Belum selesai, setelah aku memberikan kado natal pada Chanyeol. Ia malah mengeluarkan ponselnya dan memintaku duduk dengan nyaman, menarik nafas dan bersiap menjawab pertanyaan-pertanyaan darinya.
"Kau siap?" Serunya dengan wajah menyebalkan.
"Siap apa? Apa yang akan kau lakukan?" Tanyaku bingung.
"Menanyakan beberapa pertanyaan yang sudah ku siapkan?"
"Bo?! Pertanyaan apa? Kau ingin mengintrogasiku?"
"Ya semacam itu! Pertanyaan pertama" serunya kemudian kembali tersenyum menyebalkan padaku.
"Apa aku membuatmu bahagia?" Tanyanya tiba-tiba.
"Pertanyaan macam apa itu?" Aku balik bertanya. Apa ia sedang melalukan survey padaku?
"Jawab saja!" Pintanya.
"Tentu saja. Aku bahagia sejak kau memintaku berkencan denganmu. Aku bahagia kau mengijinkanku bicara banmal padamu sampai saat ini"
"Oke pertanyaan kedua"
What? Aku hanya menjawab namun ia tidak menanggapinya? Sial untuk apa aku menjabarkan panjang lebar jawabanku padanya.
"Bagian dariku yang menurutmu sangat sexi?"
"Suaramu"
"Ya! Beri aku jawaban panjang seperti tadi"
"Shirro! Kau saja tidak menanggapinya"
"Kan aku bertanya padamu. Kau harus menjawabnya dengan sepenuh hati hingga membuatku bahagia" serunya.
"Arasseo! Arasseo! Lanjutkan pertanyaanmu oppa"
"Hal yang paling kau takuti?"
"Ketinggan, anak kucing, anak kelinci. Semua anak dari binatang berbulu dan juga yang Tikus! Aku tidak takut hanya saja aku benci" jawabku cukup panjang itu membuat Chanyeol tersenyum puas.
"Apa Tujuan menanyakan semua ini padaku ?"
"Tentu saja aku ingin tahu dan bersenang-senang dengan mu malam ini love"
"Ish!" Ringisku geli.
"Oke pertanyaan selanjutnya. Bagaimana perasaanmu jika aku mengatakan padamu bahwa aku masih menyimpan perasaan pada mantan kekasihku?"
Kutarik nafas pelan, sial itu bukan lah pertanyaan untuk bersenang-senang pabboya!.
"Lakukan saja. Jika kau masih memiliki perasaan pada mereka mengapa kau memintaku berkencan denganmu?"
"Ey! Kau marah? Ini hanya pertanyaan dan Misalkan love."
"Aku tidak marah!"
"Arasseo. Pertanyaan selanjutnya"
Boya! Ia sukses membuat aku hampir saja kehilangan mood tapi hanya 'arasseo'?.
"Acara TV favoritmu?" Tanyanya. Paba, liat wajahnya saat ini seperti tak ada yang salah dengan pertanyaan sebelumnya.
"Apapun selama kau ada disana" jawabku santai. Pertanyaan Chanyeol benar-benar tak bisa ditebak ada pertanyaan yang terkesan serius dan ada juga pertanyaan yang seadanya. Seperti pertanyaan yang baru saja ia tanyakan ini.
"Ey! Kau menggodaku?" Tanyanya.
"Tidak. Untuk apa?"
"Tapi jawabanmu seolah-olah kau menggodaku" tambahnya lagi. Astagaa sebenarnya apa yang ia inginkan!
"Sudah. Lanjutkan pertanyaanmu oppa!"
"Arasseo.
"Buku atau comic?"
"Both"
"Kisah cinta romantis yang kau dambakan"
"Bergandengan tangan di keramaian. Itu sangat romantis."
"Sabarlah, suatu saat kita akan melakukan hal seperti itu" seru Chanyeol setelah aku menjawab pertanyaannya. "Pertanyaan selanjutnya. Apakah kau sering berdoa? Siapakah yang selalu kau sebutkan dalam doa mu?"
"Kau, eomma-appa. Halmoni dan haraboeji"
"Jinjja? Kau selalu mendoakanku?" Tanyanya tak percaya.
Aku mengangguk yakin. "Selalu"
"Ah mengapa kau membuatku bersalah. Aku jarang sekali berdoa akhir-akhir ini" ungkap Chanyeol jujur.
"Sering-seringlah berdoa oppa"
Chanyeol mengangguk "pasti. Aku masih banyak pertanyaan padamu jadi mari kita bermain cepat"
"Oke" seruku sembari duduk dengan nyaman melipat dua tanganku di dada dan bersandar di punggung sofa.
"Adakah suatu hal yang membuatmu tersenyum secara tiba-tiba? Jika ada apa itu?"
"Ada. Saat melihat foto mu. Fotomu secara langsung membuatku ingat bagaimana raut wajahmu saat cemburu dan itu lucu sekali"
"Ingin sekali aku protes akan jawabanmu kali ini tapi karena kita harus bermain cepat anggap saja itu angin lalu" jawabnya kesal.
Mengapa ia kesal? Dan membuatnya semakin lucu.
"Wae? Itu membuatku bahagia dan selalu tersenyum"
"Ish! Lupakan. Pertanyaan Selanjutnya. Superpower yang ingin kau miliki?"
"Eey tentu saja teleport. Aku bisa kemanapun aku mau bersamamu. Ke tempat dimana seorangpun tak mengenalku lalu kita berkencan sepuasnya bergandengan tangan dan banyak lagi"
Seiring berakhirnya jawabanku chanyeol mendekat lalu memegang tanganku."Begini?" Serunya sembari mengangkat tanganku yang di genggamnya.
"Eung" anggukku senang.
"Rumah impian?" Tanya Chanyeol tanpa melepas tangannya.
"Rumah yang tidak terlalu luas dan memiliki halaman belakang"
"Sesederhana itu?"
"Ya. Sesederhana itu"
"Jjuah! Aku akan membuat rumah seperti itu untuk rumah kita nanti."
Entah, mendengarnya mengatakan 'rumah kita' membuatku bahagia.
"Majimak. Ini pertanyaan terakhirku" ungkapnya lalu menarik nafas. "Apa yang harus ku lakukan agar kau selalu bersamaku?"
Genggaman tangannya semakin terasa erat, kedua matanya fokus pada ku. Ia sepertinya benar-benar menunggu jawabanku kali ini.
"Yang harus kau lakukan adalah jangan pernah mengatakan kata-kata 'mari kita berpisah' padaku. Karena aku tak akan pernah mengatakan hal itu padamu sampai kau mengatakannya lebih dulu"
Chanyeol tersenyum lalu semakin mendekat dan menarikku kedalam pelukannya.
"Yaksokhae" bisiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM . WRITE . FUTURE (CHANYEOL IMAGINE)
Fanfiction⚠The 1'st REALTIME EMAGINE of CHANYEOL & SEHUN⚠ Emagine ga jelas yang buat kamu tahu apa yang dilakukan Chanyeol saat berkencan dengan kekasih rahasianya. ⚠[Sebagian Chapter Diprivate, caranya follow akun ini dulu baru add Ulang Storynya ke Librar...