Bab 11 - I'm Not Wrong, right?

2K 198 6
                                    


Ia sama sekali tidak bermaksud bertingkah berlebihan. Ia hanya merasa sesak dengan semua situasi yang memaksanya harus terus tersenyum palsu dihadapan semua orang.

Setelah sampai rumah besar serba putih miliknya, Jihyo merebahkan diri di sofa ruang tamu. Memandangi lampu mewah yang dipasang ditengah ruangan, terlalu besar dan mencolok menurut Jihyo. Ia harus segera menggantinya secepat mungkin. Bahkan Chanyeol pernah berkomentar sama seperti yang selalu Jihyo pikirkan saat melihat lampu itu. Terlalu mewah dan berlebihan, diruangan yang memiliki langit-langit pendek seperti ruang tamunya.

Mungkin itu perumpaan yang cocok Chanyeol, mengenai arti Rose baginya, pikir Jihyo. Rose terlalu bersinar dan tidak mungkin hanya menjadi milik Chanyeol.

Itu jugalah yang selalu dirasakan Jihyo setelah kedua orang tuanya bercerai dan menikah lagi, kemudian memiliki keluarga masing-masing. Sempat Jihyo tinggal dengan keluarga baru kedua orang tuanya itu. Tapi itu sama sekali berbeda. Ayahnya sudah tidak seperti ayahnya lagi, ia sudah jadi ayah adik tirinya dan suami wanita yang merebut ayahnya dari ibunya. Sedangkan ibunya terlalu bahagia bersama kekasih mudanya, yang rela melakukan apapun untuk ibunya. Walaupun tidak menikah tapi keduanya begitu bahagia. Dia juga sudah bukan ibunya yang dulu lagi.

Kedua orang tuanya sudah memiliki kebahagiaannya masing-masing, kebahagiaan yang terasa terlalu berlebihan dan indah bagi Jihyo yang hanya ingin bersama ayah dan ibunya yang dulu lagi. Maka dari itu Jihyo putuskan untuk tetap tinggal di Korea sendirian.

Sampai akhirnya ia bertemu dengan Chanyeol. Orang yang merasakan hal yang sama dengan yang dirasakannya selama hampir empat tahun sejak Jihyo lulus SD.

Jihyo dipaksa untuk tetap terlihat tegar dihadapan siapapun, dan dia berhasil membangun gambaran gadis lembut yang kuat untuk dirinya sendiri. Sedangkan Chanyeol dipaksa bergaul dengan orang-orang baik yang Chanyeol sendiri sebenarnya tidak merasa nyaman bersamanya, terutama Rose.

"Aku tidak salahkan?" kata Jihyo sendiri, entah pada siapa di rumahnya yang sepi itu. "Aku hanya ingin membuatmu merasa nyaman Chan-ah~ dan kau....kau yang membuatku jadi terlalu menginginkanmu seperti sekarang." Jihyo mengangkat sebelah tangan kanannya ke udara kosong.

* * *

Rose putuskan untuk tidak pulang dan menginap di apartemen tempat tinggal Hani dan keluarganya. Saat Rose dan Jimin tiba, Junsu dan Hani sudah di rumah bersama Manse yang sudah tertidur pulas dalam pelukan ayahnya.

"Maafkan aku, eonni. Aku-"

Hani memegang tangan Rose kuat. "Kau bisa menginap disini kapapun." Katanya lembut.

"Hyung-" baru saja Jimin akan bicara pada Junsu, tapi Junsu pun memegang pundak Jimin. Kemudian bangkit untuk menidurkan Manse dikamarnya.

"Bicaralah dengan kakakmu dulu." Katanya sebelum pergi.

"Terima kasih hyung" seru Jimin.

"SSSTTT...." Hani mendesis, kesal pada Jimin. "....apa kau lupa sangat sulit menidurkan Manse? Kalau kau bicara keras begitu. Bagaimana kalau dia bangun lagi?" Hani memperingatkan Jimin, walaupun itu bukan yang pertama tapi Jimin selalu saja melupakan hal-hal penting seperti itu.

"Maaf" Jimin membungkuk sopan, kemudian duduk disofa yang bersebrangan dengan Rose dan Hani.

Hani mengelus-elus tangan Rose. Hani sudah mendapat cerita lengkap mengenai hal yang sedang menimpa Rose dan Chanyeol dari Namjoon dan Jooheon sebelum pulang dari Klub tengah malam tadi. "Matamu sampai sembab begini" Hani mengelus pipi Rose lembut.

You & Me / Her!? (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang