Part 14

5.7K 160 1
                                    

Typo 999+

Olive POV

Remasan tangannya makin menggila. Napasku memburu seperti deru angin tengah malam. Aku selalu menyukai adrenalin yang dialirkan oleh Nick kepadaku.

Seperti sebuah koneksi dalam tubuhku. Aneh.

Tanganku meraih tengkuknya dan membelainya, lelaki mana yang tak suka dengan sentuhan seperti itu. Ciuman kami terhenti, matanya menerawang kedelam diriku. Berbinar.

Aku tak tersenyum, tapi aku merasakan emosi. Ikatan emosional, yang terbentuk sangat kuat.

"Nick.. aku tak pernah merasakan ikatan yang sekuat ini.." ucapku dalam hati sambil menatap mata birunya lamat-lamat. Kini ia hanya memandangi bagian payudaraku.

Tangan kananku reflek menutup matanya yang sedang asyik itu. Ia tertawa, aku hanya tersenyum. Pikiranku berkecamuk "Olive.. kau kan sedang marah.. Bercintalah dengan amarah, jangan tertawa.." itulah kira-kira bisik pikiranku padaku.

Sungguh aneh tapi nyata.

Aku membuka tanganku, matanya menutup, lalu aku mencium keningnya perlahan. Aku merasakan kulitnya di bibirku.

Inikah cinta sejatiku?

"Cintailah aku seperti kau mencintai dirimu.. Kau bagian dari diriku, dan aku bagian dari dirimu." ucapnya.

Aku tersenyum nakal, "Lalu apa yang terjadi jika aku tak melakukannya?" tanyaku datar.

Mulut Nick menganga, "Maka aku akan mengigitmu... !!" ujarnya, seketika bibirnya mencium daun telingaku, lalu mengigitnya lembut, "... seperti ini." bisiknya.

Mulutku terbuka seakan ingin mengatakan sesuatu.. tapi aku hanya terlonjak kaget, dan desahan keluar dari mulutku.

Tatapan mataku berkeliaran disekitar kasur, ada meja kecil disisi sebelah kiri kami. Dan ada sebuah kartu nama, berwarna biru muda.

Tak jelas tulisannya, karena mataku terbuka dan kemudian tertutup, kenikmatan ini membuatku buta untuk sementara.

Tertera .. Anderson.

Aku tak peduli.

Aku melepaskan Nick yang menciumi leherku.

"Ada apa..?" tanya Nick kecewa.

Aku menggeleng, "Aku lelah." ucapku datar, suaraku nyaris tak terdengar.

Nick mengerutkan dahinya, senyumannya kecut. Ya, Nick, aku tahu.

Sepertinya pikiranku menang. Entahlah, aku seakan tak memiliki hasrat itu.. maksudku hasrat bercinta. Aku ingin berpikir. Atau tidur. Atau menghabiskan selusin muffin coklat dengan sirup maple, dan jus strawberry.

"..sayangku.." panggil Nick sambil menyentuhku pundakku.

"Apa?!" tanyaku ketus.

Dahi Nick semakin terlihat seperti kertas yang terlipat. Ugh! Eh! Kenapa aku jadi seperti ini? Aku sudah tahu kalau.. Nick dan wanita itu bukan apa-apa, dan sejujurnya hatiku telah memafkannya, aku nyaris melupakannya..

"Ada apa?" tanya Nick sekali lagi membuat telingaku berdengung.

"Aku lapar, ingin makan!" bentakku. Aku kembali duduk disofa, sambil melihat pemandangan dari balik jendela besar.

Nick terbingung-bingung. Napasnya menderu, berat. Aku bisa mendengarnya walau ia berjarak empat langkah dariku.

Author POV

Tak lama datang seorang pramugari mengantarkan makanan.Olive berpindah tempat menjadi duduk di kursi.

"Silahkan dimakan nyonya." Ucap sang pramugari sembari tersenyum ramah.

Love Me,HarderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang