03. Reason

2.9K 466 75
                                    

Elea

Everything happens for a reason but sometimes i wish i knew what that reason was. Karena begitu banyak hal terjadi dalam hidupku yang hingga kini aku sendiri tidak tau apa alasan dibalik terjadinya hal itu. Sebagai contohnya;

Mengapa aku ditakdirkan untuk menikah dengan Devan?

Mengapa hingga kini aku masih sanggup bertahan dengan hubungan ini disaat semua orang seolah menyuruhku untuk menyerah?

Mengapa Adit terus sangat peduli dan perhatian padaku dan malah mengabaikan para wanita yang memperebutkan perhatian Adit?

Dan masih banyak lagi pertanyaan - pertanyaan yang hingga saat ini masih belum bisa aku jawab dengan tepat. Oke, mungkin sempat beberapa kali terpikir olehku jawaban - jawaban dari pertanyaan tersebut namun selalu berakhir dengan pertanyaan kembali.

Seperti untuk pertanyaan mengapa aku ditakdirkan untuk menikah dengan Devan? Aku pikir Tuhan sedang menguji apakah aku termasuk ke dalam golongan orang - orang sabar dan setia yang bisa menerima pasangannya meski kerap kali ditinggal. Tapi kenapa harus aku?

Lalu untuk pertanyaan mengapa hingga kini aku masih sanggup bertahan dengan hubungan ini disaat semua orang seolah menyuruhku untuk menyerah? Mungkin ini yang dinamakan perjuangan. Dimana meski hatiku rasanya ingin menjerit dan berteriak bahwa ia lelah tapi masih ada sisi lain yang mengatakan bahwa aku harus bersabar. Tapi sampai kapan?

Kemudian untuk pertanyaan mengapa Adit terus sangat peduli dan perhatian padaku dan malah mengabaikan para wanita yang memperebutkan perhatiannya? Nah pertanyaan ini yang rasanya sangat sulit untuk aku jawab. Tidak mungkin kan Adit masih menyukaiku seperti yang pernah ia katakan dulu? Rasanya tidak mungkin, mengingat aku sudah memiliki Devan saat ini. Atau mungkin Adit memang orang yang baik dan sangat perhatian. Tapi mengapa hanya denganku?

See? Semua pertanyaan kembali menjadi pertanyaan ketika aku berusaha mencari jawabannya. Ah, aku membuat kalian pusing ya?

Jangankan kalian, kepalaku pun selalu berdenyut bila kembali menggali jawaban dari pertanyaan - pertanyaan itu. Atau mungkin pertanyaan - pertanyaan itu adalah pertanyaan tanpa ada jawaban? Seperti halnya sebuah perbuatan tanpa alasan? Tapi katanya setiap perbuatan akan selalu ada alasannya?

Ah, sudahlah. Lebih baik kita sudahi pembahasan ini karena sekarang perutku terasa sangat sakit. Seperti ada sesuatu yang meremas isi dalam perutku. Kalian yang perempuan pasti mengerti bagaimana rasa nyeri saat hari pertama saat menstruasi. Ya, nyeri itu yang saat ini sedang aku rasakan.

Oh, iya sekarang aku juga tau mengapa akhir - akhir ini aku menjadi sangat sensitif. Mungkin si tamu bulanan inilah yang menjadi penyebabnya.

Aku meraih ponselku dan memeriksanya siapa tau ada kabar dari Devan. Sudah lebih dari tiga hari pria itu tidak memberi kabar padaku. Semua pesan dan panggilanku tidak ada yang dijawab olehnya. Bahkan sejak tadi pagi ponselnya tidak bisa dihubungi. Devan memang sempat memberitau bahwa jadwal bertugasnya sedang gila - gilaan. Tapi tidak bisakah dia meluangkan waktu lima menit saja untuk menghubungiku? Sesulit itukah?

Ah, mengapa Devan harus seperti ini di saat tamu bulananku ini sedang berkunjung? Membuat moodku menjadi sangat tidak baik. Kepalaku juga terus berdenyut dari semalam. Mungkin karena beberapa hari ini aku sangat kurang tidur. Aku baru bisa tidur sekitar pukul tiga pagi dan harus bangun kembali pukul enam pagi. Badan dan persendianku pun terasa nyeri membuatku lemas. Jika memang karena menstruasi, tumben sekali separah ini.

"Le, bengong aja sih. Makan siang yuk!"

Aku menengadah dan menatap Adit yang sudah berdiri di hadapanku. Entah sejak kapan pria itu masuk ke dalam ruanganku.

I For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang