"You aren't kill her are you?"
-○-
"Jiyeon-ah, istirahat ke kantin?" Jiyeon mengangguk pada pria di sebelahnya.
"Nanti tunggu sebentar ya? Aku harus menyelesaikan ini sedikit lagi."
"Biar kubantu." Jiyeon pun menggeser kursinya mendekat pada pria di sebelahnya, Rowoon. Jiyeon menjelaskan dengan sabar pada Rowoon, namun yang dijelaskan bahkan tak bisa fokus dengan bukunya, melainkan wajah Jiyeon menjadi fokus utamanya.
"Rowoon?" Jiyeon melambaikan tanganya di hadapan Rowoon, berusaha untuk menyadarkan Rowoon dari lamunannya. Pria dengan rambut hitam itu hanya tersenyum kikuk setelah didapati melamun tak jelas di hadapan Jiyeon.
"Istirahat sudah dimulai beberapa detik yang lalu. Nanti akan ku jelaskan lagi, ayo ke kantin," ajak Jiyeon. Rowoon kemudian berdiri dan berjalan beriringan dengan Jiyeon.
-○-
"Kalian lihat itu? Mereka sudah sangat dekat, seperti ada rasa lebih dari teman yang membuat mereka tak ingin jauh dari satu sama lain. Aku di kelas seperti orang bodoh." Moonbin, Rocky, dan Jungmin kini berada di sebuah meja di tengah kantin. Mereka membicarakan hubungan Jiyeon dan Rowoon yang sudah seperti sepasang kekasih.
"Lalu kapan ia akan pindah ke rumahmu? 2 bulan kau biarkan dia tinggal di rumahku, dia bahkan masih canggung denganku. Sepertinya segala pendekatan yang kulakukan sia-sia karena dia sendiri tidak mau membuka hati untukku." Moonbin tak hentinya menggerutu pada dua bocah di hadapannya. Sedangkan Rocky dan Jungmin hanya diam mendengarkan segala keluh kesah Moonbin.
"Begini ya," Jungmin membuka suara, "Kau tahu, sebenarnya kamar Jiyeon sudah lebih dari kata siap. Sangat siap. Namun yang kulakukan ini semata-mata untuk menghancurkan tembok diantara kalian berdua. Toh, kalian juga harus terus bersama suatu saat nanti."
"Sikapnya kepadaku 180 derajat berbeda dari Rowoon. Ia sangat hangat dan manis di hadapan Rowoon. Sedangkan dihadapanku, cuek bahkan tak peduli jika rumahku kebakaran." Lagi, Moonbin terus mengeluh tentang sikap Jiyeon terhadapnya.
Tak terasa, bel tanda berakhirnya jam istirahat telah berbunyi. Kini saatnya kelas Red Ruby untuk melakukan latihan bela diri di lapangan hijau terbuka. Mereka yang sudah mulai mengendalikan pengeluaran manna yang dihasilkan, sedikit demi sedikit dari mereka sudah mulai mengkombinasikan sihir dan bela diri.
Manna
(n) Sebuah energi yang berada dalam diri tiap warga. Energi itu berfungsi sebagai bahan bakar penghasil sihir yang dirapalkan. Jika kehabisan pasokan manna, maka tubuh memiliki potensi untuk meninggal dunia. Secara, manna adalah bagian sepenting cairan dan oksigen dalam tubuh.
Jiyeon tanpa sadar mencoba sebuah mantra yang menghabiskan cukup banyak manna dalam sekali pakai. Jiyeon yang terus gagal dalam mengeluarkan sihirnya, ia mencoba terus menerus tanpa menghiraukan kadar manna dalam tubuhnya. Gadis dengan ambisi yang sedang terbakar itu tidak merasakan betapa lelah tubuhnya.
Jungmin yang sedang berjalan menuju perpustakaan, melihat Jiyeon yang mulai pucat dan terus mencoba sihirnya. Jungmin memutuskan untuk berhenti dan mengawasi Jiyeon dari jauh. Tak selang 1 menit Jiyeon telah kehilangan kesadarannya. Beruntung, Rowoon yang berada 5 meter di dekatnya berhasil menangkap tubuh Jiyeon yang hampir menyentuh tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guardian [ASTRO X SF9]
Fanfiction-Seorang wanita yang tiba-tiba hadir mengejutkan 3 kerajaan. Apakah kehadirannya akan membantu atau justru menghancurkan salah satu kerajaan?- Cast : Moonbin (Astro) Rowoon (SF9) Inseong (SF9) Cha Eunwoo (Astro) Rocky (Astro) Song Jiyeon (OC) Cha Ju...