Entah bagaimana, semakin kesini Chanyeol semakin melankolis. Ia bercerita bahwa ia sedikit cidera dibagian punggung karena terlalu memforsir diri untuk latihan sebelum berangkat keindonesia, bahkan diindonesiapun ia hanya perform dengan duduk disebuah kursi. Sepulangnya, ia tinggal di Dorm. Ia memintaku kesana dengan cara menangis. Entah kenapa.
Ini pertama kalinya, Oh Sehun menyusupkanku masuk kedalam apartemen dimana mereka tinggali sejak lama dan ini pertama kalinya untukku berkunjung. Dulu sekali aku pernah mengantarkan chanyeol hanya sampai persimpangan jalan sebelum apartemen mereka.
"Aku, Chanyeol hyung dan Junmyeon hyung juga Jongin tinggal disini, sisanya dilantai bawah" ungkap Sehun.
"Mengapa?"
"Karena tidak muat. Pakaian chanyeol hyung saja hingga lorong-lorong menuju kamar. Kau akan lihat nanti" katanya sambil terkekeh.
Demi Tuhan, apakah mereka tidak bisa membeli rumah yang cukup besar saja? Setidaknya lebih private dan bisa menampung mereka semua.
"Kami hanya akan tinggal sementara, beberapa tahun lagi kami akan mulai berpisah tinggal ditempat masing-masing. Maka dari itu kami tidak membeli rumah. Lagipula dijaman sekarang ini susah mencari rumah di tengah kota Seoul seperti ini" tambah Sehun, Heol. Dia bisa membaca pikirankah?
Tak lama lift yang kami naikipun sampai, Sehun memintaku keluar lebih dulu lalu kemudian diarahkan menuju pintu apartemen yang benar.
Cukup private, hanya ada 4 pintu disetiap lantainya."Kau pertama kali kesini kan?" Tanya Sehun.
"Tentu saja, jika tidak aku tidak akan butuh bantuanmu mengarahkanku" balasku.
"Ah hahaha" ia tertawa lalu membukan pintu apartemen tersebut.
"Aku pulang! Chanyeol hyung seseorang mencarimu" teriaknya setelah menutup pintu kembali.
"Itu kamar Chanyeol hyung, aku ke kamarku dulu" katanya sambil menunjuk sebuah pintu yang tak jauh.
Akupun mengangguk kemudian berjalan kearah pintu tersebut dan segera mengetuknya. "Oppa?" Panggilku.
"Love? Masuklah"
Akupun memberanikan diri menekan gagang pintu dan berhasil membukanya.
Ia hanya berbaring dengan laptop didepannya. "Game of throne aku baru saja menyelesaikannya" katanya tanpa aku tanya.
"Aku belum sempat menonton" kataku sambil berjalan mendekat dan duduk disampingnya.
Ia kemudian menepuk bagian tempat tidurnya yang kosong agar aku berpindah duduk disana.
"Ayo menonton bersamaku. Aku akan mengulangnya demi kau" katanya sambil senyum.
Sambil berpindah akupun bertanya. "Jadi mengapa kau menangis ditelepon tadi, hingga membuatku panik dan meninggalkan kelasku?"
"Igeo" ia menunjuk sesuatu diatas nakas disamping tempat tidurnya, tepat disebelahku.
"Tolong pasangkan itu dipunggungku" katanya.
Sebuah plaster panas yang biasa digunakan untuk mengatasi pegal dan nyeri otot berada disana, aku memutar bola mataku terkejut.
"Oppa, kan kau bisa meminta mamber yang lain memasangkannya untukmu" kataku namun tetap mengambil plaster superbesar tersebut.
Sambil membuka bajunya Chanyeolpun bangun dari posisinya, dan kemudian duduk membelakangiku. "Tak ada seorangpun, Sehun baru saja kembali. Junmyeon hyung pulang kerumahnya, kai juga sama" balasnya.
Punggungnya begitu tegap, jangan tanya otot-otot dadanya yang sempat kulihat sebelum ia dengan cepat memutar badannya membelakangiku tadi. Darahku berdesir tanpa mengenal permisi. Mengapa Chanyeol begitu tampan jika dalam keadaan setengah telanjang begini?
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM . WRITE . FUTURE (CHANYEOL IMAGINE)
Fanfiction⚠The 1'st REALTIME EMAGINE of CHANYEOL & SEHUN⚠ Emagine ga jelas yang buat kamu tahu apa yang dilakukan Chanyeol saat berkencan dengan kekasih rahasianya. ⚠[Sebagian Chapter Diprivate, caranya follow akun ini dulu baru add Ulang Storynya ke Librar...