Sasuhina... Love Your Son
.
Ketukan pintu terdengar di depan pintu ruang PICU. Wajah Sasori muncul ketika pintu terbuka, Hinata tersenyum melihat Sasori datang.
"Sasori-kun, masuklah!"
Hinata sedang memberi Yukine minum ketika Sasori masuk sambil membawakan buah dan juga beberapa mainan.
"Anak tampan paman sudah bangun rupanya? Lihat, paman bawakan banyak mainan untukmu!"
"Hiks... Ia, hiks... teyima kasih Paman Sasoyi." kata Yukine tersedu dan tampak lelah. Sasori memandang Hinata dengan tatapan khawatir dan penuh tanya.
"Yukine kehilangan efek obat anastesinya, rasa sakitnya kembali muncul sejak tadi. Jadi dia menangis kesakitan sampai kelelahan seperti ini. Dokter baru saja memberinya obat penenang lagi." Hinata mengusap pipi Yukine dengan penuh kasih sayang dan kelembutan hingga Yukine mulai terlelap kembali.
Setelah Yukine tidur, Hinata menghempaskan diri di sofa sambil menghela nafas panjangnya.
"Sudah satu jam Yukine menangis kesakitan, dokter tidak bisa memberinya dosis lebih karena usia Yukine yang masih kecil. Andai aku bisa menggantikan kesakitannya." bisik Hinata pelan sambil memandang ke atas, dia tidak tega melihat anaknya menangis kesakitan, sesekali air mata mengalir di pipinya. Setelah mengusap aliran air mata di kedua pipinya, barulah Hinata menatap Sasori sambil tersenyum.
"Maaf, kau melihatku seperti ini Sasori-kun,"
"Aku mengerti apa yang kau rasakan Hinata."
Sasori duduk di samping Hinata, memberikan sapu tangannya pada Hinata. Hinata mengangguk dan menggunakan sapu tangan itu untuk mengelap air mata yang kembali membasahi pipinya.
Mereka kembali terdiam cukup lama sampai isak tangis Hinata mereda. Sasori menenangkan Hinata dengan mengusap punggungnya.
"Sudah lebih baik?"
"Hm, terima kasih karena sudah bersedia menemaniku menangis." Hinata kali ini tersenyum dengan tulus. "Aku akan mengembalikan sapu tanganmu setelah kucuci nanti."
Sasori mengangguk tanpa menatap Hinata. Pandangannya jauh kedepan, sebelum kembali berbicara.
"Hinata, aku ingin minta maaf tentang kemarin."
"Tentang?" Hinata menatap Sasori kebingungan.
"Tentang pembicaraanku dengan Sasuke."
"Hmm," Hinata menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. "Harusnya aku yang minta maaf, kau jauh-jauh kemari tapi aku malah mengusir kalian pulang."
Sasori menatap Hinata bingung, wanita ini selalu bertindak diluar dugaannya. "Ke- kenapa kau tidak marah saat aku mengancam S- Sasuke?"
Hinata tertunduk memainkan kedua telunjuknya. "Jadi kau tau kalau Yukine dan Sasuke -"
"Tentu saja! Pertama kali melihat wajah Yukine saja aku langsung menaruh curiga. Maksudku, lihatlah! Mereka berdua begitu mirip!" Sasori menatap Hinata tidak percaya.
"Kau belum menjawab pertanyaanku Hinata!"
Hinata menghela nafas kemudian tersenyum.
"Entah mengapa aku sudah terbiasa mendengar kata-kata ancaman. Menurutku kalian berdua itu hampir mirip, kau dan Sasuke sama-sama arogan, pencemburu dan benci kekalahan. Sasuke juga sering mengancam orang yang mendekatiku saat kami masih bersama dulu. Jadi aku yakin dia pasti akan melakukan hal yang sama padamu jika keadaannya ditukar."
Sasori menggeram tidak suka karena Hinata menyamakan dirinya dengan musuh cintanya.
"Maaf bila menyinggungmu Sasori. Tapi aku mengatakan apa yang ada di pikiranku saat ini, dan aku sama sekali tidak menyalahkanmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sasuhina...Love Your Son [Completed]
FanfictionSasuke berwajah tampan, jas yang melekat di tubuhnya terasa sangat pas di badan laki-laki berusia 30 tahun itu. Rambutnya yang hitam menyeruak kebelakang melawan gravitasi, bola matanya yang hitam terkesan tajam dan menusuk. Sifat 'cool' nya terpa...