"You still make me nervous
when you walk in the room,
them butterflies they come alive
when I'm next to you..."Niall Horan - This Town
🎠🎠🎠
Nikki menyandarkan kepalanya ke kaca mobil selagi ia dan Arizona sedang dalam perjalanan pulang. Jam sudah menunjukkan hampir pukul setengah enam sore. Lucunya, pada jam pulang kantor seperti ini tidak biasanya jalanan begitu lengang.
"Tumben nggak macet di sini, ya, Nik?"
Nikki melepas earphone di telinga kanannya untuk mendengar ucapan Arizona lebih jelas. "Kenapa, Jon?"
Arizona menatap Nikki sekilas, lalu tersenyum. "Nggak apa-apa. Anyway, lo laper, nggak?"
Nikki mengikuti arah tatapan Arizona ke restoran cepat saji favorit mereka di ujung jalan. "McD? Nggak pengin. Ribet kalo mau makan cheeseburger dengan tangan kayak gini," ocehnya sembari memandangi tangan kirinya yang dibebat.
"Nanti gue yang pegangin. Lo belom makan dari tadi siang, kan?" Sebuah ucapan bernada retoris meluncur dari bibir Arizona. "Gue tau yang bisa mengembalikan nafsu makan lo hanyalah double cheeseburger McD."
Nikki kontan tersenyum begitu lebar. Tangannya terjulur menyentuh pipi Arizona dan menepuknya pelan. "Oooh, how sweet of you! Lo emang sahabat terbaik di muka bumi."
Arizona menepis tangan Nikki dari wajahnya dan mendengus geli.
🎠🎠🎠
Kalau ada yang bisa menggeser tempat spesial double cheeseburger McDonald's di hati Nikki, mungkin itu adalah satu pint Häagen-Dazs rasa Caramel Biscuit & Cream yang biasanya selalu Nikki curi dari lemari pendingin di rumah Arizona. Selain itu, cinta Nikki kepada double cheeseburger McDonald's benar-benar mutlak.
"Yakin bisa makan sendiri?" tanya Arizona saat melihat Nikki kesusahan memegang burger-nya.
"Mau gimana lagi? Nggak enak dilihatin ibu-ibu itu," kata Nikki sambil melirik ke arah sekelompok ibu-ibu yang ada di meja sebelah mereka. Salah seorang dari kawanan mereka sempat melihat Nikki dan Arizona dengan pandangan tak mengenakan saat Arizona menyuapi Nikki dan bahkan menyeka saus dari wajahnya.
Arizona tersenyum samar. "Lo selalu aja lebih peduli sama apa yang diomongin oleh orang lain tentang lo."
Nikki berhenti mengunyah sejenak. "Memangnya lo nggak begitu?" katanya defensif.
Arizona tak membalas ucapan Nikki. Ia mulai mengambil beberapa potong kentang goreng dan mencelupkannya ke McFlurry sebelum memakannya.
Mereka lalu sama-sama terdiam menikmati makanan masing-masing sampai akhirnya notifikasi sebuah pesan baru di ponsel Nikki mengalihkan fokus mereka.
Bunda: Nikki, sudah sampai rumah?
Nikki segera membalas pesan tersebut.
Monika Zahira: Lagi di McD sama Jona. Bentar lagi pulang, Bun.
Bunda: Oke, hati-hati, ya. Bunda pulangnya agak telat.
Monika Zahira: Oke, Bun.
"Siapa? Bunda?" tanya Arizona penasaran, yang langsung dijawab dengan anggukan oleh Nikki.
"Bunda pulang telat katanya," lanjut Nikki kemudian. Bunda memang sedang ada rapat penting yang harus dihadiri hari ini sehingga dengan berat hati mengharuskannya untuk meninggalkan Nikki di rumah sakit bersama Arizona dan Clara sejak tadi siang. Setelah itu, Clara pun izin untuk pergi lebih dahulu karena tiba-tiba ibunya meneleponnya. Nikki tidak tahu alasannya, tetapi sepertinya ada urusan keluarga yang mendesak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Intertwine
Teen FictionRanaditya Arizona bukanlah orang asing dalam hidup Nikki. Namun jika Nikki diberi satu kesempatan lagi dalam hidup tanpa mengenal Arizona sama sekali, ia tak masalah.