari wajah tampannya.

"Aryo."

Langkah Aryo terhenti saat seorang pria paruh baya berdiri diambang pintunya.

Aryo menarik napasnya dalam, memaki dalam hati pada pria perusak rencana ini.

"Om Indra." balas Aryo sopan.

Pria itu melihat jas yang tersampir ditangan dan kunci mobil digenggaman Aryo.

"Kau mau pergi?"

Aryo menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Ya...ada urusan mendadak." balasnya tidak enak.

Asisten Aryo yang mengerti situasi menawarkan diri untuk mengganti jika ini masalah pekerjaan.

"Tidak apa-apa." balas Aryo dan asistennya kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Bisa kita bicara diluar saja." ajak Om Indra yang tidak ingin pembicaraan mereka didengar orang lain.

Aryo mengangguk.

.
.
.

"Sudah lama ya kita tidak bertemu."

Aryo hanya membalas dengan senyuman dan melirik jam tangannya.

Om Indra. Pria yang mendapat amanah menjalankan cabang perusahaan keluarga Valdie di Indonesia, dimana seluruh keluarga besar Chandra malah menyebar di beberapa negara lain.

Jujur Aryo tidak tega mengabaikan pria paruh baya ini. Orang yang paling setia yang pernah dia kenal. Orang yang masih rela menjaga amanah disaat pemilik tanggung jawab sebenarnya malah tidak pernah muncul.

L.O.V.E (Why You Hurt Me So Much)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang