9: Young Forever

1.9K 216 9
                                    

Seulgi mengecek jam tangannya untuk yang kesekian kalinya. Sekarang sudah pukul 06.20 dan Jimin belum kelihatan batang hidungnya. Sudah 20 menit Seulgi ada di depan kedai kopi yang bahkan belum buka itu. Meski sudah nyaris membeku berdiri lebih dari 5 menit disitu, Seulgi terlalu takut untuk berkutik. Ia sudah susah payah keluar sembunyi-sembunyi dari dorm, jika ada orang yang memergokinya sekarang, tamat riwayatnya. Seulgi hanya bisa menunggu Jimin dengan sabar dibalik tudung hoodie pinknya.  Ia bersumpah akan menjitak kepala Jimin saat laki-laki itu muncul.

***

Jimin berlari dengan hati-hati agar ia cepat sampai ke tempat tujuannya, sekaligus agar tidak menarik perhatian. Ditengah perjalanannya itu, ia terkekeh melihat dirinya sendiri saat melewati sebuah jendela yang memantulkan sosoknya. 

Ide bagus, Jimin! Cerdas Sekali!

"YA! PARK JIMIN! DARIMANA AJ- hpfttttt" teriakan Seulgi dihentikan paksa oleh tangan Jimin.

"Kamu cari mati, Seul?Sssttttt!"

"Kamu tau nggak aku udah hampir mati kedinginan berdiri disini dari tadi!? Aku nggak bisa kemana-mana takut ketahuan orang!!" Seulgi merengut.

Jimin terkekeh melihat Seulgi yang sedang protes. ia kemudian memperhatikan penampilan cewek itu. Tidak seperti yang biasa terlihat di depan kamera, wajah Seulgi sangat polos. Ia hanya meangplikaskan sunscreen dan lipbalm berwarna kemerahan. Tidak ada eyeliner yang membuat matanya terlihat lebih besar, tapi justru Jimin menyukai mata polosnya itu. Rambut panjangnya yang kecoklatan terikat dibalik tudung pinknya. penampilan Seulgi mirip saat ia menemuinya saat latihan beberapa waktu lalu. Seulgi memakai hoodie pink polos dan dibaik hoodie itu Jimin bisa melihat sedikit penampakan kerah berwarna putih. Mata Jimin menjelajah semakin ke bawah dan didapatinya Seulgi memakai rok pendek biru, khas anak SMA Seni. Ya, Seulgi memakai seragam. Sama halnya dengan Jimin saat ini.

Rupanya Jimin yang menyuruh Seulgi menggunakan seragam sekolah. Ide Jimin hari ini adalah kencan ala anak SMA. Selain untuk mengenang masa-masa SMA, Jimin rasa ini ide yang bagus untuk penyamaran mereka. Beruntunglah Jimin dan Seulgi yang memiliki wajah khas korea, tidak terlalu mencolok. Dengan menggunakan seragam SMA, tanpa make up, tentu saja akan membuat mereka terlihat seperti remaja korea pada umumnya. Tidak kalah dengan Seulgi, Jimin pun tidak memakai eyeliner atau make up apapun. Diluar dugaan Seulgi, justru Jimin terlihat jauh lebih tampan tanpa tindik dan eyeliner tebal itu! Jimin menggunakan seragam sekolahnya, ditambah hoodie hitam yang tebal, lengkap dengan tas ransel dan sepatu olahraga khas anak SMA.

"Sorry Seul, tadi ada urusan mendadak." Jimin menggaruk-garuk kepalanya dengan canggung. Ia merasa bersalah sekaligus tidak kuasa menahan senyum melihat penampilan mereka berdua saat ini.

"Dapet ide darimana sih pake seragam gini?" kata Seulgi mengalihkan topik. Penantian panjang Seulgi yang cukup membuatnya naik darah tadi terbayar seketika saat melihat Park Jimin versi anak SMA berdiri di depannya.

"Jenius kan? hehehe kalo kayak gini, orang-orang bakaln susah ngenalin kita Seul. Palingan kita dikira anak SMA yang lagi bolos hahaha." Seulgi harus akui, ide ini memang brilian.

"Emang kita mau kemana?" tanya Seulgi

Jimin tidak menjawab pertanyaan Seulgi.  Secepat kilat ia meraih tangan Seulgi dan mengajaknya berlari.

***

"Waaaaaaaahhhhh" Seulgi memutar-mutar kepalanya menikmati pemandangan yang ada di sekitarnya sekarang.

Mereka berada di sebuah Theme Park yang sepi pengunjung. Selain karena ini hari Senin, lokasinya juga lumayan jauh dari pusat kota.

"Hari ini kita bukan Seulgi Red Velvet dan Jimin BTS. Hari ini kita Seulgi dan Jimin anak SMA yang bolos sekolah buat seneng-seneng." Kata Jimin sambil mengedipkan salah satu matanya. Sayang, aksi itu gagal. Jimin tidak bakat mengedipkan sebelah matanya, sama halnya dengan Seulgi.

Mereka pun berlari menuju wahana-wahana yang tersedia. Mulai dari Kapal Bajak Laut, Komidi putar, boom-boom car, sampai wahana-wahana ekstrim seperti roller coaster. Mereka berdua sangat menikmatinya. Ini adalah momen masa muda yang telah mereka lewatkan karena kesibukan mereka meraih mimpi. Sekalipun mimpi itu perlahan telah tercapai, ada beberapa kebahagiaan yang sulit mereka dapatkan. salah satunya kebahagiaan macam ini. Bersenang-senang bersama orang yang membuat hati mereka berbunga-bunga, tertawa lepas dengan jiwa muda mereka, ini adalah kebahagiaan yang terpaksa mereka korbankan. Mereka menjadi lebih bahagia dua kali lipat saat ini karena akhirnya bisa mencuri-curi kesempatan ditengah sibuknya jadwal mereka.

"Istirahat dulu, Seul. Beli minum yuk!"

"Yaudah, kamu beli sana. Aku tunggu disini ya." Ujar Seulgi seraya duduk di sebuah bangku.

Tidak lama kemudian Jimin datang membawa dua buah Slurpee. Mereka pun menikmati minuman dingin itu sambil mengistirahatkan punggung mereka di sandaran bangku.

"Thanks ya Jim. Hari ini menyenangkan banget!" Seulgi memberikan senyum terbaiknya pada Jimin yang terlihat gugup disebelahnya itu.

"Aku yang harus berterimakasih karena kamu udah mau nyempetin waktu kamu, Seul."

"Aisssshhhh. Justru aku yang makasih karena kamu kan sekarang lagi super sibuk."

"Yaudah gini aja, jangan bilang terimakasih ke satu sama lain. Kita berterimakasihnya sama diri kita sendiri yang udah mau ngambil resiko untuk kabur kayak gini aja, oke? hehehe."

"Deal! Hahaha. Aku ga nyangka aku jadi anak bandel sekarang. Thanks to you, Park Jimin." Seulgi terkekeh.

"Pasti sulit ya, jadi artis dari agensi yang ternama? Kamu hebat udah melewati semua itu, Seul. Aku salut sama kamu." Jimin menegakkan punggungnya, melirik ke arah Seulgi yang saat ini juga melihat ke arahnya.

"Enggak. Yah, sulit sih. Tapi aku rasa semua orang juga melewati banyak hal sulit, termasuk kamu dan temen-temen kamu, Jim. Aku bener-bener salut sama kalian yang udah berjuang sampe di titik ini." Ah, Seulgi memang terlalu baik hati. Kebaikan dan ketulusan hati Seulgi ini makin membuat Jimin jatuh kedalam pesonanya.

"Seul"

"Hm?"

"Ga jadi. Haha. Eh Kamu mau hotdog ga?" Jimin mengutuk dirinya sendiri yang hampir keceplosan menyatakan perasannya. 

Jangan sekarang, Jim. Belum waktunya.

"Mau!" Jawab Seulgi spontan.

"Okay. Kamu tunggu disini sebentar ya."

Saat Jimin  kembali membawa dua buah hotdog ditangannya, ia tidak mendapati Seulgi di bangku itu. 

Kemana Seulgi?

***

Seulgi merasakan kedua tangan dan kakinya nyaris mati rasa akibat kain yang mengikatnya begitu kuat. Tidak hanya itu, mulut seulgi juga terasa sakit karena tersumpal kain yang diikat dibelakang kepalanya. Jantungnya berdetak dengan sangat cepat, ia ketakutan. Ia tidak tahu bagaimana ia bisa berada di tempat gelap dan sepi ini. Terakhir yang ia ingat, Jimin datang dari belakangnya.

Tunggu, itu artinya, yang Seulgi kira sebagai Jimin itu bukan Jimin!

Suara langkah kaki terdengar dari arah punggung Seulgi. Sura itu semakin lama semakin nyata hingga Seulgi bisa merasakan kaki itu berada tepat disampingnya. Seulgi melihat bayangan sosok laki-laki itu dengan tubuh gemetar. Ia tidak sadar ia telah meneteskan air mata berbulir-bulir. Ia benar-benar ketakutan. Ia menggigil saat memandang wajah pria itu dengan jelas.

"Hai, Seul. Masih ingat aku?" 

Behind The FlashTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang