I Miss You , You Know

1.7K 223 41
                                    

Dalam keadaan terkejut aku segera melepas pekerjaanku lalu berlari kearah pintu untuk segera membukakan pintu untuk Chanyeol

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalam keadaan terkejut aku segera melepas pekerjaanku lalu berlari kearah pintu untuk segera membukakan pintu untuk Chanyeol.

Apa yang ia lakukan? Bahkan ia sama sekali tidak menghubungiku sebelumnya untuk mengatakan bahwa ia akan datang berkunjung malam ini.

"Ada seseorang di lift!"

"Eottokhae araseo?"

"Aku lebih cepat masuk lift sebelum orang itu , aku harus cepat-cepat agar tak ketahuan. Jadi aku meninggalkannya."

"Ish! Park Chanyeol! Belum tentu ia juga akan ke lantai yang sama sepertimu! Ish!"

Dengan wajah polosnya ia pun menatapku dengan pandangan tak ku mengerti , lalu menggaruk-garuk tengkuk kepalanya.

"Benar juga" ringisnya kemudian tersenyum bingung.

Aku hanya menggeleng terhadapnya kemudian segera kembali kee posisiku di depan meja sofa untuk melanjutkan pekerjaanku. Chanyeolpun mengikutiku dari belakang.

Sebelum duduk akupun segera berbalik kearahnya , Chanyeol yang hampir saja duduk di sofa yang tepat berada di belakangkupun seketika terdiam menatapku penuh tanya.

Dengan cepat akupun segera memeluk tubuh jangkungnya dengan erat , entah mengapa air mataku mengalir deras yang otomatis membuatku tersedu.

"Waegeurae?" Seru Chanyeol sembari membalas memelukku.

Aku tak menjawab hanya terus menangis dan terus memeluknya lebih erat.

"Ya , uljima" tambahnya , namun aku sama sekali mdnghiraukannya dan terus menangis. Alhasil Chanyeol hanya menungguku hingga berhenti menangis dan melepaskan pelukanku.

"Waegeurae?" Tanya Chanyeol setelah aku tenang kembali dan duduk di atas sofa secara berdampingan.

"Keunnyang"

"Keunnyang Wae? Kau membuat ku khawatir! Apa ada sesuatu yang terjadi di tempat kerjamu? Atau apa ada yang mengganggumu?" Tanya Chanyeol tanpa memberiku kesempatan untuk menyelah.

"Mianhe , keunnyang"

"Waeee~?"

"Nan bogoshipta" ungkapku kemudian kembali memeluk Chanyeol di sampingku. Wajahku sepenuhnya ku benamkan di depan dada bidangnya.

"Mani" tambahku disusul tawa kecil Chanyeol yang kemudian membalas pelukanku.

"Nado! Tapi mangapa kau sampai menangis seperti ini?"

"Molla , aku harus bagaimana?" Jawabku tengah terisak.

"Kiyowo , sekarang aku sudah berada disini kau masih merindukanku?"

Tanpa melepas pelukanku tanpa mengangkat wajahku dari dadanya aku mengangguk.

"Aku masih merindukanmu"

"Arasseo , jadi apa yang bisa ku lakukan?"

"Tetaplah seperti ini , dan peluk aku"

Chanyeol hanya tertawa lalu memelukku lebih erat , sesekali ia mengecup puncak kepalaku.

Setelah lama terdiam , akupun merenggangkan pelukanku pada Chanyeol.

"Bagaimana comeback mu?" Aku membuka percakapan.

"Lancar , tapi aku sedikit lelah" jawabnya sembari menidurkan kepalanya diatas pangkuanku sambil menutup kedua matanya.

Aku amat tahu bagaimana keadaaannya saat ini , sayup matanya yang menghitam , wajahnya meredup bekas lelah , bibirnya yang sedikit bergetar. Ia sangat lelah , tapi mengapa ia memaksakan diri untuk datang menemuiku malam ini?.

"Kau tak ada schedule untuk besok bukan?" Tanyaku padanya , aku tahu ia hanya menutup matanya tidak berniat untuk tidur.

"Ada , Inkigayo"

Aku hanya menggeleng pelan mendengar jawabnnya , aku akan mentoleransi keadaannya saat ini. Aku tak akan bertanya banyak , hanya akan menambah beban dan kelelahannya.

Dengan tetap menjaga kepala dan tubuhnya tetap nyaman akupun berusaha tak bergerak sedikitpun , hanya tanganku yang sibuk menyibak rambutnya mengacak-ngacaknya seperti biasa.

Satu hal yang berhasil tertangkap dalam rabaan tangan juga tatapan mataku. Rambut merah raspbery milik Chanyeol merontok , menyisahkan tanda pitak yang cukup terlihat.

sekali lagi aku menangis dalam diam tanpa mengganggunya yang sedang berusaha untuk istirahat, bagaimana ini ? Apa yang harus aku lakukan? Apa yang terjadi padanya? Bagaimana ini bisa terjadi padanya?.

"Waegeurae?"

Aku terkejut saat Chanyeol tiba-tiba bersuara lalu segera bangkit dari posisinya. Ia mendapatiku kembali menangis.

Tanpa ba-bi-bu akupun segera memeluknya kembali.

"Waegeurae? Mengapa kau banyak menangis malam ini?"

"...."

"Yaaaa~ waegeurae jinjja?"

"Eottokhaee?" tanyaku bergetar...

"Wae?"

"Mengapa kau menjadi seperti ini?"

"Menjadi seperti apa ? Apa maksudmu?"

"Kumohon , istirahatlah." Akupun melepas pelukanku padanya.

"Aku tak akan memintamu untuk menemuiku sampai kau benar-benar istirahat. Aku tidak akan keberatan dengan hal itu , ku mohon perhatikan kesehatanmu park Chanyeol! Lihat matamu , make upmu benar-benar menutupi garis hitam ini , lihat wajahmu benar-benar redup , dan lihat bibirmu , kau bergetar. Kau sangat lelah park Chanyeol! Kau sangat lelah! Maka berhenti untuk melakukan sesuatu yang membuang banyak energimu ! Kumohon!"

Chanyeol tak bergeming , ia hanya menatapku dalam diam , menungguku hingga selesai berbicara dalam isak.

"Mianhe"

"Mengapa kau minta maaf? Yang harus kau lakukan hanya istirahat , kumohon"

chanyeol pun tersenyum kecil lalu mengangguk tanda setuju dengan keinginanku.

"Baiklah aku akan istirahat" ungkapnya lalu menarik tengkuk kepalaku dan membawaku kedalam dekapannya.

"Gomawo , sudah benar-benar mengkhawatirkanku"

....

haihaiihaiiii~
Pendek sih tapi lumayanlah buat ngobatin kangen kalian sama DWF+Aku(?) Lol
Ini bukan lanjutan chapter sebelumnya yaa 😉
ditunggu aja lanjutan Chapter sebelumnya dalam beberapa bulan kemudian ~ 😂😂

Oh iya , mulai skrg. Aku gabutuh vote kalian ! Yang aku butuhin tuh komentar , baik-buruknya terserah kalianlah 😂 setidaknya komentar lebih menarik minat nulis aku daripada vote yang 'yaa asal tekan bintang aja' , lain bgt sama komen kalo komen kan kalian benar-benar ada niat buat ngasih feedback di tulisan2 aku ini.
ingat melakukan hal yang baik di bulan piasa itu pahalanya berlipat2.
Menyenangkan hati aku dengan komen juga salah satu hal yang baik loh
Haha

DREAM . WRITE . FUTURE (CHANYEOL IMAGINE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang