Part 17

3K 110 2
                                    

Typo 999+

Author POV

Bibi Carlina beringsut dengan tatapan mata khawatir yang mendalam. Detak jantungnya berdebum seakan diterpa badai, dan itu sangat menyakitinya.

Bibi Carlina nyaris berlari kemudian membuka pintu kamar tempat Olive terbaring dengan keadaan yang sulit untuk dijelaskan, langkah kaki Bibi Carlina membuat suara yang begitu mengagetkan sehingga Nick terbelalak kaget karena 'kerusuhan' yang dilakukan wanita gemuk tersebut, "Mana sayangku?" tanyanya berlalu menuju Olive yang terpejam tanpa menatap sekitar.

Seketika Nick terasa diteror perasaan aneh yang belum pernah ia rasakan, Nick beranjak dari lamunan dan menghampiri wanita itu, "Bibi, dengarkan aku," ucapnya dengan penuh mohon, "Aku benar-benar menyesal telah membawanya per-" sebelum sempat menyesaikan kalimat, tatapan Bibi Carlina menjadi begitu asing bagi Nick, gejolak kemarahan disertai khawatir besar seakan terbayang hingga sanubarinya.

"Kau," kata Bibi Carlina sambil menunjuk kearah dada bidang Nick, "Apa yang sudah kau lakukan? Kau tahu, jika saja Olive benar-benar dalam keadaan kritis, aku tak akan segan untuk-" kalimatnya tergantung.

Seorang dokter masuk kedalam ruangan dengan napas yang terdengar menggebu, "Selamat siang," ucapnya datar, "Saudari Olivia .. Edwards, akan baik-baik saja, tak ada pendarahan dalam kan-" kalimat si dokter terpotong.

Nick terbelalak saat menyadari apa yang sebenarnya akan dikatakan dokter berambut putih tersebut, "Terima kasih atas informasimu, aku sangat berterima kasih. Aku ingin yang terbaik untuk Olivia, bagaimana dengan obatnya?" kata Nick, berupaya mengalihkan percakapan secepat mungkin.

Dokter tersebut mengerutkan dahi nya.

"Dokter,bagaimana keadaan kesayanganku?" Carlina bertanya seakan tau bahwa Nick sengaja menyela ucapan dokter tersebut.

"Keadaan nya baik ba-" lagi lagi ucapan dokter tersebut menggantung akibat ulah Nick lagi.

"Bibi,bukankah dokter sudah mengatakan bahwa Olive baik baik saja?jadi kumohon tenanglah ,dan aku juga meminta maaf padamu atas kejadian ini." Ucap Nick dengan tatapan mata memohon.

"Kau!diam kau! Aku tak butuh sepatah kata pun yang keluar dari mulutmu!" Ucap bibi Carlina nyaris berteriak.Tatapan matanya seakan memancarkan api yang terkandung kemarahan,kecewa,khawatir,sangat tak karuan.

"Keadaannya baik baik saja,tak ada akibat yang sangat fatal. Hanya saja beliau harus sangat berhati hati karena kandu-"

"Dokter!kapan Olive akan sadar?aku sangat mengkhawatirkannya,dia tak apa apa kan?" Keringat dingin sudah bercucuran di pelipis nya,nyaris saja dokter tersebut menyebutkan 'kandungan' yang akan mengakibatkan Bibi Carlina menghujaninya dengan beribu tanya.

"Berhati-hati karena apa?" Raut wajah Bibi Carlina seakan menyiratkan bahwa ia sudah sangat penasaran dan geram ingin segera mengetahui.

Nick susah payah mencari cara agar kata 'kandungan' tidak lagi keluar dari mulut dokter itu, "Olive tersenggol mobil, dan kondisi sebelum terjadi peristiwa itu, dia memang sedang sakit. Dan dokter menyarankan kami sebagai keluarganya agar berhati-hati dalam menjaga kesehatannya." ucao Nick agak gelagapan, denyut jantungnya begitu keras sampai telinganya berdengung akibat itu.

Dokter dan Carlina saling tatap dengan kebingungan besar yang terlukis dalam wajah keduanya, seakan menyiratkan maksud 'apa orang ini hanya gila atau memang benar gila?'

Carlina membuka mulut hendak berkata sesuatu yang membuat tangan Nick mendingin dan bergemetar, "Apakah itu benar, dok?" terka Carlina sambil menatap dokter itu dengan tatapan yang mengerikan.

Dokter hanya mengangguk, kemudian ia meminta Nick agar menemuinya diluar ruangan dan menyuruh Carlina untuk dia ditempat selama mereka berbincang  tentang keadaan Olive.

"Dokter, ada apa?" tanya Nick kalut.

"Aku menyarankan agar Anda mau berterus terang tentang keadaan Olivia, dan itu semua akan sangat baik, mengingat bayi yang ada dalam kandungannya. Ia butuh pengakuan." kata dokter sambil bisik-bisik.

Dada Nick terasa dihujam palu dogam ketika mendengar bahwa dokter mengetahui apa maksud dari sela-menyela kalimat diruangan tadi. Suasana lorong rumah saki lengang dan menyisakan ketegangan yanh dirasakan mereka berdua.

Nick mengangguk pelan, "Aku tahu itu." jawabnya datar sambil menatap ubin putih yang memantulkan cahaya lampu.

Nick menghirup nafas dalam dalam dan mengeluarkannya perlahan lahan.Mengundang ketenangan untuk masuk dalam dirinya.Setelah merasa mantap,ia mulai memasuki kamar Olive.

"Apa yang dikatakan dokter?!" Bibi  Carlina langsung saja menyerang Nick dengan pertanyaan.

"Bibi,dengarkan aku.Aku akan mengatakan sesuatu hal yang sangat penting untuk ku,Olive,dan kurasa penting untuk semuanya.Tapi kumohon,jangan lah berbicara sebelum aku menyelesaikan perkataanku.Bisa kah?" Ucap Nick.

Bibi Carlina hanya mengangguk sembari menatap Nick dengan tatapan penasaran.

"Sebelumnya maafkan aku,aku tau setelah aku mengatakannya kau akan membenci ku,kau akan muak melihatku,dan kau akan merasa aku tak pantas untuk Olive.Tapi ketahuilah,cintaku padanya lebih luas dari langit diatas,lebih dalam dari palung lautan,lebih besar dari dunia ini.Sampai kapanpun aku takkan melepaskan Olive dari hidupku.Bibi,sebenarnya...." Nick menjeda kalimatnya sejenak.

Bibi Carlina menatap Nick geram ingin segera mengetahui hal itu.

Setelah beberapa saat terdiam,akhirnya Nick membuka mulutnya kembali.

"Sebenarnya Olive tengah mengandung.Mengandung benih yang kutanamkan dalam dirinya." Nick menyelesaikan perkataannya.

Bibi Carlina terhenyak.Rasanya seakan tersambar petir di siang bolong ditengah padang pasir.Ia membuka mulutnya selebar mungkin seakan akan ribuan kelalawar bisa masuk kedalamnya.

"A-apa yang baru saja kau katakan?" Tanya Carlina terbata-bata.Ia masih tak percaya apa yang baru saja lelaki idaman itu katakan.

"Olive sedang mengandung anakku." Nick mengucapkan sebuah kaliamat yang sangat singkat padat dan jelas.

Hati Carlina mencelos, seperti sesuatu telah menyedot seluruh perasaan yang ia miliki, "Jadi .." kalimatnya mengantung begitu saja.

Suasana lengang, peluh menetes dari dahi Nick, berpikir tentang bagaimana reaksi dari Carlina selanjutnya. Dalam hatinya, ia merasa menyesal karena tidak berterus terang dari dulu, tapi mau bagaimana lagi, semuanya telah terjadi, dan apa yang telah ia rencanakan sebelumnya, gagal.

"Ya." ucap Nick mantap dan terdengar lebih tegas dari sebelumnya.

Mata Nick terlihat sayup dan layu, lelah.

"Ba-bagaimana .. semua ini ..." kata Carlina mengeleng-gelengkan kepala, "Lalu ba-bagaimana bayi dalam kandungannya sekarang?" tanya Carlina.

"Baik-baik saja." jawab Nick cepat. Wajah Carlina tak terlihat begitu kecewa, hanya saja khawatir yang timbul tak mau hilang begitu saja, meningat bahwa Olive sama sekali belum menunjukkan tanda-tanda kesadaran.

Sebuah bunyi muncul ditengah lengangnya suasana, sebuah batuk hadir secara tiba-tiba. Olive terbatuk!!

Nick bergegas meliht keadaan Olive, sedangkan Carlina maaih menatap kosong dinding dihadapannya, merasa begitu ironis dengan keadaan yang tak jelas.

"Sayang .." ucap Nick berbisik didekat telinga Olive.

"Nii...hck..." kata Olive lemas tanpa membuka matanya. Luka memar terlihat jelas di tangan kanan Olive, Nick mengelusnya dengan hati-hati,  berusaha untuk membuat nyaman Olive walaupun hanya sedikit.


TBC

Maafkan karna baru next lagi,karna author sibuk banget hehe ditambah lagi skrg ada pelajaran tambahan buat persiapan UNBK haduhh😂 mudah mudahan ngerti ya hehe❤

Love Me,HarderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang