"I'll stay by your side..."
Crush – Beautiful
🎠🎠🎠
Ranaditya Arizona: Nik, gue otw.
Monika Zahira: Seblaknya udah?
Ranaditya Arizona: Macem orang ngidam lo ini. Udah.
Monika Zahira:
Nikki tersenyum puas saat membaca pesan balasan dari Arizona di LINE. Tak lama setelahnya, ia melesat pergi menuju pintu depan menunggu kedatangan Arizona dengan sepeda fixie merah dan seplastik seblak di luar pagar sambil meneriaki namanya.
Sebenarnya rumah Arizona tidak terlalu dekat dengan rumah Nikki, malah justru terbilang lumayan jauh. Meskipun tinggal di daerah yang sama, kompleks perumahan mereka berbeda. Justru Clara yang tinggal satu kompleks dengan Arizona sehingga tak jarang mereka pulang sekolah berdua. Apalagi, mereka juga sering pulang sore karena ada rapat organisasi. Sedangkan Nikki biasa dijemput oleh kakaknya atau ojek langganannya.
Walau begitu, ada gang sempit yang bisa berfungsi menjadi jalan tikus dari perumahaan Arizona menuju ke perumahan Nikki maupun sebaliknya dengan waktu tempuh sekitar 15 menit. Sayangnya, jalan itu hanya bisa dilewati oleh pejalan kaki, pengendara motor, ataupun sepeda. Oleh karena itu, Nikki dan Arizona biasa mengunjungi rumah masing-masing melewati gang tersebut menggunakan sepeda.
Selang beberapa waktu kemudian, Nikki yang duduk di teras depan rumahnya menemukan sosok Arizona telah tiba dari balik pagar kayu yang renggang. Sambil berlari terbirit-birit untuk membuka pagar, Nikki berseru, "Seblak! Seblak! Seblak!"
Arizona langsung mengangsurkan seplastik seblak yang dibawanya kepada Nikki setelah gadis itu membuka pagar rumah dan mempersilakannya masuk.
"Bunda ada, Nik?" tanya Arizona sembari menutup pintu rumah setelah mengamankan sepedanya di garasi.
"Tadi pergi keluar. Ke toko buku kayaknya," Nikki menyahut dari arah dapur, bersiap menuang seblak pesanannya ke dalam mangkuk.
Arizona melepas earpod yang menyumpal telinga kanannya dan memasukkannya ke saku celana. Kemudian, ia menghela napas panjang. "Yah... padahal tujuan utama gue kan ke sini mau ketemu Bunda."
"Bukan ketemu gue?" sahut Nikki dengan nada menyebalkan saat Arizona tiba-tiba muncul di sebelahnya.
"Ketemu lo kan udah setiap hari," cibir Arizona. "Bosen."
Nikki pun melemparkan tatapan sinis kepada Arizona. "Ih, nanti kalo gue nggak ada, gue sumpahin lo bakal kangen sama gue sampe gila!"
"Bodo," balas Arizona tak acuh. "Cepetan makannya, habis itu kita belajar."
"Iya, iya," gerutu Nikki sambil menarik kursi di samping Arizona.
"Mbak Mika ke mana?" tanya Arizona lagi, mengabsen anggota keluarga Nikki yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Intertwine
Teen FictionRanaditya Arizona bukanlah orang asing dalam hidup Nikki. Namun jika Nikki diberi satu kesempatan lagi dalam hidup tanpa mengenal Arizona sama sekali, ia tak masalah.