01. Relationshit

6.4K 637 81
                                    

Elea menyesali keputusannya menghabiskan malam minggu kali ini dengan duduk sendiri di pojok kedai Sate Padang Ujo, menunggu pesanannya yang tidak kunjung datang. Harusnya ia berdiam diri saja di rumah. Bergelung di bawah selimut tebal sambil menikmati drama korea yang belum rampung ia selesaikan dari sebulan lalu.

Wanita itu menghembuskan nafas berat sembari menopang dagu dengan kedua tangannya, mengamati keadaan kedai sate padang yang saat itu benar - benar padat pengunjung. Bahkan beberapa orang rela duduk lesehan di trotoar demi menikmati seporsi sate padang beserta lontong Uda Ujo yang Elea sendiri akui memang sangat lezat.

Devan yang pertama kali mengenalkannya pada sate padang di daerah Tebet ini. Dan manusia satu itu juga yang menjadi alasan Elea datang sendiri ke kedai ini sekarang. Elea merindulan Devan. Dan setiap kali rindu itu datang, bukan mengubungi Devan, Elea justru hanya datang ke tempat - tempat yang biasa ia datangi bersama Devan. Tidak mengurangi rasa rindunya memang, tapi setidaknya, Elea bisa merasakan kehadiran Devan di tempat ini. Elea tidak ingin mengganggu Devan dengan kata-kata rindunya. Elea harus mengerti Devan pergi untuk bekerja juga untuk dirinya.

Elea masih ingat betul kapan pertama kali pria itu dengan semangat mengajaknya ke kedai sate padang ini.  Sabtu, 13 September 2014. Dua hari setelah pertemuannya dengan Devan saat ia mewawancarai pria itu untuk menggantikan temannya yang sedang sakit.

Sore itu ketika Elea sedang membereskan kamar yang sudah lebih dari seminggu ia biarkan berantakan, ponsel yang selalu berada dalam vibrate mode itu bergetar.

Dahi Elea mengerut dalam. "Devan? Ada apa?"

"Elea, aku di depan rumah kamu" suara berat khas Devan, terdengar dari ujung sana.

Elea beranjak dari kasurnya dan berlari menuju jendela kamar. Menyingkap gorden berwarna maroon dan melongokkan kepalanya. Melihat Devan bersandar pada mobil sedan warna hitam yang sudah terparkir di depan pagar rumahnya.

"Sebentar, aku turun dulu"

Elea mematikan ponselnya kemudian melemparkan benda mungil itu ke atas kasur sebelum akhirnya berlari keluar kamar. Sebelumnya Elea sempat membenarkan kunciran rambutnya yang  sama sekali tidak berantakan. Memastikan dirinya pantas untuk bertemu Devan. Entah, Elea merasa ia perlu melakukan hal itu.

"Devan!"

Devan menoleh, dengan mata bulan sabitnya bila tersenyum membuat Elea ikut tersenyum.

"Kamu ngapain?"

"Mau jemput kamu buat makan sate padang. Aku punya rekomendasi tempat yang gila banget enaknya"

Entah mengapa, Elea tidak menolaknya. Meski ia sendiri tidak tertarik dengan sate padang dan belum pernah sekali pun memakan makanan khas Padang itu. Aneh saja menurutnya, makanan itu terlihat berlendir. Elea bukan bermaksud memilih - milih makanan, tapi jika memiliki opsi untuk tidak memakannya, Elea pasti akan memilih opsi itu. Ia akan lebih memilih sate ayam dengan bumbu kacang.

"Nggak makan, Ya?" tanya Devan masih sambil sibuk dengan tusukan - tusukan satenya.

Elea menggeleng. "Aku nggak tertarik. Kamu aja yang makan"

"Lho kenapa? Kamu harus coba, Ya. Ini enak banget. Beneran deh"

Devan menyodorkan satu tusuk sate ke depan mulut Elea. Tidak enak bila menolak, Elea membuka mulutnya. Menerima suapan dari Devan.

"Gimana? Enak kan?"

Elea mengangguk. Ini tidak seperti yang ia bayangkan. Rasanya enak dan bumbu rempahnya pas, tidak terlalu strong menurutnya.

Devan tersenyum, menampilkan mata bulan sabitnya lagi. "Aku bilang juga apa"

Dan mulai saat itu, Elea mulai menyukai sate padang. Dan setiap kali Devan sedang pulang ke Jakarta, Kedai Sate Padang Ujo tidak pernah luput dari kunjungan mereka.

I For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang