Hari ini tepat 3 bulan pasca Seulgi mengetahui bahwa SM segara mendebutkan boygroup baru. Seulgi masih ingat bagaimana malunya ia saat Jongin memergokinya menangis setelah mendengar kabar itu. Seulgi bukan tipe cewek yang mudah menangis, tapi hari itu entah kenapa ia merasa sangat sedih sampai-sampai tidak dapat mebendung airmatanya. Selain karena ia sedih membayangkan Kai akan debut, barangkali pengaruh PMS juga, hm. Walaupun ia tidak dapat memungkiri bahwa ia masih bersedih hingga saat ini, Seulgi merasa sedikit bahagia pasca kejadian 3 bulan yang lalu itu. Sedikit? Iya sedikit, karena ada hal lain yang membuat kebahagiaan Seulgi sedikit berkurang Masih teringat jelas dibayangan Seulgi.
"Seul... tunggu!"Jongin berlari mengejar Seulgi yang sudah terlanjur menutup pintu ruangan latihannya sesaat sebelum Jongin berhasil masuk. Ia diam sesaat, berkontemplasi tentang hal yang ia lakukan. Apakah sebaiknya Jongin biarkan dia sendiri dahulu? Atau Jongin sebaiknya segera menemui Seulgi. Wait, tapi menemui Seulgi untuk apa? Memangnya Seulgi Kenapa?
Berbagai pikiran kalangkabut di dalam pikiran Jongin. Ia tidak tahu kenapa ia merasa bahwa mood Kang Seulgi sahabatnya itu menjadi buruk setelah mendengar berita debut. Mungkin karena sudah lama bersahabat dengannya, Jongin sudah hafal betul dengan gelagat Seulgi. Ia dengan cepat bisa menyimpulkan bahwa sahabatnya sedang bersedih saat ini. Tapi, Jongin bisa saja salah. Itu yang membuat Jongin ragu untuk melanjutkan niatnya mengejar Seulgi.
"Seul?" Ya, Jongin akhirnya memutuskan untuk menemui sahabatnya itu. Jongin mengendap hati-hati ke dalam ruangan kaca yang cukup luas itu. Tidak ada seseorang pun disana kecuali... Seulgi yang sedang duduk di pojok ruangan dengan kepala terbenam di tangannya.
"Seul, lo gapapa?" Jongin mendekat perlahan, berjongkok di depan Seulgi untuk menyamakan level tubuhnya.
"I'm Okay." Seulgi menjawab dengan suara parau. "PMS" lanjutnya, berusaha membuat Jongin tidak curiga dengan alasan menangisnya.
"Well," Jongin duduk bersandar tembok, tepat di sebelah Seulgi. "I know you're not okay." Jongin mengehela nafas, menoleh kearah Seulgi "And that's Okay, Seul" tambahnya.
"It's okay to be not okay." Jongin menepuk pundak Seulgi dengan halus.
"Lo nggak nyuruh gue untuk cerita kenapa gue nangis?" tanya Seulgi, masih dengan kepala terbenam.
"Nggak. Gue udah tau."
"Kok lo sotoy sih?" Seulgi akhirnya mengangkat kepalanya.
"Lo... takut kalo gue ninggalin lo buat debut, ya kan?" Jongin bertanya santai. Jongin yang cukup peka langsung mengutuk dirinya yang sudah keceplosan berkata begitu jujur di depan cewek yang matanya sembab itu.
Skakmatt.
Seulgi tahu, tidak ada gunanya berbohong kepada Jongin. Jongin terlalu mengenalnya. Ia pun pasrah mengangguk.
"Bukan takut sih, tapi, yaaaaa gimana yah." Seulgi mencoba melakukan sedikit pembelaan demi harga dirinya.
Jongin tertawa pelan
"Gue kan belum tentu jadi member yang didebutin itu, Seul."
'Oh, ayolah Kim Jongin! Jangan merendah, se-antero SM building ini sudah tahu kalau kamu adalah pentolan dance trainee cowok di usia yang 'siap panen'. Maksudnya, usia yang pas untuk debut.' Seulgi melirik Jongin sinis.
"Lo pasti jadi line-up buat upcoming debut ini, Jongin." Seulgi melempar pandangannya dari Jongin.
"Gue yakin lo juga akan jadi line-up untuk girlgroup selanjutnya." Kalau itu, Seulgi sudah tahu. Seulgi percaya diri pasti akan debut bersama girl group terbaru SM. Namun masalahnya, ia tidak tahu kapan itu terjadi.
"Seul... kalaupun gue debut emang kenapa? lo takut gue jadi cuek ke lo ya? Nggak akan Seul, gue janji. Kita tetep sahabatan sampe kapanpun." Jongin meraih tangan sahabatnya yang kurus itu.
Well, Sahabat. Iya cuma sahabat, tapi Seulgi senang setengah mati dengan perlakuan Jongin kepadanya. Jongin tersenyum manis, melepaskan genggaman tangannya, mengalihkannya pada rambut coklat Seulgi. Dielusnya rambut Seulgi beberapa kali dan kemudian ia mengacak-acak rambut halus itu gemas
"YA!!! KIM JONGIN!!!" Seulgi balas memukul lengan Jongin sekuat tenaga. Jongin merintih kesakitan sambil tertawa geli. Anyway, Jongin merasa sakit yang ia rasakan ini... benar-benar sakit. Jongin lupa kalau kekuatan pukulan Seulgi nyaris menyerupai Kyungsoo, sangat kuat.
"Latihan bareng, yuk! Gue udah latihan dari pagi, abis istirahat siang udah kelar latihan ini sebenernya, tapi belum pengen pulang. Lo masih mau latihan kan?" Seulgi mengangguk mengiyakan ajakan Jongin. Momen favoritnya dengan Jongin adalah saat mereka latihan dance bersama.
1 jam berlalu begitu cepat di ruang latihan, Seulgi dan Jongin memang terkenal dengan kegilaannya dengan latihan dance. Bagi mereka, latihan dance adalah hal yang menyenangkan, terlebih jika dilakukan bersama dengan orang yang memiliki passion yang sama. Ditengah gerakan-gerakan yang mereka praktikan bersama, seseorang memasuki pintu ruangan tersebut tanpa bersuara. Seulgi dan Jongin yang melihat ke arah cermin, otomatis melihat sosok itu. Jung Soojung.
"Soojung?" Jongin terbelalak. Seulgi tidak kalah kaget. Mereka berhamburan menuju perempuan sempurna bak bidadari yang masih berdiri di depan pintu itu. Tidak salah lagi, ini Soojung, atau yang sekarang lebih dikenal dengan nama: Krystal.
"Soojung! Kapan kamu dateng? Kok nggak bilang-bilang??" Seulgi memeluk Soojung dengan hangat. Soojung membalas pelukan itu sambil tersenyum dan berkata "Kangen aku, nggak?"
---
Ketiganya duduk sambil meluruskan kaki, menghadap ke cermin.
Soojung, Seulgi, dan Jongin sudah terkenal sebagai dance ace diantara para trainee SM sejak mereka masuk. Mereka masuk di tahun yang sama. Itu membuat hubungan ketiganya menjadi dekat. Selain karena sama-sama hobby ngedance, trainee di usia belia, dan seangkatan, mereka menjadi dekat karena memiliki sifat yang mirip dan punya selera style yang serupa. DI awal trainee, mereka sering latihan overtime bertiga. Latihan dance sambil bersenda gurau dan membuat koreografi iseng adalah hiburan yang menyenangkan bagi tiga remaja calon artis besar itu. Diantara ketiganya, Soojung paling terkenal karena kecantikannya dan karena hubungan darahnya dengan Jessica SNSD. Benar saja, tidak lama setelah debut, Soojung dipersiapkan untuk menjadi maknae di girlgroup terbaru saat itu, f(x). Seulgi mengalami masa yang sulit melihat sahabat sepantarannya debut duluan. Di sisi lain, Krystal pun mengalami masa yang sulit karena semakin banyaknya beban yang harus ia terima di usianya yang sangat muda.
Ternyata, kondisi itu masih sama hingga saat ini. Seulgi masih iri melihat Soojung yang sedang naik daun dan sudah merasakan popularitas yang luarbiasa. Di sisi lain, Soojung pun masih sama menderitanya seperti dahulu. Semakin terkenal ia, semakin banyak masalah yang harus ia dapatkan. Soojung lelah, muak. Ia merasa sangat kosong dan.... desperate. Itulah alasan mengapa ia menyempatkan main ke SM dan menemui dua sahabatnya itu. Ia tidak tahu lagi harus bercerita pada siapa kalau bukan pada Seulgi dan Jongin.
Seulgi merasa iba dengan pengakuan sahabatnya. Ternyata, tidak semua yang dipikirkan Seulgi itu benar. Soojung justru merasa lebih menderita sejak ia debut. Ia tidak hanya fokus pada cerita dan raut Soojung, ia juga sesekali melirik Jongin yang menatap Soojung penuh kasih sayang. Seulgi sudah tahu kalau Jongin memang menyukai Soojung. Ya, dia sudah tahu bahkan jauh sebelum dia menyadari bahwa dirinya juga menyukai Jongin.
"Maafin gue ya gue jarang nemuin kalian, main sama kalian." Soojung terisak di pelukan Jongin
"Gapapa, Jung. Kita ngerti kok. Ya kan Seul?"
"Iya, Soojung. Lo semangat dooong! sekarang ini lo itu idol paling hits di korea! lo harus bangga dan semangat ngejalanin schedule lo demi orang-orang yang udah ngedukung dan mengagumi lo, Jung." Seulgi menambahkan.
"Jangan overthink, haters gonna hate. Nggak usah peduliin komentar pedes orang-orang. Lo juga harus istirahat yang cukup, makan yang cukup, jangan sampe sakit." Jongin mencecar Soojung dengan nasihat-nasihat bijak yang jarang ia katakan. Jongin bukan tipe cowok seperti itu.
Meskipun Seulgi menyukai Jongin, Seulgi tidak bisa cemburu dan kesal pada Soojung. Soojung terlalu sempurna, Seulgi merasa ciut setiap kali memikirkan Jongin dan Soojung. Seulgi memang cemburu, ada sedikit rasa sakit yang ia rasakan tiap kali melihat keduanya begitu dekat. Tapi, Seulgi bisa apa? ia tidak ingin merusak hubungan persahabatan mereka. Lagipula, Seulgi tahu persis bahwa yang Jongin suka adalah Soojung, bukan dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Flash
FanfictionSeulgi tidak pernah menyangka bahwa dirinya resmi menjadi trainee di agensi no.1 di Korea, SM. Entertainment. Ia juga tidak pernah menyangka bahwa menjadi artis tidak semudah ia bayangkan. Banyak hal yang ia dapatkan, banyak juga yang harus dikorba...