2

15.6K 1.2K 55
                                    

Sasuhina... Love Your Son

.

Hinata bisa dibilang beruntung karena ternyata Sasuke jarang berada di kantornya, Sasuke memiliki banyak cabang perusahaan, sehingga memaksanya bekerja fleksibel di semua kantor miliknya. Kantor tempat Hinata bekerja pun akhirnya jarang terjamah oleh Sasuke. Dan Hinata dapat bernafas lega karenanya.

.

.

.

"Hinata, bisa ikut saya menemui klien penting di restaurant A siang nanti? " pinta Naruto manager di bagian yang Hinata tempati.

"Sa-saya Naruto-san?"

"Iya kamu, Ino hari ini tidak masuk karena demam, jadi kamu gantikan dia ya." Naruto nyengir, atasannya ini selalu baik kepada Hinata. Membuat pipi Hinata selalu bersemu merah karenanya.

"Ba- baiklah, tapi..."

"Kamu cukup diam saja, biasanya Ino yang lebih banyak membantuku bicara, tapi kali ini biar saya saja yang menjawab semua pertanyaan klien." Naruto menyemangati. Hinata pun mengangguk setuju.

Hinata baru pertama kali ini akan bertemu klien, biasanya Naruto dan Ino yang berangkat, sehingga Hinata yang biasanya bekerja dalam ruangan hanya bisa pasrah mengikuti perintah Naruto.

"Siapkan saja data-data dan surat persetujuan kerja samanya, Hinata!" Naruto kembali ke ruangannya.

"Ba- baiklah, Naruto-san."

Siang hari seperti yang direncanakan, Naruto dan Hinata pergi ke restaurant yang dituju dengan membawa beberapa arsip untuk ditunjukkan kepada klien. Mereka duduk di tempat yang telah mereka pesan sebelumnya. Hinata duduk dengan canggung dan gugup.

"Santai saja Hinata, cukup tersenyum dan menjawab yang kamu bisa jawab." Naruto menenangkan Hinata yang terlihat gelisah dalam duduknya.

Lima menit mereka menunggu, akhirnya klien mereka datang. Laki-laki berumur 28 tahun yang tampan, rambut merah sedikit gondrong, muka babyface tetapi terkesan dewasa, menggunakan sweater turtle neck berwarna merah dan jas abu sehingga terkesan kasual tetapi tetap formal.

"Selamat siang Akasuna Sasori-san." Naruto berdiri dari duduknya dan menjabat tangan kliennya. "Saya Naruto dan ini Hinata dari Uchiha Corp."

Sasori menjabat tangan Hinata sedikit lebih lama, matanya menatap wajah Hinata dengan terkesima. Hinata yang malu karena ditatap seperti itu, berusaha menarik tangannya, mengembalikan kesadaran Sasori yang enggan melepasnya.

"Silakan duduk Akasuna-san." kata Naruto ramah, Sasori duduk tanpa mengalihkan pandangannya dari Hinata. Hinata menunduk malu. Seorang pelayan datang untuk mencatat pesanan menu makan siang mereka, setelah pelayan pergi, Naruto mulai membicarakan maksud kedatangan mereka dengan santai.

"Bagaimana Akasuna-san, apakah Anda menyetujui kontrak kerja sama dengan perusahaan kami?" kata Naruto setelah menjelaskan panjang lebar dan di jawab dengan deheman pelan oleh Sasori.

"Aku akan menyetujuinya, tetapi dengan satu syarat." Sasori tidak melepaskan pandangannya dari Hinata. "Aku ingin mendapat nomor Hinata."

Naruto mengeryitkan dahinya heran. Setau dirinya, Akasuna Sasori sangat sulit untuk diajak kerja sama, tetapi dia menyetujuinya dengan mudah dengan syarat seperti itu?

Hinata memandang Naruto meminta pendapat, Naruto mengangguk bingung menyuruh Hinata memberikan nomornya pada Sasori. Dengan tertunduk, Hinata menuliskan nomornya pada secarik kertas lalu diserahkannya pada Sasori. Sasori menerima dengan senyuman manisnya.

Makan siang bisnis yang pertama kali Hinata lakukan pun berhasil dengan sangat sukses.

.

.

.

Sasuke sedang duduk di kursi kantor sambil memijit pelipisnya yang sejak tadi pagi berkedut-kedut karena di mejanya penuh dengan tumpukan dokumen yang harus ia periksa di salah satu cabang kantornya, sekretarisnya yang terkesan seksi dan cantik mengetuk pintu Sasuke.

"Masuk!" perintahnya.

"Tuan Sasuke, Nona Sakura sedang menunggu anda di luar."

"Untuk apa dia kesini? Suruh dia pulang!" kata Sasuke jengkel. Tanpa menunggu persetujuan Sasuke, Sakura menyerobot masuk ke dalam ruangan mendorong sekretarisnya untuk menjauh karena menghalangi jalan.

"Sasuke-kun, kenapa kamu tidak bilang kalau kamu berada di Suna? Aku sangat merindukanmu." Sakura hendak memeluk Sasuke, tetapi tangan Sakura segera ditepis Sasuke kasar.

"Kita sudah tidak ada hubungan lagi Sakura, pergilah!"

"Aku hanya ingin mengucapkan selamat kepadamu atas peresmian pembelian perusahaan periklanan terbesar di Konoha minggu lalu." Sakura mengaitkan kedua tangannya di dada dengan muka cemberut yang manis.

"Kuterima ucapan selamatmu. Sekarang cepat pergi!"

"Kau tau kan aku memiliki rahasiamu, Sasuke! Jika aku bongkar rahasiamu di depan media kalau kamu tidak bertanggung jawab karena telah menghamili seorang wanita, kira-kira apa yang media akan lakukan padamu?" Sakura tersenyum penuh kemenangan.

"Ckk!" Sasuke sebenarnya tidak peduli dengan citranya sendiri, tetapi karena orang tuanya seorang pembisnis terkenal yang mengutamakan harga diri dan citra mereka, sehingga Sasuke hanya bisa menyerah dalam genggaman Sakura. Yang dia inginkan sebenarnya hanyalah bertemu dengan wanitanya, wanita yang selama hampir empat tahun dicarinya sampai sekarang, namun sepertinya Kami-sama belum mengijinkan mereka untuk bertemu. Hal itu membuat Sasuke sangat frustasi.

"Bagaimana kalau dia dan anaknya mati karena kelaparan? Atau meninggal saat melahirkan? Atau mungkin dia menggugurkan kandungannya dan menikah dengan orang yang lebih baik darimu Sasuke?" kata Sakura acuh tak acuh.

"Jaga ucapanmu Sakura, aku yakin dia masih hidup. Aku akan segera menemukannya. Dan saat aku menemukannya, kau akan ku usir dari hidupku!"

Sakura kembali mengerucutkan bibir tipisnya, karena Sasuke sama sekali tidak bisa diajak berbicara.

"Untungnya belum," Sakura tersenyum manis. "Pokoknya aku ingin kita makan malam bersama hari ini untuk merayakan keberhasilanmu!" rajuk Sakura.

"Baiklah, tentukan tempatnya dan cepat pergi dari kantorku!"

.

.

.

Tbc...

Happy new year 2017
Telat ya? Biarin deh daripada ga ngucapin 😁😚😝

Biasa ya teman vote dan comment kalian berarti banget buat aku

Sasuhina...Love Your Son [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang