Bab 5 - Namjoon

2.1K 230 8
                                    


Jentikan jari Namjoon berhasil mengembalikan Rose dari lamunannya. Hari sudah malam saat Rose dan Chanyeol pulang. Setelah kejadian tadi siang, situasi Rose, Chanyeol dan Jihyo tiba-tiba menjadi canggung. Double date pun batal, mereka segera kembali ke tempat service handphone untuk menunggu sampai selesai diperbaiki.

Begitu selesai Jimin memutuskan untuk mengantar Jihyo pulang. Mereka berempat berpisah pemberhentian bus, selama perjalanan pulang Chanyeol bicara pada Rose tapi anehnya, Rose sama sekali tidak ingat apa yang dikatakan Chanyeol itu.

Namjoon mengambil segelas air untuk diberikan pada Rose. "Minumlah." Katanya perhatian.

Namjoon adalah kakak sepupu Rose yang sejak kecil sudah dirawat orang tua Rose. Orang tua Namjoon sendiri sudah meninggal karena kecelakaan pesawat saat Namjoon masih berusia tiga tahun, keduanya sangat dekat sejak kecil dan Rose sudah menganggap Namjoon seperti kakak kandungnya sendiri. Saat SD sampai SMP Namjoon masih tinggal bersama orang tua Rose, tapi begitu masuk SMU ia memutuskan untuk tinggal sendiri dengan uangnya hasil pekerjaannya sebagai DJ di club milik kakak Jimin.

Itu bukanlah pekerjaan biasa untuk siswa sekolah seperti Namjoon, dan orang tua Rose sebagai walinya mengetahui hal itu, tapi tidak mempermasalahkannya. Kedua orang tua Rose adalah orang tua paling toleransi di dunia, tidak banyak hal yang dilarang oleh orang tua Rose kecuali menghancurkan koleksi mereka. Semua rancangan gaun pengantin yang ada dibutiknya, untuk ibu Rose dan untuk ayah Rose, semua koleksi wardrop rancangan desainer ternama dunia yang ada di rumah peristirahatan keluarga mereka di Busan.

Rose masih belum menyentuh air yang diberikan Namjoon, setelah ganti baju saat pulang tadi, Rose terus diam di ruang tamunya sambil duduk memeluk kedua kaki diatas sofa panjang antik kesayangan ayahnya. Ayahnya sangat melarang siapapun menginjak sofa itu dengan telapak kaki. Tapi Rose sedang melakukannya sekarang dan itu sudah berlangsung hampir dua jam sebelum Namjoon tiba.

Pandangan Rose masih kosong, menatap lurus kedepan tapi entah apa yang dilihatnya.

Tujuan Namjoon datang ke rumah Rose adalah untuk mengambil beberapa koleksi piringan hitamnya, yang masih ada di ruang kerja ayah Rose. Itu adalah hal berharga kedua milik Namjoon setelah Rose dan keluarganya.

Melihat keadaan Rose, Namjoon lupa tujuannya dan terus berusaha mengajak Rose berbicara. Keadaan Rose yang seperti ini hanya terjadi jika terjadi sesuatu pada Chanyeol, kadang itu membuat Namjoon cukup kesal. Bukan berarti Namjoon iri dengan perhatian berlebihan yang ditujukan Rose pada Chanyeol, tapi menurut Namjoon kadang Rose melupakan hal penting dari Chanyeol.

Chanyeol butuh waktu untuk dirinya sendiri. Itulah yang dipikirkan Namjoon. Saat masih SMP dulu Namjoon sempat beberapa kali tahu kalau Chanyeol sengaja berbohong pada Rose agar tidak selalu mengikutinya, karena Chanyeol ingin bermain dengan teman-temannya. Teman-temannya yang bukan teman Rose, teman-teman yang sepertinya bisa mengerti Chanyeol dan hal yang disukainya.

Sempat beberapa kali Namjoon mengingatkan Rose, tapi itu semua sia-sia. Rose tidak pernah mendengarkannya. Rose hanya tahu kalau ia harus terus ada bersama Chanyeol sampai hari pernikahan mereka tiba nanti. Bahkan terakhir kali Namjoon menemani Rose belanja, ia mengajak Namjoon ke Wedding Organizer. Itu sangat berlebihan pikir Namjoon.

"Jimin sudah menceritakan yang terjadi tadi siang" kata Namjoon akhirnya. Setelah gagal mencoba kata-kata halus sebelumnya. Rose adalah gadis yang kadang keras kepala dan hanya kata-kata langsung (maksudnya tidak basa-basi) yang bisa menyadarkannya.

Saat itu juga Rose langsung menatap Namjoon dengan tatapan lirih. "Oppa~" katanya.

"Apa kau sudah bicara padanya?" tanya Namjoon.

Rose menggelengkan kepalanya.

"Tapi tadi kau pulang bersamanya kan?"

"Chanyeol bicara tapi aku sama sekali tidak mendengar bahkan ingat apa yang dikatakannya" jawab Rose cemas, mulai merasa bersalah karena ia tidak berusaha mendengarkan penjelasan Chanyeol sebelumnya.

Namjoon mengambil sebelah tangan Rose untuk diusapnya lembut. "Aku akan bicara pada Chanyeol, lebih baik kau tidur saja. Aku juga akan menginap disini malam ini." kata Namjoon lembut.

"Tidak, aku yang harus bicara pada Chanyeol. Aku salah karena aku tidak-"

Namjoon memegang tangan Rose lebih erat, menghentikan perkataan Rose. "Tidak! Kali ini aku tidak akan membiarkanmu keras kepala. Aku yang akan bicara pada Chanyeol, dan setelah itu baru kau boleh bicara padanya." Namjoon tegas.

"Aku-"

"Kumohon" pinta Namjoon, kali ini lebih lembut.

Rose mengangguk ragu kemudian tertunduk sedih.

"Thank you, Rose" Namjoon mendekat pada Rose, kemudian mengecup dahinya. "Tidurlah" katanya lagi.

Rose berusaha tersenyum kemudian beranjak pergi menuju kamarnya.

Namjoon menunggu beberapa menit, kemudian memeriksa kamar Rose. Meyakinkan kalau Rose benar-benar sudah tidur. Saat mendekat pada tempat tidur Rose, Namjoon melihat wajah Rose basah. Ia sadar setelah masuk ke dalam kamar tadi ternyata Rose pasti menangis dan akhirnya tertidur.

"Kau pantas mendapatkan yang lebih baik darinya" gumam Namjoon, setelah merapikan posisi selimut Rose.

* * *

Ting...tong...ting...tong...ting....tong....

Namjoon memencet bel rumah Chanyeol dengan tidak sabar. Tidak lama Chanyeol membuka pintu dan membiarkan Namjoon mendorongnya dengan kasar, kemudian menarik keras seragam yang belum Chanyeol ganti sejak pulang. "H-hyung?!" Chanyeol terkejut.

"Kalau kau sudah tidak ingin bersama dengannya, lebih baik kau katakan langsung padanya." desis Namjoon marah.

"A-apa maksudmu, hyung? Aku tidak mengerti-"

"Kau mengerti maksud perkataanku!" Namjoon tidak membiarkan Chanyeol bicara. "Aku tahu kau bersama gadis lain selain Rose," lanjut Namjoon masih mendapat Chanyeol dengan penuh kebencian.


continued....

semoga pada suka^^

ditunggu kritik, saran & votenya^^

You & Me / Her!? (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang