Part 23

1.5K 95 15
                                    

Hei, udah berapa lama gak next cerita ini? Masih ada yang nunggu gak?😂😂
Sebelumnya, aku mau ngucapin HAPPY NEW YEAR!! Semoga di tahun 2017 ini, resolusi kalian bisa tercapai yaa!! Aamiin.. Semoga resolusiku juga😂😂

***

Pulang sekolah, Kanaya dikejutkan oleh kedatangan Karika yang tiba-tiba saja memasuki kamarnya tanpa mengetuk pintu seperti biasanya. Kanaya yang baru ingin melepas jilbabnya itu langsung mengurungkan niatnya saat Karika memeluknya secara tiba-tiba.

"Eh? Kenapa?" tanya Kanaya yang masih terkejut. Karena tidak mendapat jawaban, akhirnya Kanaya membalas pelukan kakaknya itu. Yang terkadang menyebalkan.

"Kak? Lo kenapa?" tanya Kanaya sekali lagi, dengan nada lebih lembut dari sebelumnya. Karika terdiam, terdengar menarik nafas dalam sebelum ia berbicara,

"Gue denger semuanya."

"Maksud lo?" Kanaya melepas pelukan Karika, menatap tepat ke manik mata kakaknya itu dengan pandangan tanya.

"Gue denger semuanya," ulang Karika penuh penegasan. Kanaya mengernyitkan kening. Apa yang dimaksud Karika adalah...

"Lo denger apa?" tanya Kanaya lagi, kali ini sarat akan emosi. Dilihatnya Karika tersenyum, sambil memperlihatkan matanya yang terlihat menjelajahi wajah Kanaya.

"Lo sedih gak setelah dia ngomong begitu?" Kanaya menjauh, langsung duduk di pinggir ranjangnya, menatap Karika dengan penuh penegasan.

"Buat apa gue sedih, untuk orang yang sama sekali gak perduli?"

"Kak, gue tau lo denger semuanya. Gue ngerti lo pasti kasian sama gue. Tapi, Kak, gue gak butuh dikasianin. Gue rasa, ucapan Juna ada benernya. Gue harus menjauh, gue harus lupain dia. Sekalipun rasa gue udah menjalar ke cinta," Kanaya menunduk, menghindari tatapan Karika yang saat ini terlihat melemah.

"Tapi dia gak bisa gitu, Nay! Dia udah gituin adek gue! Dia udah nyakitin adek gue!" Karika bersuara, terlihat sekali menahan emosi.

"Ya terus? Kita bisa apa? Maksa dia supaya nerima gue? Enggak kan? Gue gak bisa maksain dia, Kak. Gue tau lo gak suka. Tapi, please.. Biarin dia ngelakuin apapun yang dia suka. Gue udah gak perduli lagi. Lagipula, ada hati yang saat ini harus gue jaga."

"Siapa?" tanya Karika langsung, tanpa tedeng aling. Mendekati Kanaya, langsung duduk di sebelah adiknya itu.

"Kepo," ucap Kanaya yang langsung berdiri, melepas seragamnya satu persatu.

"Astaga.. Siapa gak? Kepo nih gue. Siapa siapa?" Karika mendekat pada Kanaya, merangkul bahu adiknya itu.

"Idih, sok akrab!" ujar Kanaya yang langsung melepaskan rangkulan Karika.

"Naaaaay," Karika merajuk, membuat Kanaya geli sendiri. Akhirnya, Kanaya mengeluarkan ponselnya. Menunjukkan foto Arkana yang entah sejak kapan dia simpan. Karika yang melihatnya tersenyum lebar, sarat akan kebahagiaan.

"Cakep. Kok, dia mau sama lo?"

"Tai. Gini-gini gue baik hati dan tidak sombong. Jadi pasti banyak yang kesemsem sama gue," Kanaya menyombongkan diri, mengibaskan rambutnya yang sebatas punggung.

"Idih. Badai kali lo begitu?" keduanya lalu tertawa bersama. Seperti tak ada Karika yang tadi memeluknya dengan erat.

***

Hari ini, Kanaya bertekad untuk memperbaiki semua kesalahannya pada Arkana. Salahnya, yang sudah mendiamkan Arkana seharian kemarin. Bahkan saat Arkana menggumamkan kalimat yang membuat Kanaya seperti kehilangan oksigen.

Jam istirahat, seperti biasa Kanaya dan ketiga temannya itu pergi ke kantin. Tetapi sebelum keluar kelas, saat anak-anak yang lain sudah berhamburan keluar, Kanaya menghampiri Irsyad yang sedang duduk di bangku tempat Ayu duduk, memainkan ponsel Ayu yang sedari tadi diminta oleh pemiliknya.

Kanaya dan ArkanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang