Sheet 7

106 16 1
                                    

Jungmin POV

Apa Jiyeon sudah siap? Apa yang harus kulakukan? Bagaimana jika emosiku tak bisa ku kendalikan? Bagaimana jika dugaanku selama ini benar?

Ugh sial. Aku tidak suka dengan semua hal ini. Serangan pertama dari Inseong, selanjutnya akan ada serangan lagi. Kekuatannya sama besar, lalu siapa yang akan ia serang? Ah bagaimana aku bisa seyakin ini jika serangan selanjutnya adalah milik inseong?

Masih ada kemungkinan lain, Kelsieous juga memiliki kemungkinan menyerang kami. Ah sial, mereka tak terkalahkan.

"Jungmin," pria itu membangunkanku dari lamunanku, "Bagaimana keadaan desa itu?"

"Kacau. Inseong berulah."

"Pantas tadi dia tidak ada di sekolah."

"Rocky, keadaan Jiyeon, Moonbin, Rowoon bagaimana?"

"Seperti yang kau tau, Jiyeon dan Moonbin sudah mulai dekat. Karena mereka berdua dekat, Jiyeon menjadi agak jauh dengan Rowoon."

"Baguslah kalau begitu."

"Hei, aku belum selesai berbicara. Tapi Rowoon mulai mendekati Jiyeon lagi. Dan sepertinya akan terjadi persaingan untuk mendekati Jiyeon."

"Kim Rowoon, ingin kubunuh dia tapi aku masih butuh dia."

"Kau membutuhkannya? Untuk apa?"

"Untuk sebuah rencana cadangan nanti."

"Kau positif sekali akan perang hm?"

"Lebih dari kata positif. Aku sudah tau apa yang Inseong rencanakan. Dia terlalu gegabah."

Keadaan menjadi hening sejenak.

"Jiyeon dimana?" Aku baru sadar jika Jiyeon belum hadir di tempat ini.

"Sedang bersama Rowoon."

"Berdua?!" Dia hanya mengangguk. Ah, Bin cari mati atau bagaimana?

"Aku harus mencari Jiyeon."

"Dia ada di belakang sekolah."

"Heh, kalau kau sudah tau, kenapa dia tidak kau bawa pulang saja? Belakang sekolah itu sepi. Jika Jiyeon di apa-apakan oleh Rowoon dan kawannya, kita dibantai oleh ayah."

"Aku yakin Bin akan mengawasi mereka dari jauh." Tak lama setelah Rocky berbicara, Bin masuk dengan wajah lelahnya.

Wajah Rocky mulai panik saat melihat Bin pulang sendirian tanpa Jiyeon.

"Ya! Jiyeon tidak kau awasi?" Rocky berteriak pada Moonbin.

"Jiyeon? Sudah ada Rowoon kan?"

"Baboya ...."

"Aku akan pergi ke sana dan menarik Jiyeon pulang." Aku bangkit dari dudukku lalu melangkah menuju pintu besar di ujung ruangan.

"Kau pergi sendiri?" Aku mengangguk mantap pada Rocky.

"Nyalimu besar juga untuk seseorang dengan ancaman kematian yang besar keluar di saat senja sendirian." Aku tau Moonbin mencibirku. Tapi salahnya sendiri meninggalkan Jiyeon sendirian, berdua dengan Rowoon.

Guardian [ASTRO X SF9]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang