"Hyung, gawat!" Taehyung terbirit-birit lari menghampiri pembicaraan serius yang sekarang sedang berlangsung setelah tadi ia diam-diam menyelinap keluar berniat mencari udara segar ditengah 'rapat' mereka.
"Ada apa?" Manajernya menanggapi dengan sedikit kesal. Maklum, tensi di ruangan ini sedang naik.
"Diluar banyak orang... Maksudku, banyak wartawan.."
Bukan hanya manajer, seisi ruangan terkejut. Bahkan Sooyoung dan Jin yang sedang meneguk minumannya pun tersedak.
"Mwo? Apa Kau serius?"
"Apa aku terlihat seperti bercanda?" ujar Taehyung dengan nada tinggi.
"Ini buruk. Mereka pasti telah mengetahui keberadaan kita karena mobil kita yang terparkir di basement."
"Ottoke..." Wendy menggigit bibirnya dan melirik anggota Bangtan yang sedang mematung akibat kaget.
"Hhhhh... Apa boleh buat. Biarkan anak-anakmu menginap disini saja. Kau bisa pulang dan membuat alibi jika wartawan menanyaimu apa yang terjadi." Ujar Manajer RV memberi solusi.
***
Anggota Bangtan masih duduk dengan canggung di ruang tamu. Manajer mereka sudah pulang lima menit yang lalu. Sesuai dengan saran Manajer RV, Manajer Bangtan pulang mengendarai van mereka dan beralibi kepada wartawan bahwa ia sedang mengunjungi teman yang sedang sakit di sekitar sini. Syukurlah, para wartawan yang penasaran agaknya percaya dengan kebohongan tersebut. Satu persatu dari mereka menyerah untuk mengintai dorm RV. Ide yang tidak buruk.
"Baiklah, kalian akan tidur disini dan pulang pagi-pagi sekali esok hari. Aku akan siapkan tempat tidur kalian di ruang tamu ini." Kata Manajer RV seraya menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal.
Tidak ada tanggapan. Rupanya anak-anak Bangtan masih mencerna situasi yang sedang mereka alami sekarang.
"Baik, hyung. Maaf sudah merepotkan." Ujar Hoseok sopan.
"Terimakasih." Namjoon pun bersuara. Ia sedikit kesal dengan musibah ini. Sebagai leader ia sangat menghawatirkan kondisi serta image mereka. Namun, melihat Jimin merasa bersalah dan juga melihat para member BTS dan RV kebingungan agaknya meluluhkan hatinya. Sebaiknya ia tidak memperparah keadaan yang sudah parah ini.
"Ehm.. eh.. kalau begitu.. kami akan membantu oppa menyiapkan tempat tidurnya." Kata Wendy beranjak dari tempat duduknya. Ia memberi isyarat kepada member lainnya untuk mengikutinya, namun Yerim menyela ajakan tersebut.
"Oppa, mereka kan tidak bawa baju apapun. Bagaimana mereka bisa mandi dan tidur?" tanya Yerim polos. Pertanyaan polos ini rupanya cukup esensial. Bangtan tidak berpikir sejauh itu. Mereka pun tidak tahu bagaimana nasib baju ganti dan mereka yang menginap di dorm wanita.
"Kalian tunggulah disini, aku akan membelikan kalian baju tidur dan juga sikat gigi. Aku barangkali akan membelikan makan malam juga untuk kalian." Kata Manajer RV sembari mengambil mantelnya untuk bersiap-siap keluar.
"Hamsa hamnida" Anggota Bangtan dengan kompak mengucapkan terimakasih
"Aku sepertinya agak lama, aku harus mengurus sesuatu dulu. Jadi, kalian bersabarlah. Dan jangan macam-macam!" tambahnya sembari memberikan 'tatapan mengancam' nya pada Bangtan.
"Aku percayakan padamu, Irene. Dan juga Namjoon. Aku pergi." Dan ia pun keluar dari dorm kecil kesayangan RV.
***
Meskipun awalnya canggung, suasana diantara mereka pun bisa mencair berkat Wendy yang dengan ramah memulai pembicaraan dengan: "Kalian mau makan apa?"
Pertanyaan tersebut disambut baik dengan Yerim, Sooyoung, Jhope, Jin, Jungkook, Taehyung. Dengan seru mereka membahas mengenai makanan apa yang Wendy masak untuk mereka. Jin dengan senang hati menawarkan bantuan, begitu pula Jhope. Sementara Double duo maknae dengan bersemangat berdiskusi mengenai menu yang cocok.
Di ruang tamu tersisa Jimin, Seulgi, Namjoon, Irene, dan Yoongi.
"Sebaiknya, kalian bicarakan baik-baik tentang hal yang terjadi diantara kalian berdua." Kata Irene memberi saran pada Jimin dan Seulgi yang sedari tadi menunduk.
"Ya. Lebih baik begitu. Aku tahu pasti banyak yang ingin kau sampaikan pada Seulgi kan, Jim?" Yoongi mengutarakan kaliamt yang menyejukkan hati Jimin dan Seulgi, meskipun dengan nada khasnya yang dingin.
"Jangan terlalu pikirkan tentang kami semua. Kami semua baik-baik saja." Tambah Namjoon.
"Hyung maafkan aku." Jimin mengangkat kepalanya dan menatap namjoon dengan penuh ketulusan. Ia tahu, leadernya itu tidak baik-baik saja. Jimin paham betul karakter Namjoon. Ia tidak enak hati pada hyung-hyungnya karena sudah membuat mereka semua repot.
"It's okay." Namjoon merangkul dan menepuk pundak Jimin, tanda bahwa ia benar-benar sudah memaafkan Jimin.
***
Seulgi dan Jimin berdiri bersebelahan di beranda dorm. Pemandangan Kota Seoul yang penuh lampu seakan berusaha membuat suasana hati mereka membaik. Malam ini barangkali adalah malam paling romantis yang pernah dialami oleh Jimin dan Seulgi selama hidupnya. Terutama Seulgi, sekalipun ia tidak pernah merasakan kencan di malam hari bersama pria karena kesibukannya menjadi trainee sejak usia belia. Ya, walaupun ini juga tidak bisa dibilang sebagai kencan
"Gwenchana?" tanya Jimin memulai percakapan.
"Eoh." Jawab Seulgi singkat.
"Maaf ya, Seul." entah ini yang keberapakalinya Jimin meminta maaf hari ini.
"Bukan salah kamu, Jim."
"Kalau aku nggak ngajak kamu main-" belum selesai Jimin bicara, Seulgi memotong
"Enggak Jim, ini bukan salah kamu. Aku seneng kok ta-" kali ini gantian Jimin yang memotong perkataan Seulgi. Ia mendekatkan tubuhnya pada Seulgi dan memeluk gadis sipit itu dengan hangat.
Wajah Seulgi memerah. Matanya menjelajah sebisa mungkin, memastikan bahwa tidak ada yang menyaksikan mereka. Seulgi tentu saja khawatir, ia tidak ingin berbuat masalahn untuk yang keduakalinya. Tapi, sejujurnya Seulgi sangat menyukai berada dalam rengkuhan Jimin.
"I guess it's our first and our last.." ujar Jimin lirih.
Tanpa disadari, Double duo maknae (Sooyoung-Yerim, Taehyung-Jungkook) mengintip aktivitas ini dari balik tirai pintu beranda. Soyoung dan Yerim menutup mulu mereka mengantisipasi pekikan girang mereka yang sewaktu-waktu bisa meledak. Sementara mata dan mulut Jungkook membentuk bulat sempurna, Taehyung berteriak spontan, merusak suasana.
"AIGOOOOO!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Flash
FanfictionSeulgi tidak pernah menyangka bahwa dirinya resmi menjadi trainee di agensi no.1 di Korea, SM. Entertainment. Ia juga tidak pernah menyangka bahwa menjadi artis tidak semudah ia bayangkan. Banyak hal yang ia dapatkan, banyak juga yang harus dikorba...