Taehyung mengernyitkan dahinya seraya menatap Jimin dengan lekat. Tidak percaya dengan kata-kata yang ia dengar langsung dari mulut Jimin barusan. Sahabatnya itu baru saja mengaku bahwa kemarin ia bertemu dengan Seulgi Red Velvet di SM. Ralat, lebih tepatnya ia SENGAJA MENEMUI Seulgi, anggota Red Velvet, di gedung agensi gadis itu.
"Udah gila ya lo?"
"Kayaknya gue emang udah gila, Tae." Jimin menjawab dengan santai.
"Gue emang udah curiga sih, belakangan ini lo ngechat Taemin sunbaenim melulu, mentang-mentang sempet ketemu terus tukeran nomor hp. Kalo alasannya cuma pengen minta saran buat improve dance skill lo, ga mungkin lo sampe segininya." Tae memaparkan hasil analisisnya "Jadi itu maksudnya, Jim?"
"Gue emang bener-bener ngefans sama Taemin hyung dan pengen belajar dari dia, Tae. Tapi, kayaknya kok pas banget sekalian aja gue cari jalan untuk bisa deket sama Seulgi." Jimin menambahkan "Sambil menyelam minum air. Hehehe"
Jimin memang termasuk pria yang pemalu dibandingkan member lainnya, itulah kenapa Tae merasa sangat heran mendengar pengakuan Jimin. Ia tidak menyangka Jimin seberani itu. Di sisi lain, Jimin mengungkapkan semua perasaannya hanya pada Tae. Bukan karena ia tidak dekat dengan member lainnya, tapi menurutnya, sementara ini cukup Tae saja dahulu yang tahu tentang dirinya yang sedang kerasukan setan cinta ini.
Huekkkk. Jimin kadang merasa jijik sendiri dengan dirinya jika sedang jatuh cinta seperti ini.
---
"Bang!" Jimin memeluk Taemin layaknya adik yang sudah rindu berat dengan kakaknya.
Taemin dengan manis membalas pelukan itu, memberikan senyuman tulusnya. Taemin bergegas mengajak Jimin masuk ke dalam ruang latihannya. Mereka mengobrol basa-basi sambil bersiap diri memulai latihan.
"Eh Jim, emang waktu itu lo nanya nomor Jongin untuk apa?" Tiba-tiba Taemin bertanya.
"Eh? Oh itu, gapapa sih Bang.. gue pengen deket sama Kai juga aja hehehe. Kalian berdua kan idola gue banget! Btw, lo udah lihat belum Bang, ucapan terimakasih di album baru gue? Ada nama kalian berdua." Jimin berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Haha iya, kita berdua udah lihat. Thanks ya Jim!" Taemin terkekeh.
Tiba-tiba seseorang dengan terburu-buru membuka pintu ruang latihan. Kang Seulgi.
Seulgi Kaget. Jimin mematung.
"Salah ruangan Seul?" Taemin memecah keheningan.
"Oh! Ya Ampun iya! Sorry." Seulgi segera meminta maaf dan langsung menutup kembali pintu tersebut.
"Bang." Panggil Jimin tanpa melihat langsung kearah Taemin.
"Ya?"
"Boleh minta tolong sesuatu ga?"
---
Taemin tidak kuasa menahan tawanya setelah tadi melihat Jimin dan Seulgi berdiri menghadap satu sama lain dengan wajah semerah tomat. Jimin benar-benar nekat sudah meminta tolong Taemin agar ia bisa bertemu Seulgi seperti ini. Meskipun demikian, Taemin justru sangat menikmati pemandangan lucu itu. Ia bahkan sengaja meninggalkan mereka berdua di ruang latihannya, mengunci ruang latihannya itu dari luar agar tidak ada yang menginterupsi. Taemin tahu betul agensinya yang super ketat itu tidak akan membiarkan hal semacam ini lolos begitu saja. Lama menjadi idol membuat Taemin telah memahami betapa susahnya idol memiliki kehidupan pribadi. Ia bahkan tidak bisa menemui wanita yang dulu ia sayangi, Son Naeun, karena larangan dari agensinya. Ia menyesal karena ia telah menjadi anak yang terlalu penurut. Karena itulah, Taemin dengan senang hati membantu Jimin. Ia berharap kisah Jimin tidak berakhir tragis seperti kisahnya.
"Ada apa ya, Jim?" Selugi bertanya dengan susah payah menyembunyikan rasa gugupnya.
"Nih." Jimin tidak kalah gugupnya, ia tidak mampu mengeluarkan kata-kata lain. Ia menyodorkan sebuah gantungan kunci beruang pada gadis cantik dengan rambut pirang yang terikat itu. Gadis itu keheranan.
"Kemarin pas fanmeet, ada fans yang ngasih itu. Katanya buat lo."
"Ha?" Seulgi merasa dirinya salah dengar.
"Iya, dia godain gue dan nyuruh gue ngasih ini ke Seulgi Red Velvet. Dia fans lo juga, katanya."
Tawa Seulgi terlepas. Ia tidak menyangka ada fans yang memberikannya hadiah di fanmeeting group lain. Ia lebih tidak menyangka lagi, cowok di depannya ini mengambil resiko begitu besar untuk menemuinya hanya untuk memberikan hadiah kecil ini.
Seulgi duduk bersila, diikuti oleh Jimin.
"Thanks! Btw kocak juga ya penggemar lo. Apa hubungannya coba ngasih hadiah ke gue lewat elo"
"Yaelah Seul, lo jangan pura-pura ga tau deh kalo kita berdua ini di ship banget sama banyak orang." perkataan Jimin ini sontak membuat Seulgi diam, pipinya kembali memerah.
"Seulmin. hehehe" Jimin meringis dengan imut.
"Ih apaan sih!" Seulgi berbicara dengan nada kesal, tapi dengan senyum yang tidak dapat ia tahan.
Pembicaraan mereka pun berlanjut dengan asyik layaknya mereka adalah sahabat karib yang telah lama mengenal satu sama lain.
Waktu berjalan begitu cepat saat mereka berbagi cerita, sehingga mereka tidak menyadari bahwa Taemin dan seseorang lainnya menghampiri mereka. Seseorang itu adalah: Kim Jongin.
Jimin cepat-cepat berdiri, memberi salam kepada Jongin dan kemudian Jongin memeluk Jimin dengan bersahabat. Seulgi berdiri perlahan dan membulatkan kedua matanya melihat pemandangan tersebut.
Sejak Kapan Jimin dekat dengan Jongin??
"Jim, lain kali ga usah ngebungkuk gitu. Kita kan temen." Ujar pemilik nama panggung Kai itu. Segera setelah berkata demikian, Jongin menatap ke arah Seulgi sambil tersenyum.
Sial! Kenapa dia harus senyum, sih!
"Ciee kalian..... Ati-ati sama paparazzi, ya! Jangan sampai gegabah." Kai menasihati seakan Seulgi dan Jimin adalah sepasang kekasih.
"Maksud lo apa? Gue ga ada apa-apa kok sama Jimin" timpal Seulgi ketus.
"Loh? Eh? Gue kira kalian udah jadian. Tadi denger dari Taemin..." Seulgi keluar tanpa pamit sebelum Kai menyelesaikan kalimatnya.
Jimin cuma bisa nyengir dan dengan sigap memanfaatkan momen ini.
"Makan bareng yuk! Gue yang traktir. Itung-itung balas budi sama kalian yang udah banyak bantuin gue!" Ajak Jimin kepada kedua sahabat barunya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Flash
FanfictionSeulgi tidak pernah menyangka bahwa dirinya resmi menjadi trainee di agensi no.1 di Korea, SM. Entertainment. Ia juga tidak pernah menyangka bahwa menjadi artis tidak semudah ia bayangkan. Banyak hal yang ia dapatkan, banyak juga yang harus dikorba...