19: It's Definetely You

1.5K 193 1
                                    

"Biar kutebak, pemotretan?" Jimin membuka pembicaraan mereka bertiga di restoran resort nomor 1 di Bali itu.

"Bukan." Seulgi menjawab dengan sedikit menggelengkan kepalanya dan tersenyum.

"Oh? Masa? Lalu untuk apa jauh-jauh kesini sendirian?"

"Aku sedang hunting lukisan dan ingin mencari inspirasi sekaligus belajar melukis dengan peluki-pelukis disini. By the way, aku tidak sendiri. Aku kan bersama manajerku." Seulgi menjelaskan maksudnya datang ke Bali.

"Aah.. Iya, ku dengar kau sedang serius menjalankan hobi melukismu ya? Kau pernah mengadakan pameran kan beberapa waktu yang lalu?" Hoseok menimpali.

"Iya. aku berencana mengadakan pameran lagi tahun depan, untuk itulah aku kesini."

"Wah.. selain menyanyi, ikut variety show, dan main drama, Seulgi-ssi juga berbakat di seni rupa ya, aku salut denganmu!" Hoseok tidak dapat menahan hasratnya untuk fanboying over Seulgi. Laki-laki mana di Korea yang tidak mengagumi sosok Kang Seulgi?

"Ah.. iya, terimakasih pujiannya, tapi aku masih pemula kok. Dan juga aku tidak se-berbakat itu saat berakting, kau sedikit berlebihan."

"Tidak berbakat bagaimana? Aku pernah ikut Jimin menonton dramamu, dan aku pikir aktingmu bagus, Seugi-ssi." ucapan Hoseok mendapat balasan berupa cubitan paha dari Jimin. Bisa-bisanya hyungnya yang satu ii membocorkan pada Seulgi bahwa diam-diam ia mengikuti serial drama yang dimainkan Seulgi.

"Ah, terimakasih. Aku juga mengagumi kalian, kalian benar-benar legenda kpop." jawab Seulgi canggung.

Sesaat kemudian makanan mereka datang dan mereka pun menikmati hidangan tersebut dengan suasana yang cukup khidmat. Hoseok berungkali berusaha mencairkan suasana dengan melemparkan candaan, tapi baik Jimin dan Seulgi seperti hanya merespon dengan tertawa. Ah entah karena mereka memang canggung atau karena mereka memang sama-sama tidak asik.

"Kapan kalian kembali ke Korea?" tany Seulgi sambil terus menyantap hidangan yang tersisa di piringnya.

"Kami bisa pulang kapan saja karena kami sedang tidak ada jadwal sampai 2 minggu kedepan. Kami berencana pulang besok lusa, tapi sebenarnya kami belum beli tiket." ungkap Jimin.

"Ooh begitu ya.. Semoga kalian menikmati liburan kalian disini ya."

"Apakah kau sudah mengunjungi Bali sebelumnya?"

"Eoh. Ini yang ketigakalinya aku ke Bali."

"Wah pas sekali kalau begitu! Apa kau bisa merekomendasikan pada kami tempat-tempat yang asik untuk dikunjungi? Ini pertamakalinya aku dan Jimin ke Bali."

"Aah.. sebenarnya saat aku ke Bali aku lebih banyak menghabiskan waktu di resort dan lokasi pemotretan saja" seulgi menjawab dengan tidak yakin. "Tapi yang jelas kalian harus mencoba ke pantai dan juga ke kuil tradisional mereka-"

Seulgi menjelaskan semua hal yang ia tahu tentang tempat wisata di Bali pada Hoseok yang antusisas. Jimin hanya mengamatinya diam-diam dari sebelah Hoseok. Sesekali mata Seulgi tertuju pada Jimin, karena ia pikir Jimin juga ingin mendengarkan penjelasannya. Namun, Jimin sebenarnya hanya pura-pura antusias dengan cerita tentang Bali. Ia hanya ingin memandangi gadis yang 5 tahun lalu ia lepaskan demi karirnya dan karir gadis itu sendiri.

"Ah! Kedengarannya seru sekali! Jim, pastikan kita besok bertanya pada translator kita tentang tempat-tempat yang disebutkan Seulgi tadi ya! Kita harus kesana!"

"Eh? Oh.. iya hyung." lamunan Jimin buyar seketika.

***

"Kalau begitu, sampai bertemu lagi. Semoga kalian mendapat liburan yang menyenangkan ya." Seulgi membungkukkan sedikit badannya untuk berpamitan dan kemudian menghilang dari pandangan Hoseok dan Jimin.

"Wae?" Hoseok menanyakan pertanyaan retoris pada Jimin yang masih mematung memandang sisa-sisa kepergian Seulgi barusan.

Tanpa menunggu jawaban Jimin, Hoseok yang sudah memahami Jimin itu merangkulnya dan menggeretnya menuju kamar.

***

Seulgi duduk dipinggir kolam renang yang memantulkan cahaya bulan dengan seumpurna. Air kolam yang begitu tenang karena tidak ada seorang pun yang ada didalamnya kecuali tungkai kecil Seulgi yang tercelup di pinggir kolam tersebut.

Ah, begitu tenang. 

Seulgi bersyukur ia memutuskan untuk mencari inspirasi di sini. Ia membuat keputusan yang sangat tepat, pikirnya. Seulgi sedang dipuncak karirnya sebagai seorang entertainer. Ia telah menjajal berbagai jenis hiburan selain berada di dalam idol group. Namun, akhir-akhir ini ia justru merasa lelah berada dibawah spotlight dan kamera. Perasaan ini mirip dengan perasaan yang pernah ia rasakan 5 tahun lalu, saat ia baru mulai berada di puncak.

Seulgi tidak ingin mengeluh, tidak lagi. Ia bukan gadis remaja yang labil seperti 5 tahun lalu. Ia sangat bersyukur dengan kehidupannya saat ini, namun sebagai manusia biasa tentu ia ingin mendapatkan hal-hal lain selain uang dan ketenaran. Hal-hal seperti kebahagiaan hidup dan cinta.

"Byurrrrr" seseorang masuk ke dalam kolam tiba-tiba dan berenang menyeberangi satu sisi kolam ke sisi lain, seakan tidak menyadari ada gadis yang sedang asik melamun di salah satu sisi kolam lainnya.

***

Jimin berjalan sembari melepas kaus tipisnya. Ia kini hanya memakai celana pendek. Dada bidangnya terekspos pada alam yang mengelilinginya serta bulan dan bintang yang terlihat. Ia sengaja memilih  kolam kecil yang letaknya agak jauh dari keramaian untuk berenang malam ini. Ia tida memiliki masalah memamerkan otot kebanggaannya, namun, bagaimanapun ia merasa lebih nyaman jika tidak ada orang yang melihatnya saat ini.

Jimin hampir menjatuhkan kaus dan handuk kecil yang ia genggam saat mengetahui kolam tujuannya itu tidak benar-benar kosong. Ada seorang gadis dengan kaus putih tipis duduk ditepi kolam.

Mungkinkah, kau lagi?

Jimin terus mendekat.

It's definetely you, Kang Seulgi!

Panggil Jimin bodoh, tapi Jimin ingin sekali berharap bahwa pertemuan-pertemuan hari ini adalah petunjuk baginya bahwa takdir berpihak padanya dan Seulgi.

Lucu rasanya kalau Jimin kabur saat ini dan tidak jadi berenang hanya karena melihat Seulgi. ia pun memutuskan untuk pura-pura tidak peduli akan kehadiran gadis yang terlihat sedang bengong itu. Ia loncat masuk ke kolam dan mulai berenang.

Behind The FlashTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang