13: øf him and the question marks

2.2K 290 103
                                    

"Nobody I asked knew
how he came to be the one
to whom you surrendered..."

Alex Turner – Stuck on the Puzzle

🎠🎠🎠

Semuanya sudah Nikki lakukan.

Memeluk guling, menghitung domba, berguling-guling ke kanan dan ke kiri. Telah dicobanya tidur sejak dua jam yang lalu. Gadis itu bahkan sengaja memutar video relaksasi ASMR di YouTube sebagai pemicu rasa kantuknya. Tetapi, hal tersebut juga tidak membuahkan hasil.

Jarum jam beker yang menyala dalam gelap pun telah menunjukkan pukul dua belas tengah malam. Padahal, Nikki sangat mudah tertidur jika kepalanya sudah menempel dengan bantal. Nikki tak pernah terjaga sampai selarut ini.

Randika Mahesa started following you.

Ini semua bermula ketika notifikasi dari Instagram tersebut muncul di layar ponselnya. Sesuatu yang langsung mengacaukan pikiran Nikki selama seharian penuh setelahnya.

Esok paginya, Nikki bangun dengan lingkaran hitam di bawah mata. Setelah mandi dan mengenakan seragam, gadis itu menyeret tungkainya dengan langkah lemas menuju meja makan, lalu menyapa Arizona yang sudah duduk manis di sana sambil mengobrol dengan Bunda.

"Pagi, Jona."

Arizona membalas sapaan Nikki dengan sebuah senyuman. Pandangan gadis itu terlihat kosong. Raganya memang ada di samping Arizona, namun jiwanya seolah terbang entah ke mana.

Arizona lantas melempar pandangan ke luar jendela. Cuaca di luar gelap dan berangin, jenis cuaca yang tidak Nikki sukai. Kontan, ia lagi-lagi memandangi wajah Nikki yang muram. Apakah susasana hatinya sedang buruk karena hari ini akan hujan?

"Jadi, hari Sabtu kemarin lo pergi ke mana sampai-sampai Bunda panik nyariin lo?"

Nikki melirik Arizona melalui sudut matanya. Kemudian, ia menyantap roti isi selai Nutella dan segelas susu cokelat hangat yang terhidang di hadapannya sambil melamun.

Dikarenakan ponsel Nikki dinonaktifkan, Bunda sempat menghubungi nomor Arizona dan menanyakan perihal keberadaan gadis itu yang tentunya tidak Arizona ketahui. Weekend kemarin Arizona disibukkan dengan acara bakti sosial yang diadakan oleh OSIS di sebuah panti asuhan sehingga ia tak memiliki waktu untuk menginterogasi Nikki terkait alasan di balik hal tersebut.

"Kemarin Nikki jalan sama cowok rupanya, Zo," timpal Bunda yang mencuri dengan obrolan mereka dari arah dapur. Bunda terkikik geli setelahya.

Nikki terlonjak kaget, sontak ia berseru, "Bunda apaan, deh!"

Arizona mengerutkan dahi. "Siapa?"

Nikki menatap Arizona gelagapan. "Uh..."

Bunda menghampiri meja makan lagi lalu mengambil kunci mobil yang diletakannya di sana. Ia tersenyum jahil kepada Nikki. "Siapa namanya, Sayang? Dika, ya?"

Nikki memicingkan mata dan mendengus sebal. Respons Nikki tersebut membuat Arizona mengerjap tak percaya.

"Serius?" tanya Arizona, entah kepada siapa.

Bunda tertawa kecil. Ia mencium kedua pipi Nikki yang masih mengerucutkan bibir dengan raut wajah kesal, lalu pamit kepada mereka berdua lantaran harus berangkat lebih dahulu.

"Nikki, nanti jangan lupa cuci piring dan kunci pagarnya. Bunda duluan, ya, Sayang," kata Bunda mengingatkan. "Zona, Bunda pergi dulu, ya."

Arizona mengangguk. "Hati-hati, Bun."

IntertwineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang