"Hai, Jim. Baik. Kamu apa kabar?" Seulgi berusaha terdengar se-santai mungkin. Tapi melihat ekspresi jimin yang tidak bisa menahan senyumnya, ia tahu bahwa ia gagal.
"Baik Seul."
Kemudian hening.
"Oh.. K-kau kenapa datang kemari? Bukannya sedang di Amerika?" Seulgi berusaha memecah keheningan.
"Darimana kau tahu aku sedang di Amerika?" suara Jimin terdengar begitu percaya diri, seakan-akan ingin memergoki bahwa Seulgi men-stalk dirinya.
"Tentu saja aku tahu, seluruh Korea juga tahu. Kan berita tentang BTS ada dimana-mana" jawab Seulgi jujur.
Jimin tiba-tiba merasa malu pada dirinya sendiri yang ke-GR-an. Ia tidak dapat menahan tawa kecilnya.
"Kenapa?" tanya Seulgi heran.
"Tidak apa-apa"
Dan suasana menjadi awkward kembali.
"Senang mendengar bahwa kau baik-baik saja. Apakah Red Velvet dan manajer kalian juga baik-baik saja?"
"Baik. Seperti yang bisa kau lihat sendiri." Seulgi menunjuk keempat gadis yang sedang tertawa-tawa bersama member EXO di tengah keramaian venue.
"Bangtan juga baik-baik saja kan? Kudengar kalian sedang mempersiapkan album?" tanya Seulgi.
"Mereka baik-baik saja, bahkan di Amerika mereka lebih banyak berlibur daripada mengerjakan album. Ya, rencananya awal tahun depan akan dirilis. Mereka masih disana, aku sengaja menyempatkan untuk pulang menghadiri pernikahan Jongin ini."
"Wah, sahabat yang setia ya.." Seulgi tertawa dengan awkward, diikuti tawa yang tidak kalah awkward oleh Jimin.
"Kalau begitu, aku kesana dulu ya, Seul. Aku ingin menemui Taemin hyung dan yang lainnya. Senang bertemu denganmu" Jimin sedikit membungkuk pada Seulgi.
"Eoh. senang bertemu denganmu juga, Jim."
Ha-ha Kang Seulgi.. Sadarlah! Apa yang kau harapkan? -Seulgi membalik badannya dan bergabung dengan teman-temannya.
***
"Kau masih seperti itu dengan Seulgi?" ditengah pembicaraan, tiba-tiba Taemin mengganti topiknya.
"Ya." Jimin memandangi Seulgi dari kejauhan.
"Kenapa? Ini sudah 5 tahun sejak kejadian itu, kenapa kalian tidak bersikap biasa kembali?"
"Kami bersikap biasa."
"Bodoh! Itu bukan biasa namanya. Bersikap biasa itu jika kalian bertindak seperti seorang teman lama, bukan seperti orang yang baru kenal dan malah canggung begitu."
Jimin tidak menanggapi Taemin. Ia sibuk memandangi Seulgi yang sedang mengobrol di seberang tempatnya berdiri.
"Kau sudah punya pacar ya?"
"Kau kan tahu sendiri kalau aku tidak pernah pacaran, hyung.."
"Tapi kau pernah cerita bahwa kau menyukai seorang wanita-"
"Aah iya waktu itu pernah, tapi kan hanya suka biasa. Setelah itu juga tidak berlanjut kemana-mana." potong Jimin.
"Kau masih menyukai Seulgi ya?" tanya Taemin lagi. Jimin terdiam beberapa detik sebelum menjawab pertanyaan tersebut.
"Hyung, bukankah ini aneh skali? Aku hanya pernah dekat sebentar dengan Seulgi. Lalu kami tidak pernah berhubungan sama sekali selama 5 tahun-"
"Lalu?" kini giliran Taemin yang memotong perkataan Jimin.
"Lalu kenapa sekarang aku sangat gugup saat bertemu dengan Seulgi?"
Taemin terbahak mendengar pernyataan Jimin.
"Hyung, aku serius. Ini aneh sekali bukan? Aku baik-baik saja selama 5 tahun tanpa Seulgi. Yah, kadang-kadang saat aku tertarik dengan seorang wanita, aku masih sedikit memikirkan Seulgi, sih. Tapi aku benar-benar baik-baik saja, aku bahkan bisa menahan untuk tidak stalking."
"Jim, aku akui kau sangat dewasa, tapi kalau urusan cinta kau benar-benar seperti anak SMA."
"Jangan mentang-mentang kau sudah ikut WGM kau jadi meledekku ya, hyung" cibir Jimin
"Tapi sungguh, Jim. usiamu sudah hampir 30! Jika kau merasa ada sesuatu yang salah dengan hatimu pada Seulgi, temui dia dan cari tahu apa yang seharusnya kau lakukan dengan perasaan anehmu itu."
"Ah hyung, aku tidak tahu bagaimana caranya. Sudahlah.."
"Terserah kau saja Jim. Aku tidak tanggung jawab ya jika kau menyesal nantinya."
***
Jimin dan Hoseok sedang bersantai dikamar hotel di Bali. Mereka baru saja pulang dari pemotretan untuk sebuah majalah fashion. Karena beberapa hari kedepan mereka tidak ada schedule, mereka memutuskan untuk extend dua hari berlibur di Bali. Dengan hanya ditemani seorang manajer, keduanya ingin mendapat sebuah liburan yang damai sebelum kembali beraktivitas.
"Hyung, sepertinya hotel ini memang tempat favorit artis korea saat berlibur di Bali ya?" perhatian Jimin terfokus pada HPnya. Ia sedang iseng browing tentang Bali.
"Eoh. Kudengar juga begitu. Tadi waktu aku makan di restaurant hotel, aku mendengar staff bergosip bahwa malam ini akan ada artis Korea yang menginap disini juga."
"Darimana kau tahu, kau kan tidak bisa bahasa Indonesia?"
"Aku makan bersama manajer dan translator kita, tadi. Kau sih, terlalu asik main game dikamar!"
"Hehehe." Jimin tidak melepaskan pandangannya dari HPnya.
"Pasti menyenangkan jika bisa berbulan madu disini. Ngomong-ngomong sebulan yang lalu Jongin dan Soojung bulan madu dimana Jim?"
"Amerika. Tapi hanya sebentar saja. Kau tahu kan mereka sangat sibuk."
Ngomong-ngomong soal pesta pernikahan Jongin, Jimin teringat kembali dengan Seulgi. Akhir-akhir ini sejak pertemuan itu, Jimin memang tidak bisa mengeluarkan Seulgi dari pikirannya.
"Hyung, aku lapar. Temani aku makan dibawah."
"Delivery saja."
"Tidak mau, aku ingin mencari suasana baru."
"Huh baiklah-baiklah." dan mereka pun turun ke bawah.
Sesampainya di lantai dasar, mereka berjalan melewati lobby untuk mencapai restoran.
"Jim, kau harus mencoba nasi goreng! Aku jamin itu enak sekali! kau juga harus mak-" Hoseok menghentikan perkataannya saat mendengar Jimin memanggil seseorang.
"Seulgi-ssi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Flash
FanfictionSeulgi tidak pernah menyangka bahwa dirinya resmi menjadi trainee di agensi no.1 di Korea, SM. Entertainment. Ia juga tidak pernah menyangka bahwa menjadi artis tidak semudah ia bayangkan. Banyak hal yang ia dapatkan, banyak juga yang harus dikorba...